Gantung Diri Meracuni Diri Sendiri

“Seorang murid yang berusia 13 tahun di Osaka setelah menulis pesan kematiannya di papan tulis yang berbunyi “saya mohon maaf yang sedalam-dalamnya dengan akhir yang begini….. Terima kasih kepada kedua orangtuaku selama ini yang telah mengasuh. Maaf ..” lalu remaja tersebut melompat dari atap gedung sekolahnya”. Takayuki Inohara dalam mengerti bahasa dan budaya Jepang, 2002:58 Diketahui penyebab murid tersebut melakukan bunuh diri karena tindakan ijimebullying yang terjadi di sekolahnya.

3.2.3 Gantung Diri

Awalnya gantung diri adalah bentuk hukuman yang sudah ada sejak zaman romawi. Seutas tali diikatkan pada suatu tiang gantungan, dan ujung tali yang satunya disimpulkan dan diikatkan pada pelaku yang melakukan bunuh diri dengan cara ini. Kematian pelaku bunuh diri ini terjadi dua sebab; pertama pelaku yang lehernya terikat tali akan melepaskan pijakan sehingga akan mematahkan leher karena berat badan tubuh yang tertarik oleh gravitasi. Kedua meskipun leher sipelaku tidak patah akan tetapi tercekiknya leher akan menyebabkan sesak nafas dan pada akhirnya menyebabkan kematian. Gantung diri merupakan salah satu cara bunuh diri yang dilakukan masyarakat Jepang pada dewasa ini. Bahkan ada hutan yang bernama hutan Aokigahara yang terkenal dengan dua kelebihan yaitu hutan yang terletak di sebelah barat ibu kota Tokyo yang menyajikan pemandangan gunung Fuji dan hutan ini juga terkenal sebagai salah satu tempat favorit masyarakat Jepang untuk bunuh diri karena suasana yang tenang. Sekurang-kurangnya 100 peristiwa bunuh diri yang terjadi di hutan ini karena bunuh diri. Hutan ini banyak dikunjungi orang dewasa Jepang sekarang ini yang putus asa karena tidak dapat mengatasi masalah-masalah hidup yang ada.

3.2.4 Meracuni Diri Sendiri

Bentuk bunuh diri ini beranekaragam media, racun dapat dicampurkan dengan makanan, minuman, atau melalui udara. Racun yang biasanya digunakan dalam meracuni diri sendiri melalui udara adalah karbondioksida. Karbondioksida merupakan gas hasil pembakaran, misalnya pada pembakaran arang, pemanas ruangan atau pada mobil. Karbondioksida tidak berbau dan tidak berwarna sehingga tidak dapat dideteksi dengan indra penciuman dan penglihatan. Gas karbodioksida dapat menyebabkan kematian karena karbondioksida mengikat diri pada hemoglobin darah dan mengganti oksigen. Hal tersebut mengakibatkan kurangnya oksigen di dalam tubuh dan mengakibatkan kematian. Bentuk bunuh diri ini banyak dilakukan dikalangan anak muda di Jepang saat ini. Dimana bentuk diri ini dilakukan berkelompok. Biasanya mereka melakukan dengan cara menghirup gas karbon yang berasal dari mobil, mobil yang digunakan ditutup rapat tanpa celah sehingga gas karbon memenuhi isi ruangan mobil tanpa ada ruangan yang beratmosfer. Tidak hanya dilakukan oleh kalangan anak muda di Jepang dewasa ini tetapi dikalangan keluarga Jepang yang kehilangan makna hidup karena beban hidup yang semakin berat. “Satu keluarga di Tokyo melakukan tindakan bunuh diri dengan memutuskan saluran gas pipa rumah lalu menghirup gas tersebut secara bersamaan. Mereka melakukan tindakan ini karena ketidakmampuan menjalankan hidup yang sangat berat. Kepala keluarga kehilangan pekerjaan sehingga tidak mampu membahagiakan keluarga dan anggota keluarga lain melakukan tindakan yang memalukan keluarga”. Takayuki Inohara dalam mengerti bahasa dan budaya Jepang, 2002:70

3.2.5 Memotong Urat Nadi