Jenis-Jenis Beton Ringan Kuat Lentur Genteng Beton Ringan

26

II.4 Jenis-Jenis Beton Ringan

Untuk memperoleh beton ringan, itu bergantung pada adanya rongga udara dalam agregat , pembuatan rongga udara dalam beton. Untuk itu adapun cara pembuatannya dapat dilakukan dengan beberapa cara di antaranya : 1. Beton ringan menggunakan agregat ringan buatan berongga yang berfungsi sebagai agregat kasar All Light-weight Concrete. Beton ini menggunakan agregat ringan yang berat jenisnya berkisar antara 1400 – 2000 kgm 3 . Agregat yang dipakai berasal dari alam, proses pembakaran, hasil produksi industri serta bahan-bahan organik. 2. Beton Ringan Tanpa Pasir No Fines Concrete Beton ini tidak menggunakan agregat halus pasir pada pencampuran pastanya sehinga mempunyai sebagian besar pori-pori. Dengan berat jenis berkisar 880 – 1200 kgm 3 . Kekuatan beton ini berkisar 7 – 14 Mpa. 3. Beton ringan yang diperoleh dengan memasukkan udara dalam adukan beton atau mortar beton aerasi Beton ini memiliki berat jenis berkisar 200 – 1440 kgm 3 dan biasanya digunakan untuk keperluan insulasi serta beton tahan api. 4. Beton Ringan dengan ”Clinker” dan ”Breeze” Agregat yang dikenal dengan nama ” clinker ” dan ” Breeze” telah digunakan selama bertahun – tahun dalam memproduksi blok dan plat untuk partisi dalam dan tembok interior lainnya. Clinker adalah bahan yang dibakar sempurna dan massanya mengeras dan berinti serta terisi sedikit bahan yang mudah terbakar, sedang breeze adalah bahan residu yang kurang keras dan kurang baik pembakarannya, dan oleh karenanya Universitas Sumatera Utara 27 berisi bahan yang mudah terbakar. Sumber utama dari agregat clinker adalah stasiun pembangkit listrik. Dalam pengaplikasiaannya, pembuatan genteng beton ringan dilakukan dengan cara no.3 yanitu beton ringan yang diperoleh dengan memasukkan udara ke dalam adukan mortar melalui proses kimia yang terjadi pada foaming agent dengan kalsium hidroksida yang terdapat pada pasir yang menghasilkan gas hidrogen.

II.5 Proses Pembuatan Silinder Beton Ringan

Adapun proses pembuatan beton ringan adalah sebagai berikut : 1. Campurlah semen portland dengan pasir sesuai dengan yang telah direncanakan terlebih dahulu. 2. Tuanglah air sesuai dengan perencanaan ke dalam campuran semen dan pasir tersebut. 3. Aduk campuran mortar tersebut hingga campuran homogen. 4. Selagi mengaduk mortar, aduk foaming agent hingga mengembang kaku dan air yang dicampur dengan foaming agent tersebut habis. 5. Masukkan foaming agent yang telah mengembang ke dalam campuran mortar. Aduklah dengan mixer hingga campuran homogen dan tidak ada foaming agent yang tersisa. 6. Tuanglah adonan yang tersebut ke dalam cetakan silinder beton ringan.

II. 6 Proses Pembuatan Genteng Beton Ringan

Adapun proses pembuatan genteng beton ringan adalah sebagai berikut : 1. Campurlah semen portland dengan pasir sesuai dengan komposisi beton ringan yang menghasilkan kuat tekan yang terbaik. Universitas Sumatera Utara 28 2. Tuanglah air sesuai dengan perencanaan ke dalam campuran semen dan pasir tersebut. 3. Aduklah hingga membentuk adonan yang merata dengan menggunakan mixer. 4. Aduk foaming agent hingga mengembang. 5. Masukkan foaming agent yang telah mengembang ke dalam campuran mortar. Aduklah dengan mixer hingga merata dan tidak ada foaming agent yang tersisa. Tuanglah adonan yang tersebut ke dalam cetakan genteng beton ringan.

II.7 Kualitas Genteng Beton

II.7.1. Syarat Mutu menurut SNI 0096 : 2007

a. Beban lentur Genteng beton harus mampu menahan beban lentur minimal. b. Penyerapan air Penyerapan air maksimal 10 . c. Sifat tampak Genteng harus mempunyai permukaan atas yang mulus, tidak terdapat retak, atau cacat lain yang mempengaruhi sifat pemakaian. d. Ukuran Ukuran bagian genteng dapat dilihat pada tabel Tabel 2.3 Ukuran Bagian Genteng SNI 0096:2007 Universitas Sumatera Utara 29 Bagian Yang Diuji Satuan Persyaratan Tebal 1. Bagian yang rata 2. Bagian Penumpang mm mm Min. 8 Min. 6 Kaitan 1. Panjang 2. Lebar 3. Tinggi mm mm mm Min. 30 Min. 12 Min. 9 Penumpang 1. Lebar 2. Kedalaman Alur 3. Jumlah Alur mm mm buah Min. 25 Min. 3 Min. 1 e. Beban Lentur Tabel 2.4 Karakteristik Beban Lentur Genteng Minimal SNI 0096:2007 Tinggi Profil mm Genteng Interlok Genteng Non- Interlok Profil Rata t 20 20 ≥ t ≥ 5 t ≤ 5 Lebar Penutup mm ≥ 300 ≤ 200 ≥ 300 ≤ 200 ≥ 300 ≤ 200 - Beban Lentur N 2000 1400 1400 1000 1200 800 550 f. Ketahanan terhadap rembesan air impermeabilitas Tidak boleh ada tetesan air dari permukaan bagian bawah genteng dalam waktu 20 jam ± 5 menit. Universitas Sumatera Utara 30 Gambar Cetakan Genteng Universitas Sumatera Utara 31 Universitas Sumatera Utara 32 Universitas Sumatera Utara 33 Universitas Sumatera Utara 34 Universitas Sumatera Utara 35

BAB III METODE PENELITIAN

III.1 Umum Tujuan dilakukannya penelitian yang merupakan percobaan laboratorium ini adalah untuk mendapatkan mix design dari beton ringan yang terbaik, dimana mix design tersebut akan diaplikasikan dalam pembuatan genteng beton ringan. Pengujian yang dilakukan pada beton ringan dan genteng beton ringan adalah pengujian kuat tekan dan absorbsi. Dalam percobaan ini dibuat benda uji berupa silinder dan genteng dimana mix design sebagai berikut : Berat Jenis ditentukan = 900 kgm 3 Volume 1 buah silinder = 1 4 �� 2 . � = 1 4 3,14. 0,15 2 . 0,3 = 0,005299 m 3 Massa 1 buah silinder = berat jenis x volume = 900 x 0,005299 = 4,7691 kg Perbandingan semen kg : pasir kg : air kg untuk setiap komposisi Semen : pasir : air 1 = 1 : 2 : 0,55 = 1,343 : 2,686 : 0,739 2 = 0,9 : 2 : 0,55 = 1,244 : 2,765 : 0,76 Universitas Sumatera Utara 36 Berdasarkan brosur foaming agent yang diberikan pihak distributor, dapat diketahui besar dosis penggunaan foaming agent. Perbandingan foaming agent yang dipakai berkisar antara 1 ml foaming agent : 20 ml air sampai 1 ml foaming agent : 40 ml air. Namun terlalu banyaknya jumlah busa yang dihasilkan akibat banyaknya penggunaan air dalam mengembangkan foaming agent, akan menyebabkan kuat tekan beton yang dihasilkan akan sangat kecil. Sehingga dianjurkan untuk menggunakan perbandingan 1 ml foaming agent : 20 ml air sampai 1 ml foaming agent : 25 ml air. Dan dalam percobaan ini, penulis menggunakan perbandingan 1 ml foaming agent : 25 m air. Berikut adalah komposisi benda uji yang akan dibuat oleh penulis. Tabel 3.1 Komposisi mix design Beton Ringan dan Genteng Beton Ringan e. Variasi dengan Perawatan selama 28 hari Perbandingan Jenis Benda Uji Banyak Sampel Lama Curing Hari Semen Pasir WC ratio 1 2 0.55 Silinder 5 28 0.9 2 0.55 Silinder 5 28 • Foaming agent yang digunakan 1 : 25 ml air. f. Variasi dengan Perawatan di bawah 28 hari Perbandingan Semen : Pasir = 1 : 2 , dengan WC ratio sebesar 0.55 Lama Curing Hari Jenis Benda Uji Banyak Sampel 3 Silinder 5 7 Silinder 5 14 Silinder 5 21 Silinder 5 Universitas Sumatera Utara 37 g. Pengaruh Penggunaan Accelerator Admixture yaitu SikaSet Accelerator pada beton ringan, tanpa kapur, tanpa perawatan. Perbandingan Jumlah aditif per 1 kg semen L Jenis Benda Uji Banyak Sampel Semen Pasir 1 2 - Silinder 5 1 2 0.11 Silinder 5 1 2 0.15 Silinder 5 • Foaming agent yang digunakan 1 : 25 ml air. h. Komposisi Campuran Genteng Beton Ringan Total benda uji : Silinder sebanyak 45 empat puluh lima buah silinder dan 10 buah genteng. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah kajian eksperimental yang dilakukan di : 1. Laboratorium Beton Fakultas Teknik Departemen Teknik Sipil Universitas Sumatera Utara meliputi : a. Penyediaan bahan penyusun beton dan genteng beton ringan. b. Pemeriksaan Bahan c. Perencanaan campuran beton ringan dan genteng beton ringan mix design. d. Pembuatan benda uji. e. Perendaman benda uji Perbandingan Jenis Benda Uji Banyak Sampel Semen Pasir 1 2 Genteng Ringan 10 Universitas Sumatera Utara 38 Curing tetap harus dilakukan mengingat beton ringan meggunakan semen di mana berlaku prinsip kekuatan beton mencapai 100 pada umur 28 hari. f. Pengujian kuat tekan beton ringan pada umur 3, 7, 14 dan 28 hari Pengujian ini dilakukan untuk mendapatkan hubungan antara faktor umur beton ringan dengan kuat tekan beton ringan. g. Pengujian absorpsi beton ringan h. Pengujian rembesan air pada genteng beton ringan. i. Pengujian absorbsi air pada genteng beton ringan. j. Pengujian kuat lentur pada genteng beton ringan. Universitas Sumatera Utara 39 PEMBUATAN BENDA UJI TIPE BR, BR’ DAN BS PENGERINGAN selama 24 jam PERENDAMAN selama 28 hari TANPA PERENDAMAN PERENDAMAN selama 3, 7 ,14, 21 hari KUAT TEKAN ABSORPSI PEMBUATAN GENTENG PENGERINGAN selama 24 jam ANALISA DATA PENGERINGAN SELAMA 28 PENGUJIAN REMBESAN UJI KUAT LENTUR ANALISA DATA LAPORAN ARBSORBSI Diagram Alir Pembuatan Beton Ringan Gambar 3.1 Diagram Alir Pembuatan Beton Ringan dan Genteng Beton ringan PEMERIKSAAN BAHAN PASIR AIR FOAMING AGENT SEMEN PENYEDIAAN BAHAN MIX DESIGN Universitas Sumatera Utara 40 III.2 Bahan Penyusun dan Peralatan Pembuat Beton Ringan dan Genteng Ringan. Material penyusun beton dan genteng beton ringan terdiri dari semen portland, agregat halus, foaming agent dan air. Terkadang ditambah bahan campuran tambahan untuk memperoleh sifat-sifat beton ringan yang diharapkan.perbandingan campuran bahan yang digunakan biasanya bertujuan untuk mendapatkan hasil yang efisien dan ekonomis dengan hasil yang memuaskan. III.2.1 Bahan Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : a. Semen Semen yang dipakai adalah Semen Portland merk Tiga Roda dengan kemasan isi 40 kg. b. Pasir Pasir yang digunakan adalah pasir yang berasal dari panglong dan pasir yang digunakan adalah pasir yang lolos ayakan 5 mm. Berikut data hasil pengujian pasir Analisa Ayakan Pasir a. Tujuan : ASTM C 136 - 84a Untuk memeriksa penyebaran butiran gradasi dan menentukan nilai modulus kehalusan pasir FM b. Hasil pemeriksaan : Modulus kehalusan pasir FM : 2.26 Pasir dapat dikategorikan pasir halus. Universitas Sumatera Utara 41 c. Pedoman : 100 mm 0.15 ayakan hingga tertahan Komulatif FM = Berdasarkan nilai modulus kehalusan FM, agregat halus dibagi dalam beberapa kelas, yaitu :  Pasir halus : 2.20 FM 2.60  Pasir sedang : 2.60 FM 2.90  Pasir kasar : 2.90 FM 3.20 Pencucian Pasir Lewat Ayakan no.200 a. Tujuan : ASTM C 117 – 90 Untuk memeriksa kandungan lumpur pada pasir. b. Hasil pemeriksaan : Kandungan lumpur : 2,3 5 , memenuhi persyaratan. c. Pedoman : Kandungan Lumpur yang terdapat pada agregat halus tidak dibenarkan melebihi 5 dari berat kering. Apabila kadar lumpur melebihi 5 maka pasir harus dicuci. a. Tujuan : Pemeriksaan Kandungan Organik Untuk memeriksa kadar bahan organik yang terkandung di dalam pasir. b. Hasil pemeriksaan : Warna kuning terang standar warna no.3, memenuhi persyaratan. Universitas Sumatera Utara 42 c. Pedoman : Standar warna no.3 adalah batas yang menentukan apakah kadar bahan organik pada pasir kurang dari yang disyaratkan. a. Tujuan : Pemeriksaan Clay Lump Pada Pasir Untuk memeriksa kandungan liat pada pasir. b. Hasil pemeriksaan : Kandungan liat 1 , memenuhi persyaratan. c. Pedoman : Kandungan liat yang terdapat pada agregat halus tidak boleh melebihi 1 dari berat kering. Apabila kadar liat melebihi 1 maka pasir harus dicuci. Pemeriksaan Berat Isi Pasir a. Tujuan : ASTM C 29C 29M – 90 Untuk menentukan berat isi unit weight pasir dalam keadaan padat dan longgar. b. Hasil pemeriksaan : Berat isi keadaan rojok padat : 1486,25 kgm 3 . Berat isi keadaan longgar : 1383,59 kgm 3 . c. Pedoman : Dari hasil pemeriksaan diketahui bahwa berat isi pasir dengan cara merojok lebih besar daripada berat isi pasir dengan cara menyiram, hal ini berarti bahwa pasir akan lebih padat bila dirojok daripada disiram. Dengan mengetahui berat isi pasir maka kita dapat mengetahui berat pasir dengan hanya mengetahui volumenya saja. Universitas Sumatera Utara 43 Pemeriksaan Berat Jenis dan Absorbsi Pasir a. Tujuan : ASTM C 128 - 88 Untuk menetukan berat jenis specific grafity dan penyerapan air absorbsi pasir. b. Hasil pemeriksaan :  Berat jenis SSD : 2.52 tonm 3 .  Berat jenis kering : 2.47 tonm 3 .  Berat jenis semu : 2.6 tonm 3 .  Absorbsi : 1,94 c. Pedoman : Berat jenis SSD merupakan perbandingan antara berat pasir dalam keadaan SSD dengan volume pasir dalam keadaan SSD. Keadaan SSD Saturated Surface Dry dimana permukaan pasir jenuh dengan uap air sedangkan dalamnya kering, keadaan pasir kering dimana pori-pori pasir berisikan udara tanpa air dengan kandungan air sama dengan nol, sedangkan keadaan semu dimana pasir basah total dengan pori-pori penuh air. Absorbsi atau penyerapan air adalah persentase dari berat pasir yang hilang terhadap berat pasir kering dimana absorbsi terjadi dari keadaan SSD sampai kering. Hasil pengujian harus memenuhi :  Berat jenis kering berat jenis SSD berat jenis semu. Universitas Sumatera Utara 44 d. Air Air yang digunakan dalam pembuatan genteng beton ini adalah air yang berada ditempat pengujian Laboratorium Departemen Teknik Sipil Universitas Sumatera Utara. e. Foaming Agent Foaming agent berfungsi sebagai pengembang campuran pembuatan beton dan genteng ringan. III.2.2 Alat Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi : a. Ayakan Ayakan digunakan untuk memeriksa gradasi pasir. Ayakan yang digunakan merk TATONAS. Ayakan yang adalah 4,80 mm. b. Jangka sorong Jangka sorong dengan ketelitian 0,1 mm digunakan untuk pengujian ukuran genteng beton. c. Timbangan Timbangan elektrik, dengan ketelitian 0,01 gram digunakan untuk menimbang bahan campuran beton ringan. d. Meteran Meteran ini digunakan untuk mengukur panjang dan lebar genteng beton. e. Gelas ukur Digunakan untuk mengukur volume air yang digunakan dalam campuran bahan genteng beton. Universitas Sumatera Utara 45 f. Mixer Digunakan untuk mengaduk foam agar mengembang. g. Mixer Mortar Digunakan untuk mengaduk campuran mortar dan foam yang telah mengembang. h. Cetok Digunakan untuk mengaduk dan mengambil bahan susun genteng beton. i. Mal Silinder Digunakan dalam membuat benda uji silinder. j. Cetakan genteng beton Digunakan untuk mencetak genteng beton ringan. k. Oven Oven dengan suhu maksimal 200ºC digunakan untuk mengeringkan genteng dalam pengujian arbsorbsi air pada genteng beton ringan. l. Lilin Digunakan untuk perekat antara seng dan genteng beton dalam pengujian rembesan air. m. Seng Seng dibentuk segi empat yang digunakan untuk pengujian rembesan air. n. Bak perendam Bak perendam digunakan untuk merendam genteng beton yang sudah dikeringkan selama 24 jam, dengan lama perendaman minimal 28 hari. Universitas Sumatera Utara 46 III.3. Proses Pembuatan Beton Ringan dan Genteng Beton Ringan Proses pembuatan beton ringan, adalah sebagai berikut : 1. Tahap Persiapan a. Persiapan pasir yang akan digunakan b. Persiapan semen portland yang akan digunakan, yaitu dengan memeriksa apakah semen dalam kondisi halus tidak menggumpal. Semen yang digunakan semua butirannya lolos ayakan 0,09 mm. 2. Menetapkan Faktor Air Semen fas Dalam penelitian ini ditetapkan memakai perbandingan 1 semen : 2 pasir, dan 0,9 semen : 2 pasir dengan faktor air semen sebesar 0,55. 3. Pembuatan Benda Uji a. Proses Pembuatan Beton Ringan Pembuatan benda uji terdiri dari dua variasi campuran untuk percobaan , yaitu campuran semen dan pasir dengan perawatan 28 hari dengan perbandingan semen : pasir : kapur sebesar 1 : 2 ; 0.9 : 2, variasi perawatan 3 hari, 7 hari, 14 hari, 21 hari dengan perbandingan semen : pasir sebesar 1 : 2, variasi campuran pasir dan semen ditambah bahan additive Accelerator Admixture dengan perbandingan semen : pasir sebesar 1 : 2 tanpa perawatan sebesar 0.11 liter per 1 kg semen dan 0.15 liter per 1 kg semen masing-masing variasi diberi foaming agent dengan perbandingan 1:25 ml. Setelah semua bahan disediakan, aduk semen, pasir dan air sampai campuran homogen. Selagi campuran mortar diaduk, mixer foaming agent dengan perbandingan 1 : 25 ml. Dalam satu silinder, foaming agent yang digunakan Universitas Sumatera Utara 47 sebanyak 10 ml. Mixer foaming agent sampai mengembang dan busa kaku serta tidak ada lagi air yang tersisa. Lalu masukkan foaming agent yang telah mengembang ke dalam mixer adukan mortar dan aduk sampai campuran mengembang dan homogen. Adukan yang telah tercampur merata, dituangkan ke dalam cetakan. Setelah umur beton 24 jam, cetakan silinder dibuka dan mulai dilakukan perawatan beton dengan cara direndam dalam bak perendaman sampai pada masa yang direncanakan untuk melakukan pengujian. Proses pembuatan genteng beton ringan adalah sebagai berikut : b. Proses Pembuatan Genteng Beton Ringan Setelah diperoleh data dari hasil pengujian beton ringan, maka mix design dengan hasil terbaik yang diaplikasikan dalam pembuatan genteng beton ringan. Genteng beton ringan yang akan dibuat berukuran 35 x 25 x 2,5 cm dengan permukaan rata tanpa ada gelombang. Pasir, semen, dan air diaduk sampai campuran homogen. Selagi campuran mortar diaduk, foaming agent dimixer sampai mengembang dengan perbandingan 1 : 25 ml. Dalam pembuatan enteng beton ringan, banyak foaming agent foaming agent yang digunakan juga sebanyak 10 ml. Lalu mortar dan foaming agent di campur dan di mixer sampai campuran mengembang dan homogen. Setelah campuran mengembang merata, tuang campuran ke cetakan dan diamkan selama kurang lebih 24 jam. Lalu lakukan perawatan selama minimal 28 hari setelah itu dilakukan pengujian terhadap genteng beton ringan tersebut. Universitas Sumatera Utara 48 III.4 Pengujian Sampel Pengujian yang dilakukan adalah pengujian kuat tekan beton, berat jenis dan absorpsi beton ringan. III.4.1 Pengujian Kuat Tekan Beton Ringan Pengujian dilakukan pada umur beton 3, 7,14 dan 28 hari untuk tiap variasi beton sebanyak 5 buah. Sehari sebelum pengujian sesuai umur rencana, kubus beton dikeluarkan dari bak perendaman. Sebelum dilakukan uji kuat tekan, benda uji ditimbang beratnya. Pengujian kuat tekan beton dilakukan dengan menggunakan mesin kompres elektrik berkapasitas 200 ton yang digerakkan secara elektrik. Kekuatan tekan benda uji beton dihitung dengan rumus : Α Ρ c f = dimana : f’c = Kekuatan tekan Nmm 2 P = Beban tekan N A = Luas permukaan benda uji mm 2 P 30cm 15 cm Gambar 3.2 Pengujian Kuat Tekan Beton Ringan Universitas Sumatera Utara 49 III.4.2 Pengujian Absorpsi Beton Ringan Absorpsi Beton Ringan dapat dihitung dengan rumus : Absorpsi = �−� � � 100 di mana : A = Berat beton ringan dalam keadaan kering setelah dikeringkan selama 1 hari B = Berat beton ringan dalam keadaan SSD sesaat setelah buka cetakan III.4.3 Pengujian Rembesan Air Genteng Beton Ringan Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui penyerapan air genteng beton ringan dengan pemakaian foaming agent. Langkah pengujian rembesan air pada genteng beton ringan adalah sebagai berikut SNI 0096:2007 : 1. Siapkan mal dari lembar seng berbentuk segi empat dengan sisi atas dan bawah berlubang. 2. Letakkan lembar seng tersebut di atas genteng. 3. Rekatkan mal tersebut ke permukaan genteng beton ringan dengan bantuan lilin hingga tidak ada celah yang memungkinkan air untuk merembes keluar dari mal segi empat tersebut. 4. Tuang air ke dalam mal tersebut sampai setengah dari ketinggian mal. 5. Diamkan selama 20 jam ± 5 menit dan lihat apakah terjadi rembesan air di bawah genteng tersebut. Universitas Sumatera Utara 50 Gambar 3.3 Pengujian Rembesan Air III.4.4 Pengujian Kuat Lentur Genteng Beton Ringan Genteng Gambar 4.4 Pengujian Kuat Lentur Genteng Genteng beton yang sudah dirawat selama 28 hari diuji beban lenturnya. Alat penguji terdiri dari alat uji marshall yang dimodifikasi yang dapat memberikan beban secara teratur dan merata. Penumpu dan landasan terbuat dari kayu dengan lebar tidak kurang dari 20 mm. Jarak antara landasan diasumsikan sebagai jarak antar reng pada pengaplikasiaannya. Pembebanan lentur diberikan pada permukaan atas genteng melalui beban yang diletakkan di tengah di antara 2 landasan sampai genteng patah. Kekuatan lentur dinyatakan sebagai beban lentur dengan satuan kg. SNI 0096:2007 Universitas Sumatera Utara 51 Hitung karakteristik beban lentur dengan persamaan : � � = � − 1,64 � � � dengan : � � = � ∑� � − � 2 �−1 dimana : Fc = karakteristik beban lentur kg F = Beban lentur rata-rata Fi = Beban lentur masing-masing benda uji Sd = Standar deviasi n = jumlah benda uji III.4.5 Pengujian penyerapan air genteng beton ringan. Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui penyerapan air genteng beton ringan dengan pemakaian foaming agent. Langkah pengujian penyerapan air adalah SNI 0096:2007 : 1. Genteng beton ringan di ovenkan pada suhu 110ºC ± 5ºC sampai berat tetap. 2. Timbang genteng dalam keadaan kering oven. 3. Rendam genteng tersebut dalam air selama 24 jam. 4. Timbang genteng dalam keadaan basah dengan menyeka permukaan genteng lebih dulu dengan lap lembab. 5. Hitung penyerapan masing-masing air genteng dengan menggunakan persamaan sebagai berikut : Penyerapan air genteng beton ringan = �−� � � 100 Universitas Sumatera Utara 52 A = Berat genteng beton ringan dalam keadaan kering setelah dioven B = Berat genteng beton ringan dalam keadaan basah. Universitas Sumatera Utara 53

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Kuat Tekan Silinder Beton Ringan 4.1.1 Kuat Tekan Beton Ringan dengan Berat Semen Berbeda Pengujian kuat tekan beton ringan dilakukan pada umur 28 hari dengan maksud untuk mendapatkan gambaran perkembangan kekuatan tekan beton ringan dengan perbedaan pemakaian jumlah semen dan pasir. Tabel 4.1 Kuat Tekan Kubus Beton Ringan pada Umur 28 hari dengan WC Ratio = 0,55 Perbandingan Simbol Benda Uji ke Berat kg Kuat Tekan Mpa Semen Pasir 1 2 P 1 1 5,81 2,57 1 2 2 5,76 2,52 1 2 3 5,79 2,52 1 2 4 5,91 2,60 1 2 5 5,82 2,58 Rata-rata 5,818 2,558 0,9 2 S 1 1 5,73 2,41 0,9 2 2 5,80 2,47 0,9 2 3 5,83 2,50 0,9 2 4 5,74 2,42 0,9 2 5 5,77 2,44 Rata-rata 5,774 2,448 Pada tabel 4.1 menunjukkan bahwa seiring dengan berkurangnya penggunaan semen, maka kuat tekan yang diperoleh pun semakin berkurang. Universitas Sumatera Utara 54 2.57 2.52 2.52 2.6 2.58 2.41 2.47 2.5 2.42 2.44 2.4 2.45 2.5 2.55 2.6 2.65 1 2 3 4 5 6 K u at T e k an M P a Benda Uji ke- Kuat Tekan Beton Ringan komposisi semen : pasir 1:2 P dan 0,9:2 S perawatan 28 hari P1 S Gambar 4.1 Hubungan Kuat Tekan Beton Ringan pada Umur 28 Hari dengan Pengurangan Komposisi Semen Pada gambar 4.1 menunjukkan bahwa kuat tekan rata-rata pada beton ringan tipe P1 adalah sebesar 2,558 Mpa, pada tipe S 2,448 Mpa sehingga dapat dilihat bahwa hubungan antara kuat tekan rata-rata beton ringan dengan penggunaan kuantitas semen yang berbeda. Dengan penggunaan komposisi semen yang lebih banyak, menghasilkan kuat tekan yang lebih besar.

4.1.2 Kuat Tekan Beton Ringan dengan Variasi Perawatan

Tabel 4.2 Kuat Tekan Beton Ringan pada Umur 3 , 7 , 14, 21, dan 28 hari dengan WC Ratio = 0,55 Perbandingan Simbol Umur Beton Ringan hari Benda Uji ke- Berat kg Kuat Tekan MPa Semen Pasir 1 2 P 5 3 1 5,83 0,89 2 5,74 0,83 3 5,76 0,85 4 5,84 0,92 5 5,79 0,78 Universitas Sumatera Utara 55 Rata-Rata 5,792 0,854 1 2 P 4 7 1 5,75 1,63 2 5,73 1,69 3 5,81 1,65 4 5,87 1,72 5 5,74 1,58 Rata-Rata 5,78 1,654 1 2 P 3 14 1 5,91 2,35 2 5,83 2,35 3 5,74 2,32 4 5,72 2,27 5 5,77 2,31 Rata-Rata 5,794 2,32 1 2 P 2 21 1 5,87 2,49 2 5,82 2,51 3 5,75 2,43 4 5,76 2,47 5 5,76 2,43 Rata-Rata 5,792 2,466 1 2 28 1 5,81 2,57 2 5,76 2,52 3 5,79 2,52 4 5,91 2,60 5 5,82 2,58 Rata-Rata 5,818 2,558 Pada tabel 4.2 menunjukkan bahwa kuat tekan beton ringan mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Adapun tujuan dari pengujian variasi ini adalah untuk mendapatkan hubungan antara faktor umur hari dan kuat tekan beton ringan. Universitas Sumatera Utara 56 3,0.854 7,1.654 14,2.32 21,2.46628,2.558 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3 7 14 21 28 K u at T e k an Umur Perawatan Hubungan Kuat Tekan dengan Umur Perawatan Hubungan Kuat Tekan dengan Umur Perawatan Gambar 4.2 Hubungan antara Umur Beton Ringan dan Kuat Tekan Beton Ringan. Pada gambar 4.2 menunjukkan bahwa kuat tekan rata-rata beton ringan pada umur 3 hari adalah sebesar 0,854, 1,654 MPa pada umur 7 hari, 2,32 MPa pada umur 14, 2,466 MPa pada umur 21 hari, dan 2,588 MPa pada umur 28 hari. Semakin lama perawatan yang dilakukan terhadap beton, maka kuat tekan beton semakin meningkat serta mempunyai karakteristik yang menyerupai beton normal.

4.1.3 Kuat Tekan Beton Ringan Menggunaan SikaSet Accelerator dan Tanpa Perawatan

Tabel 4.3 Kuat Tekan Beton Ringan pada Umur 28 hari dengan WC Ratio = 0,55 Perbandingan umlah aditif per 1 kg semen L Simbol Benda Uji ke- Berat kg Kuat Tekan MPa Semen Pasir 1 2 - SK 1 5,81 2,48 2 5,76 2,42 3 5,79 2,42 4 5,91 2,41 5 5,82 2,47 Universitas Sumatera Utara 57 2.48 2.42 2.42 2.41 2.47 2.53 2.51 2.39 2.6 2.53 2.56 2.52 2.55 2.59 2.56 2.35 2.4 2.45 2.5 2.55 2.6 2.65 1 2 3 4 5 6 K u at T e k an M P a Benda Uji ke Perbandingan Kuat Tekan Beton Ringan SK, SK1, SK2 SK SK2 SK3 Rata-Rata 5,818 2,44 1 2 0,11 SK 1 1 5,93 2,53 2 6,02 2,51 3 5,97 2,39 4 6,00 2,60 5 5,91 2,53 Rata-Rata 5,966 2,512 1 2 0,15 SK 2 1 6,11 2,56 2 6,08 2,52 3 6,08 2,55 4 6,15 2,59 5 6,07 2,56 Rata-Rata 6,098 2,556 Pada tabel 4.3 menunjukkan bahwa seiring dengan pemakaian SikaSet Accelerator terjadi peningkatan berat beton ringan yang dihasilkan yaitu pada BS 2 sebesar 0,12 kg dan pada BR 3 sebesar 0,20 kg. Gambar 4.3 Hubungan antara Kuat Tekan Beton Ringan pada Umur 28 Hari dengan dan tanpa menggunakan SikaSet Accelerator Universitas Sumatera Utara 58 Pada gambar 4.3 menunjukkan bahwa kuat tekan rata-rata pada beton ringan tanpa penggunaan SikaSet Accelerator adalah sebesar 2,464 MPa pada umur 28 hari, sedangkan kuat tekan rata-rata pada beton ringan dengan penggunaan SikaSet Accelerator sebanyak 0,11 liter per kg semen adalah sebesar 2,512 MPa dan kuat tekan rata-rata beton ringan dengan penggunaan SikaSet Accelerator sebanyak 0,15 liter per kg semen adalah sebesar 2,548 Mpa dan dapat dilihat bahwa penggunaan SikaSet Accelerator mempercepat proses reaksi kimia beton ringan sehingga dapat mencapai kuat tekan yang lebih optimal dibandingkan yang tidak menggunakan SikaSet Accelerator.

4.2 Absorpsi Beton Ringan

Absorpsi Beton Ringan dapat dihitung dengan rumus : Absorpsi = �−� � � 100 di mana : A = Berat beton ringan dalam keadaan kering B = Berat beton ringan dalam keadaan SSD

4.2.1 Absorpsi Beton Ringan Perawatan 28 hari Tabel 4.4

Absorpsi Beton Ringan Simbol Benda Uji ke- Berat Beton Ringan dalam Keadaan Absorpsi Kering SSD Semu P1 1 5.81 6.05 6.21 4.13 2 5.76 5.98 6.15 3.82 3 5.79 6.02 6.2 3.97 4 5.91 6.16 6.29 4.23 5 5.82 6.06 6.33 4.12 Rata-rata 5.818 6.05 6.24 4.06 S 1 5.73 5.97 6.15 4.19 2 5.8 6.01 6.18 3.62 3 5.83 6.05 6.27 3.77 4 5.74 5.99 6.16 4.36 5 5.77 6.01 6.14 4.16 Rata-rata 5.774 6.04 6.18 4.02 Universitas Sumatera Utara 59 4.13 3.82 3.97 4.23 4.12 4.19 3.62 3.77 4.36 4.16 0.00 0.50 1.00 1.50 2.00 2.50 3.00 3.50 4.00 4.50 5.00 1 2 3 4 5 6 Ar b so rb si Ai r Benda uji Arbsorbsi Beton Ringan P1 S Pada tabel 4.4 menunjukkan bahwa pengaruh penggunaan kuantitas semen yang berbeda tidak menghasilkan perbedaan absorbsi yang signifikan. Gambar 4.4 Hubungan persen absoprsi beton ringan dengan pemakaian jumlah semen yang berbeda. Pada gambar 4.4 menunjukkan bahwa absorpsi pada P1 adalah sebesar 4,06 , absorpsi pada S adalah sebesar 4,02. Dari pengujian kuat tekan yang dilakukan terhadap seluruh benda uji silinder beton ringan, penulis menyimpulkan hasil dari kuat tekan rata-rata yang diperoleh adalah sebagi berikut. Tabel 4.5 Hasil Pengujian Kuat Tekan seluruh komposisi beton ringan Perbandingan Simbol Lama Perawatan hari Kuat Tekan Mpa Semen Pasir Air 1 2 0,55 P5 3 0,854 1 2 0,55 P4 7 1,654 1 2 0,55 P3 14 2,32 1 2 0,55 P2 21 2,466 1 2 0,55 P1 28 2,558 Universitas Sumatera Utara 60 2.558 0.854 1.654 2.32 2.466 2.44 2.556 0.5 1 1.5 2 2.5 3 5 10 15 20 25 30 K u at T e k an M P a Umur Perawatan Hasil Kuat Tekan Semua Komposisi P1 S P5 P4 P3 P2 SK SK1 SK2 0,9 2 0,55 S 28 2,448 1 2 0,55 SK - 2,44 1 2 0,55 SK1 - 2,512 1 2 0,55 SK2 - 2,556 Gambar 4.5 Grafik hasil pengujian kuat tekan beton ringan Dari hasil pengujian kuat tekan yang dilakukan, maka penulis menyimpulkan bahwa komposisi beton ringan yang menghasilkan kuat tekan paling besar adalah komposisi semen : pasir sebesar 1 : 2 dengan faktor air semen 0,55 dengan perawatan selama 28 hari. Dengan diperolehnya komposisi beton ringan tersebut, maka komposisi yang diterapkan penulis dalam pembuatan benda uji genteng beton ringan adalah semen : pasir sebesar 1 : 2 dengan faktor air semen sebesar 0,55.

4.3 Kuat Lentur Genteng Beton Ringan

Pengujian benda uji genteng beton ringan dilakukan genteng beton ringan yang sudah dirawat direndam selama 28 hari dengan benda uji sebanyak 10 buah. Data hasil pengujian genteng beton ringan dapat dilihat pada tabel sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara 61 48.1 46.8 48.148.1 46.8 48.148.1 46.8 48.1 46.8 46.5 47 47.5 48 48.5 2 4 6 8 10 12 K ua t T e k a n k g Benda Uji ke- Pengujian Kuat Lentur Genteng Beton Ringan Genteng Tabel 4.6 Pengujian Kuat Lentur Genteng Beton Ringan dengan menggunakan foaming agent Campuran S : P : A Benda Uji Tebal Genteng mm Berat Genteng kg Beban Lentur kg Rata-rata kg 1:2:0,55 1 25 3,51 48,1 47,58 2 25 3,39 46,8 3 25 3,49 48,1 4 25 3,56 48,1 5 25 3,39 46,8 6 25 3,53 48,1 7 25 3,47 48,1 8 25 3,39 46,8 9 25 3,49 48,1 10 25 3,35 46,8 Gambar 4.6 Grafik Pengujian Kuat Lentur Genteng Beton Ringan F 1 = 481 N F 2 = 468 N F 3 = 481 N Universitas Sumatera Utara 62 F 4 = 481 N F 5 = 468 N F 6 = 481 N F 7 = 481 N F 8 = 468 N F 9 = 481 N F 10 = 468 N F = 475,8 N �� = � ∑�� − � 2 � Sd = � ∑��−� 2 � = � 6 � 481−475,8 2 + 4 � 468−475,8 2 10 = �40,56 = 6,369 Fc = F – 1,64 x Sd = 475,8 – 1,64 x 6,369 = 465,355 N

4.4 Penyerapan Air pada Genteng Beton Ringan

Dokumen yang terkait

TINJAUAN KUALITAS GENTENG BETON SEBAGAI PENUTUP ATAPDENGAN BAHAN TAMBAH SERAT SABUT KELAPA Tinjauan Kualitas Genteng Beton Sebagai Penutup Atap Dengan Bahan Tambah Serat Sabut Kelapa.

0 4 16

TINJAUAN KUALITAS GENTENG BETON SEBAGAI PENUTUP ATAP DENGAN BAHAN TAMBAH SERAT TEBU Tinjauan Kualitas Genteg Beton Sebagai Penutup Atap Dengan Bahan Tambah Serat Tebu.

0 2 20

TINJAUAN KUALITAS GENTENG BETON SEBAGAI PENUTUP ATAP DENGAN BAHAN TAMBAH SERAT TEBU Tinjauan Kualitas Genteg Beton Sebagai Penutup Atap Dengan Bahan Tambah Serat Tebu.

0 2 15

ANALISIS KUALITAS GENTENG BETON SEBAGAI PENUTUP ATAP DENGAN BAHAN TAMBAH SERAT IJUK Analisis Kualitas Genteng Beton Sebagai Penutup Atap Dengan Bahan Tambah Serat Ijuk.

0 1 15

ANALISIS KUALITAS GENTENG BETON SEBAGAI PENUTUP ATAP DENGAN BAHAN TAMBAH SERAT IJUK Analisis Kualitas Genteng Beton Sebagai Penutup Atap Dengan Bahan Tambah Serat Ijuk.

0 5 14

TINJAUAN KUALITAS GENTENG BETON SEBAGAI PENUTUP ATAP DENGAN BAHAN TAMBAH Tinjauan Kualitas Genteng Beton Sebagai Penutup Atap Dengan Bahan Tambah Serbuk Gergaji Kayu Akasia.

0 1 16

TINJAUAN KUALITAS GENTENG BETON SEBAGAI PENUTUP ATAP DENGAN BAHAN TAMBAH Tinjauan Kualitas Genteng Beton Sebagai Penutup Atap Dengan Bahan Tambah Serbuk Gergaji Kayu Akasia.

0 2 15

BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 Umum - Pengembangan Genteng Beton Ringan sebagai Alternatif Penutup Atap

0 0 23

BAB I PENDAHULUAN - Pengembangan Genteng Beton Ringan sebagai Alternatif Penutup Atap

0 2 11

PENGEMBANGAN GENTENG BETON RINGAN SEBAGAI ALTERNATIF PENUTUP ATAP

0 0 10