14
Namun walaupun begitu, seperti yang kita ketahui bahwa genteng beton yang dijual dipasaran memiliki bobot yang besar yaitu dalam rentang 4,4 kg per
buahnya sampai 7,2 kg per buahnya dengan ukuran 35 cm x 45 cm x 1 cm. Tentunya hal ini menjadi masalah karena dengan bobot yang besar, maka hal
tersebut berpengaruh pada ukuran reng yang digunakan. Dengan kata lain, ukuran reng yang diperlukan akan lebih besar jika memakai penutup atap jenis lain
seperti seng misalnya. Untuk menanggulangi masalah tersebut, maka penulis mencoba mengaplikasikan beton ringan dalam pembuatan genteng beton ringan.
Dan pada percobaan tugas akhir ini, penulis akan melakukan penelitian terhadap genteng beton ringan dimana pada campuran semen, air, dan agregat
halus ditambahkan bahan pengembang foaming agent. Disini foaming agent berfungsi mengurangi berat jenis dari genteng tersebut dengan membentuk pori
yang terjadi akibat reaksi kimia dimana kalsium hidroksida yang terkandung dalam pasir akan bereaksi membentuk gas hidrogen. Gas hdrogen tersebut akan
membentuk gelembung-gelembung di dalam campuran beton tadi yang mengakibatkan volumenya akan menjadi lebih besar dai volume semula. Di akhir
pengembangan, hidrogen yang terbentuk tadi akan terlepas ke atmosfir dan akan digantikan udara. Akibat terbentuknya rongga di dalam campuran beton tadi,
mengakibatkan berat jenis dari beton tersebut akan lebih kecil dari semula.
II.2 Genteng Beton Ringan
Faktor keindahan dalam membangun sebuah bangunan terkadang menjadi salah satu faktor penentu pemilihan material ataupun bahan dan salah contohnya
adalah genteng. Tentunya pemakaian atap genteng jauh lebih artristik dari pada
Universitas Sumatera Utara
15
pemakaian atap seng. Beragamnya bentuk genteng yang ditawarkan, memiliki daya tarik tersendiri bagi orang yang memandangnya. Namun dibalik keindahan
yang ditimbulkan dengan pemakaian genteng, pemakaian atap genteng memiliki beban yang lebih besar dibandingkan beban atap seng. Hal tersebut tentunya
memiliki akibat ataupun berbahaya jika terjadi sesuatu. Misalnya saja beberapa tahun lalu terjadi gempa di D.I Yogtakarta yang pada umumnya masyarakat
disana memakai genteng sebagai penutup atap. Hal itu mengakibatkan kerusakan yang cukup parah pada setiap rumah warga. Selain faktor bahaya, dari segi biaya
pun dengan pemakain genteng beton akan menghabiskan biaya yang lebih besar karena akan menggunakan ukurang reng yang lebih besar dibandingkan ukurang
reng yang digunakan jika memakai atap seng.
Untuk menanggulangi masalah-masalah di atas, saat ini sudah mulai dilakukan penelitian terhadap genteng beton agar dapat memiliki beban yang lebih
ringan, sehingga pemakaian atap genteng ringan ini tidak terlalu berbahaya akibat memiliki berat yang besar. Ada yang menggunakan campuran styrofoam dalam
campuran pembuatan genteng beton, ada yang menggunakan bottom ash dan fly ash sebagai substitusi agregat halus. Dan pada pembuatan tugas akhir ini, penulis
menggunakan foaming agent sebagai bahan campuran pembuatan genteng ringan yang mana dengan pemakaian foamnig agent dalam campuran beton akan
menghasilkan gelembung udara pada beton tersebut. Dengan dihasilkannya gelembung udara pada beton tersebut, maka akan terbentuk pori-pori pada beton
yang menyebabkan genteng beton ringan tersebut memiliki bobot yang lebih kecil dibandingkan dengan genteng beton biasa.
Universitas Sumatera Utara
16
Adanya komposisi campuran mix design antara semen, pasir, air dalam pembuatan genteng beton ringan untuk saat ini belum ada standarisasinya. Hal itu
dikarenakan berat jenis genteng yang akan dihasilkan bergantung pada pemakaian foaming agent. Namun pada penelitian ini, penulis mengacu kepada hasil
eksperimen pembuatan beton ringan oleh Kausal Kishore. Menurut Kausal Kishore , 2007 seorang material engineers yang berasal dari Jepang.
Berikut adalah hasil penelitiannya : Tabel 2.1 Hasil Percobaan Kasual Kishore
Required density
kgm
3
Required Compressive Strength
at 28-day Nmm
2
WC ratio OPC 53 grade
kg Fine sand
passing 4 mm IS sieve kg
Water kg
1200 6.5
0.55 350
657 193
1400 12.0
0.50 400
800 200
1600 17.5
0.45 450
947 203
1800 25.0
0.40 500
1100 200
Perbandingan Semen : Pasir yang digunakan berkisar 1 : 1.9 hingga 1 : 2.2 dengan FAS bervariasi dari 0.40, 0.45, 0.50, dan 0.55. Pada eksperimen ini, perbandingan
semen : pasir yang digunakan adalah 1 : 2 dan 0,9 : 2 dengan FAS sebesar 0.55 dengan berat jenis beton ringan yang direncanakan berkisar antara 900-1000
kgm
3
serta mempunyai kekuatan tekan minimal sebesar 2 Mpa.
II.3 Bahan Pembuat Beton dan Genteng Beton Ringan