F. METODE ANALISIS DATA
Metode analisis data meliputi analisis deskriptif, uji instrumen penelitian, uji asumsi klasik, dan pengujian hipotesis.
1. Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif dilakukan dengan mengumpulkan, mengolah dan menyajikan data observasi agar pihak lain dapat dengan mudah
memperoleh gambaran mengenai sifat objek dan data tersebut Sekaran, 2000. Analisis deskriptif berisi tentang bahasan secara deskriptif
mengenai jawaban yang diberikan responden pada kuesioner yang kemudian disusun dalam bentuk tabel berbentuk distribusi frekuensi. Dari
tabel tersebut dapat memberikan ringkasan sederhana tentang sampel untuk mengetahui karakteristik konsumen yang berbelanja pada Matahari
Department Store Singosaren.
2. Uji Instrumen Penelitian
Pengujian instrumen penelitian meliputi uji validitas dan reliabilitas.
a. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner . Validitas adalah kemampuan suatu alat ukur untuk
mengukur apa yang diukur Arikunto, 2002. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk
mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut Ghozali, 2006. Validitas dalam penelitian ini adalah validitas
konstruk yang diukur menggunakan Confirmatory Factor Analysis
CFA, karena konstruk yang hendak diuji merupakan pengujian kembali dari penelitian sebelumnya, dimana pada penelitian
sebelumnya telah berhasil mengidentifikasi faktor-faktor yang membentuk konstruk. Jika masing-masing indikator merupakan
indikator pengukur konstruk, maka akan memiliki nilai loading factor yang tinggi. Setiap item pertanyaan harus mempunyai factor loading
yang lebih dari 0,40 Hair et al., 1998. Tidak terdapat satu prosedur yang menyediakan keterangan yang cukup untuk mengukur validitas
konstruk dan bukti biasanya dihimpun melalui pemakaian berulang dari instrumen Long dkk., 1991.
Asumsi yang mendasari dapat tidaknya digunakan analisis faktor adalah data matrik harus memiliki korelasi yang cukup sufficient
correlation. Uji Bartlett of Sphericity dan Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy merupakan alat uji yang digunakan
untuk mengukur tingkat interkorelasi antar variabel dan dapat tidaknya dilakukan analisis faktor. Kriteria data yang dapat dianalisis faktor
adalah data yang menunjukkan KMO Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy 0,5; dan Bartlet’s Tes of Spencity pada
signifikan 0,05 Ghozali, 2006.
b. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah suatu instrumen yang cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen
tersebut sudah baik Arikunto, 2002. Uji reliabilitas adalah alat untuk
mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban
seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu Ghozali, 2006.
Pengukuran reliabilitas menggunakan cara one shot. Disini pengukurannya hanya sekali dan kemudian hasilnya dibandingkan
dengan pertanyaan lain atau mengukur korelasi antar jawaban pertanyaan. Pengujian dilakukan dengan menggunakan uji statistik
Cronbach Alpha. Suatu variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha 0,60 Nunnally, dalam Ghozali 2006.
Indikator pengukuran reliabilitas menurut Sekaran 2006 yang membagi tingkatan reliabilitas dengan kriteria sebagai berikut, jika
alpha atau r hitung: a. 0,8-1,0
= Reliabilitas baik b. 0,6-0,799
= Reliabilitas diterima secara moderat c. kurang dari 0,6
= Reliabilitas kurang baik
3. Uji Asumsi Klasik