18 tercukupinya permodalan bank, maka bank tersebut dapat menjalankan operasinya
dengan efisien. Saat bank dikatakan efisien dalam menjalankan operasinya, maka dapat disimpulkan bahwa bank tersebut mempunyai kinerja yang bagus, sehingga
potensi untuk mengalami kerugian dapat diminimalisir. Dengan semakin kecil kerugian yang dialami, maka dapat dipastikan laba yang diperoleh bank tersebut
semakin meningkat. Menurut Rivai et al. 2013: 472 menghitung kecukupan modal Capital Adequacy Ratio dengan rumus sebagai berikut:
2.3 Likuiditas
2.3.1 Pengertian Likuiditas
Likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Menurut Rivai et.al. 2013: 145 likuiditas adalah kemampuan
manajemen bank dalam menyediakan dana yang cukup untuk memenuhi kewajibannya setiap saat. Pentingnya bank mengelola likuiditas secara baik
terutama ditujukan untuk memperkecil risiko likuiditas yang disebabkan oleh adanya kekurangan. Dalam mengelola likuiditas, selalu akan terjadi benturan
kepentingan antara keputusan untuk menjaga likuiditas dan meningkatkan pendapatan.
Bank yang selalu berhati-hati dalam menjaga likuiditasnya akan cenderung memelihara alat likuid yang relatif besar dari yang diperlukannya dengan maksud
untuk menghindari kesulitan likuiditas. Namun, disisi lain bank juga diharapkan pada biaya besar berkaitan dengan pemeliharaan alat likuid yang berlebihan. Oleh
Universitas Sumatera Utara
19 karena itu, dalam manajemen likuiditas perlu adanya keseimbangan antara dua
kepentingan tersebut. Menurut Rivai dkk. 2013: 482 menyatakan bahwa likuiditas untuk memastikan dilaksanakannya manajemen aset dan kewajiban
dalam menentukan dan menyediakan likuiditas yang cukup. Selanjutnya, Rivai et.al 2013: 482 menyatakan bahwa penilaian likuiditas merupakan penilaian
terhadap kemampuan bank untuk memelihara dan memenuhi kebutuhan likuiditas yang memadai dan kecukupan manajemen risiko likuiditas. Bank dikatakan
likuid apabila mempunyai alat pembayaran berupa harga lancar lebih besar dibandingkan dengan seluruh kewajibannya.
2.3.2 Rasio Likuiditas
Salah satu rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat likuiditas perusahaan perbankan adalah Loan to Deposit Ratio LDR. Loan to Deposit
Ratio LDR merupakan salah satu rasio likuiditas. Rasio tersebut dipergunakan untuk melihat kemampuan bank dalam memenuhi tingkat kredit yang diminta
dengan menggunakan dana pihak ketiga yang tertanam di bank tersebut. Menurut Rivai et.al. 2013: 484 menyatakan bahwa Loan to Deposit
Ratio LDR adalah rasio yang mengukur perbandingan jumlah kredit yang diberikan bank dengan dana yang diterima oleh bank, yang menggambarkan
kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana oleh deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya. Oleh karena
itu, semakin tinggi rasionya memberikan indikasi rendahnya kemampuan likuiditas bank tersebut, hal ini sebagai akibat jumlah dana yang diperlukan untuk
membiayai kredit menjadi semakin besar.
Universitas Sumatera Utara
20 Dendawijaya 2009: 257 menyatakan bahwa Loan to Deposit Ratio
LDR adalah rasio antara seluruh jumlah kredit yang diberikan bank dengan dana yang diterima oleh bank. Rasio LDR dapat dihitung dengan menggunakan
perbandingan antara total kredit yang diberikan dengan dana pihak ketiga. Kredit yang diberikan tersebut tidak termasuk kredit yang diberikan terhadap bank lain.
Dan dana pihak ketiga disini mencakup giro, tabungan dan deposito. Rasio ini dimaksudkan untuk mengukur seberapa besar pendanaan pinjaman yang yang
diberikan oleh bank yang bersumber dari pihak ketiga Rivai et.al. 2013: 484 menyatakan bahwa Loan to Deposit Ratio LDR
dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Kredit merupakan total kredit yang diberikan kepada pihak ketiga tidak termasuk kredit yang diberikan kepada bank lain. Dana pihak ketiga mencakup
giro, tabungan, deposito, tidak termasuk antar bank. Menurut Peraturan Bank Indonesia Nomor 1015PBI2008 ketentuan dalam tata cara penilaian tingkat
kesehatan sebagai berikut: 1. Untuk rasio LDR sebesar 110 atau lebih diberi nilai kredit 0, artinya
likuiditas bank tersebut dinilai tidak sehat. 2. Untuk rasio LDR dibawah 110 diberi nilai kredit 100, artinya likuiditas
bank tersebut dinilai sehat. . Rasio ini menjadi sangat penting karena juga menggambarkan intensitas
fungsi intermediary bank dalam menyalurkan kredit kepada masyarakat debitur.
Universitas Sumatera Utara
21
2.3.3 Tujuan dan Manfaat Rasio Likuiditas