Pada fenomena jisatsu 自殺
yang muncul di Jepang pada masa feodal dapat dikatakan sebagai jisatsu
自殺 alturistik hal. 22. Jisatsu
自殺 alturistik
merupakan –bentuk bunuh diri yang dilakukan sabagai pengorbanan diri yang dianggap sebagai makna penyatuan diri terhadap kelompok sosialnya, sedangkan
jisatsu 自 殺
pada saat sekarang ini cenderung dikatakan sebagai jisatsu 自 殺
egoistic. Selain dari motif dan tipe jisatsu
自 殺 di atas, pandangan orang
terhadap jisatsu 自殺
juga dapat menjadi alasan orang untuk melakukan bunuh diri. Di Jepang banyak motif yang mendasari seseorang dapat melakukan jisatsu
自殺 ,
diantaranya :
3.1.1 Penyakit yang Tak Kunjung Sembuh di Kalangan Lansia
Jepang merupakan salah satu Negara yang menganut pola hidup sehat. Salah satu buktinya adalah masyarakat Jepang membudidayakan sendiri sayuran dan
buah-buahan tanpa bahan pengawet. Dengan pola hidup sehat ini angka kehidupan masyarakat Jepangpun tinggi. Adapun dari antara masyarakat Jepang yang
mengalami gangguan kesehatan yaitu kalangan lansia. Penyakit dikalangan lansia di Jepang biasanya disebabkan oleh faktor usia,seperti ; daya tahan tubuh yang kurang,
daya ingatanpun menurun hingga penyakit yang tak kunjung sembuh. Tingginya persentase penduduk lansia di Jepang, menyebabkan munculnya masalah-masalah
yang akan dihadapi oleh masyarakat. Salah satu masalah yang muncul adalah beban
yang berat akan menimpa keluarga yang merawat sendiri anggota keluarga lainnya yang berusia lanjut sampai-sampai mungkin harus melepaskan pekerjaannya sendiri.
Dengan usia yang tidak produktif lagi serta adanya penyakit yang tak kunjung sembuh lebih cenderung membuat kaum lansia di Jepang stress dan cenderung lebih
sensitif, hal ini merupakan salah satu hal yang menjadi penyebab kaum lansia banyak melakukan bunuh diri jisatsu
自殺 . Bunuh dirijisatsu
自殺 yang dilakukan oleh
kaum lansia ini didasari oleh rasa malu karena telah menjadi beban buat keluarga intinya dan rasa bersalah karena sudah menjadi beban buat keluarga dan masyarakat.
Motif bunuh diri karena penyakit tak kunjung sembuh ini pada zaman feodal juga telah ada akan tetapi jumlah persentase bunuh diri karena hal ini tidak
sebanyak jumlah persentase zaman sekarang ini. Pada tahun 2014 jumlah bunuh diri di kalangan lansia karena motif ini sebesar 23,6 dari jumlah 30,6 kalangan lansia
yang melakukan bunuh diri.
3.1.2 Depresi
Pengertian depresi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah keadaan tertekan dan perasaan semangat menurun dengan ditandai muram, sedih,
loyo, karena tekanan jiwa; keadaan merosotnya hal-hal yang berkenaan dengan semangat hidup. Depresi adalah gangguan mood, kondisi emosional berkepanjangan
yang mewarnai seluruh proses mental berpikir, berperasaan dan berperilaku seseorang. Pada umumnya mood yang secara dominan muncul adalah perasaan tidak
berdaya dan kehilangan harapan. Salah satu penyebab depresi adalah stress. Stress
terjadi karena peristiwa hidup yang penuh dengan tekanan seperti trauma, kehilangan seseorang yang berarti, hubungan yang buruk, tanggung jawab pekerjaan, mengasuh
anak dan lansia, penyalahgunaan, kemiskinan mungkin memicu gangguan depresi pada beberapa orang.
Jepang merupakan salah satu Negara termahal di dunia. Jepang juga memiliki tingkat mobilitas kehidupan yang tinggi. Tak jarang masyarakat Jepang harus berusaha
dengan giat untuk memenuhi segala kebutuhan hidupnya yang semakin lama semakin banyak sementara kehidupan ekonomi seseorang tidak berubah. Sehingga tingkat
depresi di Jepang juga cukup tinggi. Di Jepang kaum pria cenderung lebih mudah terserang depresi, hal ini dikarenakan masalah-masalah di lingkungan pekerjaan dan
tuntutan kehidupan ekonomi yang semakin tinggi. Semenjak krisis ekonomi di Jepang banyak perusahan di Jepang yang terlilit hutang sehingga perusahaan Jepang
menuntut para karyawan untuk lebih giat bekerja agar memberi keuntungan yang besar kepada perusahaan. Tuntutan pekerjaan serta persaingan di tempat pekerjaan
tak jarang menyebabkan depresi yang berkepanjangan bagi para karyawan perusahaan. Himpitan ekonomi dan tekanan pekerjaan yang menumpuk membuat
tingkat depresi semakin tinggi. Tidak jarang apabila seseorang merasakan tekanan jiwa yang secara terus menerus datang tidak hanya dari masalah pribadi, namun juga
muncul dari organisasi dan lingkungan di sekitarnya melakukan tindakan yang bertentangan dengan akal sehat yaitu melakukan tindakan bunuh dirijisatsu
自殺 .
Bunuh diri karena faktor stress di Jepang menjadi fenomena yang ada pada saat ini.
3.1.3 Krisis Dalam Hubungan Personal