Hygiene Perorangan dan Keluhan Gangguan Kulit Hygiene Perorangan dan Kecacingan

jika responden, pada saat menjawab pertanyaan kuesioner yang berjumlah 10 pertanyaan, memiliki jawaban yang benar 80 atau dengan skor 24 dari seluruh pertanyaan yang ada tentang pemakaian alat pelindung diri. Pemakaian alat pelindung diri yang tidak memenuhi syarat dimungkinkan oleh karena masih rendahnya tingkat kesadaran responden dan juga tidak didukung oleh ketersediaannya di Dinas Kebersihan. Penelitian menunjukkan bahwa responden yang memiliki keluhan gangguan kulit ada sebanyak 23 orang 51,1. Keluhan gangguan kulit tertinggi yang dirasakan oleh responden adalah keluhan gatal-gatal sebanyak 16 orang 69,6. Keluhan gangguan kulit tersebut biasanya dialami pada saat pertama kali bekerja. Bekerja sebagai petugas pengangkut sampah memiliki risiko tinggi untuk mengalami kecacingan. Namun penelitian menunjukkan bahwa responden tertinggi tidak mengalami kecacingan yaitu sebanyak 40 orang 88,9.

5.2. Hygiene Perorangan dan Keluhan Gangguan Kulit

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada petugas pengangkut sampah di Kota Pematangsiantar yang berjumlah 45 orang 100, diperoleh bahwa hygiene perorangan seluruh responden berkategori baik. Responden yang mengalami keluhan gangguan kulit sebanyak 23 orang 51,1, sedangkan responden yang tidak mengalami keluhan gangguan kulit ada sebanyak 22 orang 48,9. Data tidak dapat dianalisis karena variabel data homogen. Menurut penelitian Karim 2008 pada anak sekolah dasar di wilayah kerja Puskesmas Bittuang Kabupaten Tanatoraja menunjukkan bahwa kebiasaan mandi mandi secara teratur dan memakai sabun yang tidak memenuhi syarat dapat Universitas Sumatera Utara menyebabkan terjadinya penyakit kulit. Sedangkan kebiasaan berpakaian, memakai alas kaki, dan memotong kuku yang tidak memenuhi syarat bukan merupakan terjadinya penyakit kulit. Walaupun responden pada petugas pengangkut sampah telah melakukan hygiene perorangan dengan baik namun mereka masih mengalami keluhan gangguan kulit. Hal tersebut bisa saja terjadi, disebabkan karena tidak semua aspek hygiene perorangan dilakukan oleh responden dan juga banyaknya responden yang masih terbilang baru menjadi petugas pengangkut sampah sehingga terdapat 23 orang dari 45 responden mengalami keluhan gangguan kulit dan biasanya mereka mengalami hal tersebut pada saat pertama kali bekerja. Dengan demikian, faktor alergi juga memiliki peran yang tinggi terhadap keluhan gangguan kulit pada petugas pengangkut sampah.

5.3. Hygiene Perorangan dan Kecacingan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan diperoleh hasil penelitian yang menunjukkan bahwa seluruh responden 45 orang 100 memiliki hygiene perorangan dengan kategori baik. Sebanyak 5 orang 11,1 mengalami kecacingan dan 40 orang 88,9 tidak mengalami kecacingan. Data tidak dapat dianalisis karena variabel data homogen. Hal ini tidak sesuai dengan penelitian Asror 2005 pada petugas pengangkut sampah di Kota Pekalongan yang menunjukkan bahwa dari 39,4 responden yang mengalami kejadian kecacingan, ada 78,6 responden dengan hygiene perorangan tidak baik. Petugas pengangkut sampah harus selalu mencegah terjadinya kecacingan yang salah satunya adalah dengan menjaga hygiene perorangan agar selalu baik. Universitas Sumatera Utara Menurut Brown 2005 bahwa penduduk miskin dengan kebersihan diri hygiene perorangan yang buruk mempunyai kemungkinan yang lebih besar untuk terinfeksi oleh semua jenis cacing. Responden petugas pengangkut sampah memang memiliki hygiene perorangan dengan kategori baik, namun masih didapati responden yang mengalami kecacingan. Hal ini dimungkinkan karena responden yang mengalami kecacingan tidak mengkonsumsi obat cacing, kebersihan lingkungan yang tidak baik, penyediaan air bersih yang kurang, dan kurang menjaga kebersihan makanan.

5.4. Pemakaian Alat Pelindung Diri dan Keluhan Gangguan Kulit

Dokumen yang terkait

Hubungan Hygiene Perorangan Dan Pemakaian Alat Pelindung Diri Dengan Keluhan Gangguan Kulit Pada Pekerja Pengupas Udang Di Kelurahan Pekan Labuhan Kecamatan Medan labuhan Tahun 2012

3 53 108

Hubungan Kebersihan Perorangan Dan Pemakaian Alat Pelindung Diri Dengan Keluhan Gangguan Kulit Pada Petugas Pengelola Sampah Di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Namo Bintang Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang Tahun 2010

11 92 95

Hubungan Hygiene Perorangan dan Pemakaian Alat Pelindung Diri (APD) dengan Keluhan Gangguan Kulit dan Kecacingan pada Petugas Pengangkut Sampah Kota Pematangsiantar Tahun 2012

1 62 130

Hubungan Hygiene Perorangan dan Pemakaian Alat Pelindung Diri (APD) dengan Keluhan Gangguan Kulit dan Kecacingan pada Petugas Pengangkut Sampah Kota Pematangsiantar Tahun 2012

0 0 14

Hubungan Hygiene Perorangan dan Pemakaian Alat Pelindung Diri (APD) dengan Keluhan Gangguan Kulit dan Kecacingan pada Petugas Pengangkut Sampah Kota Pematangsiantar Tahun 2012

0 0 2

Hubungan Hygiene Perorangan dan Pemakaian Alat Pelindung Diri (APD) dengan Keluhan Gangguan Kulit dan Kecacingan pada Petugas Pengangkut Sampah Kota Pematangsiantar Tahun 2012

1 3 6

Hubungan Hygiene Perorangan dan Pemakaian Alat Pelindung Diri (APD) dengan Keluhan Gangguan Kulit dan Kecacingan pada Petugas Pengangkut Sampah Kota Pematangsiantar Tahun 2012

0 0 43

Hubungan Hygiene Perorangan dan Pemakaian Alat Pelindung Diri (APD) dengan Keluhan Gangguan Kulit dan Kecacingan pada Petugas Pengangkut Sampah Kota Pematangsiantar Tahun 2012

0 0 3

Hubungan Hygiene Perorangan dan Pemakaian Alat Pelindung Diri (APD) dengan Keluhan Gangguan Kulit dan Kecacingan pada Petugas Pengangkut Sampah Kota Pematangsiantar Tahun 2012

0 0 31

Pengaruh Karakteristik, Personal Hygiene dan Alat Pelindung Diri (APD) Dengan Gangguan Kelainan Kulit Pada Petugas Pengangkut Sampah Di Kota Padangsidimpuan Tahun 2016 Appendix

0 0 36