20
Kekuatan semen berasal dari hasil reaksi hidrasi dimana reaksi kimiawi menghasilkan kristal dalam bentuk interlocking-crystals sehingga membentuk gel
semen berkekuatan tinggi apabila mengeras. Kekuatan awal semen portland semakin tinggi apabila semakin besar persentase C3S. Jika perawatan kelembaban
terus berlangsung, kekuatan akhirnya akan semakin besar apabila persentase C2S semakin besar. C3A mempunyai kontribusi terhadap kekuatan beberapa hari
setelah pengecoran beton karena bahan ini yang lebih dulu mengalami hidrasi. Telah kita ketahui bahwa senyawa mentah yang digunakan untuk
memproduksi semen Portland adalah kapur, silika, alumina dan oksida besi. Kandungan ini berinteraksi satu dengan lainnya membentuk suatu material
kompleks. Perubahan komposisisemen yang dilakukan dengan cara mengubah persentase 4 komponen utamasemen dapat menghasilkan beberapa jenis semen
seperti yang ditulis di atas sesuai dengan tujuan pemakaiannya.
II.3.2 Pasir Menurut asalnya pasir alam digolongkan menjadi tiga macam yaitu :
Wuryati S dan Candra R, 2001 : 16 dalam Supatmi 2011. 1 Pasir galian
Pasir ini diperoleh langsung dari permukaan atau dengan menggali tanah. Pasir jenis ini umumnya berbutir tajam, bersudut, berpori dan bebas kandungan
garam yang membahayakan. Namun karena diperoleh dengan cara menggali maka pasir ini sering bercampur dengan kotoran atau tanah, sehingga sering dicuci dulu
sebelum digunakan.
Universitas Sumatera Utara
21
2 Pasir sungai Pasir sungai diperoleh langsung dari dasar sungai, sehingga umumnya
berbutir halus dan berbentuk bulat akibat proses gesekan. Karena butirannya halus, maka baik untuk plesteran tembok. Namun karena bentuk yang bulat itu,
daya rekat antar butir pasir ini menjadi agak kurang baik. 3 Pasir laut
Pasir ini diamibil dari pantai. Bentuk butirannya halus dan bulat akibat gesekan. Pasir ini banyak mengandung garam, sehingga kurang baik untuk bahan
bangunan. Pasir yang mengandung garam akan menyerap kandungan air dari udara, sehingga pasir akan selalu agak basah dan juga menyebabkan
pengembangan setelah bangunan selesai di bangun. Oleh karena itu, sebaiknya pasir jenis ini tidak digunakan untuk bahan bangunan.
Adapun pasir yang digunakan dalam pembuatan beton ringan adalah pasir yang lolos ayakan standard ASTM E 11-70 yang diameternya lebih kecil dari 5
mm. Hal ini untuk mencegah keretakan pada beton bila sudah mengering. Namun akan menyebabkan kerapuhan saat kering jika digunakan dalam jumlah yang
banyak. Karena sifat pasir yang berfungsi hanya sebagai pengisi dan tidal merekat. Pasir yang baik adalah pasir yang berasal dari sungai dan tidak
mengandung tanah lempung karena dapat mengakibatkan retak-retak, dan juga harus memenuhi spesifikasi yang telah ditetapkan oleh ASTM, sebagai berikut :
a. Susunan Butiran Gradasi
Modulus kehalusan fineness modulus dengan kisaran 2,5 sd 3,0 umumnya menghasilkan beton mutu tinggi fas yang rendah yang kuat
tekan dan workabilitynya optimal.
Universitas Sumatera Utara
22
b. Kadar Lumpur
Jika terdapat bagian dari pasir yang lebih kecil dari 75 mikron atau lolos ayakan No.200 melebihi 5 terhadap berat kering , maka agregat
harus dicuci. c.
Kadar Liat tidak boleh melebihi 1 terhadap berat kering d.
Agregat halus harus bebas dari pengotoran zat. e.
Sifat kekal keawetan diuji dengan larutan garam sulfat :
Jika dipakai Natrium – Sulfat, bagian yang hancur maksimum 10 .
Jika dipakai Magnesium – Sulfat, bagiam yang hancur maksimum
15 .
Analisa ayakan pasir
Pengujian kadar lumpur pencucian pasir lewat ayakan no.200
Pengujian kandungan organik colometric test
Pengujian kadar liat clay lump
Pengujian berat isi pasir
Pengujian berat jenis dan absorbsi pasir
II.3.3 Air