66 tertarik untuk membeli saham perusahaan dengan harapan mendapat return yang
tinggi dari investasi yang ditanamkannya. Menurut Fahmi 2012: 98 Return on asset sering juga disebut sebagai
return on investment, karena Return on Assets ini melihat sejauh mana investasi yang telah ditanamkan mampu memberikan pengembalian keuntungan sesuai
dengan yang diharapkan dan investasi tersebut sebenarnya sama dengan aset perusahaan yang ditanamkan atau ditempatkan.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Amanto 2013 yang menyatakan bahwa Return on Assets berpengaruh signifikan terhadap
harga saham. Demikian juga dengan penelitian yang dilakukan oleh Husaini 2012 yang menyatakan bahwa Return on Assets berpengaruh signifikan terhadap
harga saham.
4.3.2 Pengaruh Capital Adequacy Ratio Terhadap Harga Saham
Hasil pengujian secara parsial menunjukkan bahwa Capital Adequacy Ratio berpengaruh positif tidak signifikan terhadap harga saham. Capital
Adequacy Ratio memiliki nilai koefisien yang bernilai positif, namun tingkat signifikansinya 0,05 sehingga meskipun Capital Adequacy Ratio bernilai positif,
namun tidak signifikan terhadap harga saham. Capital Adequacy Ratio merupakan rasio kecukupan modal yang
menunjukkan kemampuan bank dalam mempertahankan modal yang mencukupi dan kemampuan manajemen bank dalam mengidentifikasi, mengukur, mengawasi
dan mengontrol risiko-risiko yang timbul yang dapat berpengaruh terhadap
Universitas Sumatera Utara
67 kinerja suatu bank dalam menghasilkan keuntungan, dan menjaga besarnya modal
yang dimiliki. Secara keseluruhan, tingkat kecukupan modal bank pada periode 2010-
2014 berada diatas 8 dengan nilai rata-rata sebesar 16,43. Capital Adequacy Ratio bernilai positif namun tidak signifikan umumnya karena tinggi atau
rendahnya tingkat kecukupan modal tidak secara langsung mampu meningkatkan harga saham. Hal ini karena meskipun bank mampu memenuhi tingkat
kecukupan modal minimum yang ditetapkan Bank Indonesia, namun belum tentu mampu meningkatkan tingkat keuntungan bank secara langsung. Sehingga tingkat
Capital Adequacy Ratio belum tentu mampu menarik minat investor untuk membeli saham perusahaan.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Anisma 2012 yang menyatakan bahwa Capital Adequacy Ratio tidak berpengaruh
signifikan terhadap harga saham. Selanjutnya penelitian Sari 2013 juga menyatakan bahwa Capital Adequacy Ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap
harga saham.
4.3.3 Pengaruh Loan to Deposit Ratio Terhadap Harga Saham
Hasil pengujian secara parsial menunjukkan bahwa Loan to Deposit Ratio LDR memiliki nilai koefisien yang bernilai positif atau searah dengan harga
saham. Namun meskipun koefisien Loan to Deposit Ratio bernilai positif, tingkat signifikansinya 0,05 dengan demikian, secara parsial Loan to Deposit Ratio
berpengaruh positif tidak signfikan terhadap Harga Saham pada perusahaan perbankan di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2014.
Universitas Sumatera Utara
68 Loan to Deposit Ratio menunjukkan perbandingan antara jumlah kredit
yang diberikan dengan Dana Pihak Ketiga, jika Loan to Deposit Ratio terlalu tinggi hingga diatas 100 maka likuiditas bank dinyatakan tidak sehat, namun
sebaliknya, jika Loan to Deposit Ratio terlalu rendah menunjukkan bahwa bank kurang optimal dalam menjalankan perannya sebagai lembaga itermediasi antara
pihak yang kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana sehingga Loan to Deposit Ratio harus berada diangka ideal agar likuiditas tetap terjaga dan
penyaluran kredit juga optimal. Loan to Deposit Ratio bernilai positf namun tidak signifikan karena Loan
to Deposit Ratio pada beberapa perusahaan perbankan di Bursa Efek Indonesia cukup tinggi hingga 118 namun sebagian bank memiliki tingkat Loan to
Deposit Ratio yang terlalu rendah hingga dibawah 60 dengan nilai rata-rata Loan to Deposit Ratio sebesar 82,73.
Hal ini menyebabkan beberapa bank tingkat likuiditasnya cukup rendah dan pada sebagaian bank likuiditasnya cukup tinggi namun kurang maksimal
dalam menyalurkan kredit. Hal ini akan menyebabkan likuiditas bank kurang sehat karena sangat riskan terhadap risiko kredit macet. Sebaliknya jika LDR
rendah, maka jumlah kredit yang dapat disalurkan lebih rendah dibanding jumlah dana yang dapat dihimpun bank. Jumlah kredit yang rendah maka kemungkinan
bank untuk menghasilkan laba dari kredit yang disalurkan juga rendah karena sumber utama pendapatan bank bersumbe dari bunga kredit.
Dengan demikian, jika bank mampu menjaga rasio LDR pada level tertentu maka bank dapat menjaga tingkat likuiditasnya serta mampu
Universitas Sumatera Utara
69 meningkatkan laba. Terlebih jika pada beberapa bank terdapat nilai NPL yang
cukup tinggi sehingga Loan to Deposit Ratio memberikan dampak yang tidak signifikan terhadap Harga Saham pada perusahaan perbankan di Bursa Efek
Indonesia periode 2010-2014. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Anisma
2012 yang menyatakan bahwa Loan to Deposit Ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham.
Universitas Sumatera Utara
70
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan