Mitos Gender Metode Pengumpulan Data Teknik Analisis Data Kelemahan penelitian

pasti. Pesan langsung ini sampai pada kita tanpa harus menggunakan penafsiran. Denotasi dalam penelitian ini adalah makna sebenarnya dari teks tulisan dan Gambar yang tampak pada subjek penelitian dalam film Laskar Pelangi.

c. Konotasi

Konotasi sering diartikan sebagai makna yang tersirat, konotasi menjelaskan hubungan penanda dan petanda yang di dalamnya beroprasi makna yang tidak ekplisit, tidak langsung, dan tidak pasti terbuka terhadap berbagai kemungkinan. Konotasi disini ialah bagaimana teks tersebut dimaknai sesuai dengan konsep budaya, nilai dan sejarah, ketika penanda dikaitkan dengan aspek psikologis, seperti perasaan, emosi, dan keyakinan. Penelitian ini mencari tahu makna konotasi dari gambar dalam film Laskar Pelangi.

d. Mitos

Dalam pemahaman Barthes, mitos adalah pengkodean makna dan nilai- nilai sosial yang sebetulnya arbitrer atau konotatif sebagai sesuatu yang dianggap alamiah Piliang, 2003:261.

e. Gender

Gender adalah suatu sifat yang melekat pada kaum laki-laki maupun perempuan yang dikonstruksi secara sosial maupun kultural. Misalnya, perempuan itu dikenal lemah lembut, cantik, emosional, atau keibuan. Sementara laki-laki dianggap: kuat, rasional, jantan, perkasa. Ciri dan sifat itu sendiri merupakan sifat yang dapat dipertukarkan Fakih, 2004:8.

3.3 Metode Pengumpulan Data

Penelitian ini akan memaksimalkan library research, yaitu riset berdasarkan literaturereferensi yang mencakup buku, internet, dan sebagainya yang mendukung dalam penelitian yang bertema semiotika dalam film. Universitas Sumatera Utara

3.4 Teknik Analisis Data

Analisis data menunjukkan kegiatan penyaderhanaan data ke dalam susunan tertentu yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan, sehingga dapat digunakan untuk mengambil kesimpulan. Penelitian ini menganalisis kesenjangan sosial yang terdapat dalam film Laskar Pelangi dengan menggunakan analisis semiotika.

3.5 Kelemahan penelitian

Penelitian dengan perangkat semiotika mendasarkan pada penafsiran peneliti pada adegan. Dengan penafsiran, kita memasuki dunia dalam teks, menyelami, dan menyingkap makna yang ada di dalamnya. Penelitian ini bersifat subjektif, sehingga pengetahuan, latar belakang budaya, kepercayaan, afiliasi politik, minat, bahkan perasaan si peneliti ketika melakukan penelitian akan berpengaruh pada hasil penelitian. Sehingga penelitian ini, meski bisa menguak hal-hal kecil, tetapi tidak bisa melihat keseluruhan aspek, hanya sisi-sisi tertentu saja yang dianggap menarik. Selain itu, penelitian ini bersifat refetitif pengulangan terjadi ketika menganalisis satu kejadian lalu menuju kejadian lainnya. Kriteria kualitas penelitian dengan metode ini bersifat historical, yakni sejauh mana penelitian memperhatikan konteks historis, sosial, budaya, ekonomi, dan politik dari setiap adegan-adegan. Oleh sebab itu, semakin dalam peneliti melibatkan konteks sosial di mana subjek peneliti berada, maka semakin baik hasil penelitian. Juga sebaliknya, menghindari konteks sosial adalah kesalahan yang vital dalam menganalisis yang menyebabkan hasil penelitian akan dangkal. Universitas Sumatera Utara

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN