22
b. Kadar Lumpur
Jika terdapat bagian dari pasir yang lebih kecil dari 75 mikron atau lolos ayakan No.200 melebihi 5 terhadap berat kering , maka agregat
harus dicuci. c.
Kadar Liat tidak boleh melebihi 1 terhadap berat kering d.
Agregat halus harus bebas dari pengotoran zat. e.
Sifat kekal keawetan diuji dengan larutan garam sulfat :
Jika dipakai Natrium – Sulfat, bagian yang hancur maksimum 10 .
Jika dipakai Magnesium – Sulfat, bagiam yang hancur maksimum
15 .
Analisa ayakan pasir
Pengujian kadar lumpur pencucian pasir lewat ayakan no.200
Pengujian kandungan organik colometric test
Pengujian kadar liat clay lump
Pengujian berat isi pasir
Pengujian berat jenis dan absorbsi pasir
II.3.3 Air
Air merupakan salah satu bahan yang dibutuhkan untuk campuran beton untuk memicu proses kimiawi semen, membasahi agregat dan memberikan
kemudahan dalam pengerjaan. Air yang dapat diminum umumnya dapat digunakan sebagai campuran beton. Air yang mengandung senyawa-senyawa
Universitas Sumatera Utara
23
yang berbahaya, yang tercemar garam, minyak, gula atau bahan kimia lainnya, bila dipakai dalam campuran beton akan menurunkan kualitas beton Tri
Mulyono, 2003 : 51. Dalam pembuatan genteng beton ringan, air berfungsi untuk melunakkan campuran agar bersifat plastis, air yang terlalu banyak akan
menyebabkan banyaknya gelembung udara setelah proses hidrasi selesai, sedangkan air yang terlalu sedikit akan menyebabkan tidak selesainya proses
hidrasi sehingga mengakibatkan penurunan kekuatan beton tersebut.
II.3.4 Admixture
Admixture atau bahan pencampur tambahan adalah material yang ditambahkan wujud cairan ataupun serbuk ke adonan beton yang memberi efek
tertentu yang tidak muncul pada pencampuran beton biasa, seperti pelaksanaan Workability, titik beku Freezing Point, kekuatan Strength, dan perawatan
Curing. Jenis-jenis bahan tambahan admixture antara lain : a.
Type A, Water Reducer admixture yang digunakan untuk mengurangi jumlah penggunaan air yang diperlukan dalam campuran untuk
menghasilkan beton dengan nilai slump yang ditentukan. b.
Type B, Retarder admixture untuk memperlambat setting time pada beton.
c. Type C, Accelerator admixture yang digunakan untuk mempercepat
setting time pada beton dan meningkatkan kekuatan awal. d.
Type D, Water Reducer dan Retarding Admixture yang digunakan untuk mengurangi jumlah penggunaan air yang diperlukan dengan nilai slump
yang ditentukan dan memperlambat setting time pada beton.
Universitas Sumatera Utara
24
e. Type E, Water reducing and Accelerating Admixtures yang berfungsi
ganda yaitu mengurangi jumlah air pencampur yang diperlukan untuk menghasilkan beton yang konsistensinya tertentu dan mempercepat
pengikatan awal. f.
Type E, High Range Water Reducer admixture yang digunakan untuk mengurangi kuantitas dari mencampur air yang diperlukan untuk
menghasilkan beton dengan nilai slump 12 persen atau lebih besar. g.
Type F, High Range Water Reducer dan Retarder admixture digunakan untuk mengurangi kuantitas campuran air yang dipakai untuk
menghasilkan beton dengan nilai slump diatas 12 persen dan memperlambat reaksi hidrasi pada beton.
Pada eksperimen kali ini, bahan pencampur yang digunakan adalah Tipe C yaitu accelerator admixture dengan merek dagang SikaSet Accelerator Admixture.
II.3.4.1 Sikaset Accelerator
Sikaset accelerator adalah bahan tambahan yang dapat memepercepat dan mengurangi penyusutan. Ini ditambahkan pada semen portland untuk
mempercepat setting time atau waktu ikat mortar. Cara penggunaan sikaset accelerator adalah mencampurkannya pada
campuran mortar fresh. Setting time atau waktu ikat semen yang terjadi akibat penambahan sikaset accelerator sangatlah bergantung pada produk semen yang
digunakan dan tergantung pelaksanaannya juga.
Universitas Sumatera Utara
25
II.3.4 Foaming Agent
Foaming Agent adalah senyawa kimia yang berfungsi sebagai pengembang adonan mortar pada proses pembuatan genteng beton ringan. Akan
terjadi reaksi kimia pada campuran beton dengan foaming agent saat foaming agent dicampur dengan kalsium hidroksida yang terkandung dalam pasir, senyawa
kimia ini akan bereaksi dan membentuk gas hidrogen. Gas hidrogen yang dihasilkan tersebut akan membentuk gelembung-gelembung udara atau rongga
pada campuran beton tadi. Akibat adanya gelembung-gelembung udara atau rongga ini menjadikan volume campuran mortar menjadi dua kali lebih besar
dari volume semula. Di akhir proses pengembangan, hidrogen akan keluar dari mortar ke atmosfer dan akan dan langsung digantikan oleh udara. Dengan adanya
rongga-rongga yang dihasilkan membuat adonan genteng beton menjadi ringan. Namun jika digunakan dalam jumlah yang terlalu akan menyebabkan turunnya
kekuatan beton ringan tersebut karena terlalu banyak rongga udara di dalamnya. Menurut ASTM 796-87 a,Table 1, Foaming Agents for Use in Producing
Celllular Concrete Using Preformed Foam, banyaknya foaming agent yang digunakan dalam suatu percobaan dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
��� = 156.62
62.4 − ���
� 71.0
1000 − ���
Di mana: Wuf adalah massa jenis foaming agent kg m
3
. Wuf biasanya berkisar antara 32 sampai 64 kgm
3
. Vfa adalah volume foaming agent yang diperlukan m
3
. Vair : Vfa maksimum 40 : 1.
Universitas Sumatera Utara
26
II.4 Jenis-Jenis Beton Ringan
Untuk memperoleh beton ringan, itu bergantung pada adanya rongga udara dalam agregat , pembuatan rongga udara dalam beton. Untuk itu adapun cara
pembuatannya dapat dilakukan dengan beberapa cara di antaranya : 1.
Beton ringan menggunakan agregat ringan buatan berongga yang berfungsi sebagai agregat kasar All Light-weight Concrete.
Beton ini menggunakan agregat ringan yang berat jenisnya berkisar antara 1400 – 2000 kgm
3
. Agregat yang dipakai berasal dari alam, proses pembakaran, hasil produksi industri serta bahan-bahan organik.
2. Beton Ringan Tanpa Pasir No Fines Concrete
Beton ini tidak menggunakan agregat halus pasir pada pencampuran pastanya sehinga mempunyai sebagian besar pori-pori. Dengan berat jenis
berkisar 880 – 1200 kgm
3
. Kekuatan beton ini berkisar 7 – 14 Mpa. 3.
Beton ringan yang diperoleh dengan memasukkan udara dalam adukan beton atau mortar beton aerasi
Beton ini memiliki berat jenis berkisar 200 – 1440 kgm
3
dan biasanya digunakan untuk keperluan insulasi serta beton tahan api.
4. Beton Ringan dengan ”Clinker” dan ”Breeze”
Agregat yang dikenal dengan nama ” clinker ” dan ” Breeze” telah digunakan selama bertahun – tahun dalam memproduksi blok dan plat
untuk partisi dalam dan tembok interior lainnya. Clinker adalah bahan yang dibakar sempurna dan massanya mengeras dan berinti serta terisi
sedikit bahan yang mudah terbakar, sedang breeze adalah bahan residu yang kurang keras dan kurang baik pembakarannya, dan oleh karenanya
Universitas Sumatera Utara