Deskripsi Keberadaan Pengusahaan Sarang Burung Walet

40

2.3 Deskripsi Keberadaan Pengusahaan Sarang Burung Walet

Pada awalnya sarang burung walet tidak pernah diusahakan.Artinya, sarang burung walet merupakan hasil alami dari walet tersebut tanpa ada usaha ataupun upaya manusia untuk membuatnya. Burung walet sendiri secara alamiah tinggal pada gua-gua yang gelap dan lembab.Manusia awalnya hanya memanfaatkan sarang burung walet alami, dengan mencari di gua-gua walet. Air liur burung walet ini dipercaya berkhasiat positif bagi kesehatan. Air liur burung walet dipercaya dapat menyehatkan tubuh, meningkatkan stamina. Burung walet merupakan burung dengan tubuh berukuran kecil, sekitar 9 cm. Berwarna hitam biru mengkilat. Ekor sedikit bertakik. Dagu abu-abu. Perut putih mencolok. Menukik untuk minum air sungai. Jarang sekali bertengger. Menggunakan ekholokasi. Habitatnya ialah semua tipe hutan. Frekuensi suara burung walet berkisar 7-16 kHz dengan energi utama 2-7 kHz. Burung walet atau dengan nama latin Aerodramus fuciphagus merupakan kerajaan animalia, filum chordata, kelas aves, ordo apodiformes dan famili apodidae. 42 Manusia awalnya hanya memanfaatkan sarang burung walet alami saja. Namun, seiring meningkatnya jumlah penduduk dan permintaan akan sarang burung walet pun meningkat, barulah manusia menciptakan habitat non-alami untuk burung walet. Pengusahaan Sarang Burung Walet di Labuhan Batu sudah ada sejak tahun 1980-an dan terus mengalami peningkatan jumlah pengusahaan dari tahun ke tahun. 42 bio.undip.ac.idsbwsp_daftar_indo.htm di akses pada 29-07-15, pukul 21.05 WIB 41 Ditambah lagi, permintaan terhadap sarang burung walet dari Rantauprapat oleh luar negeri cukup tinggi. Itulah sebabnya lama-kelamaan jumlah pengusahaan ini semakin banyak. Habitat buatan ini selanjutnya dioperasikan pada ruko-ruko bertingkat, kemudian dibuat sedemikian rupa untuk membuat habitat asli burung walet. Pada ruko-ruko walet akan dijumpai sebuah ciri tertentu yaitu, ada semacam jendela pada bagian paling atas ruko. Jendela tersebut merupakan pintu masuk keluarnya walet yang diusahakan. Pada jendela itu juga, terdapat sebuah alat pemancing yang lazimnya disebut tweeter walet. Tweeteritulah yang berfungsi sebagai pemancing agar burung walet mau masuk ke dalam ruko tersebut. Lokasi Pengusahaan Sarang Burung Walet di Kecamatan Rantau Utara dilakukan pada ruko-ruko bertingkat dua atau tiga. Ada ruko yang kosong dan juga yang dihuni oleh orang. Artinya, ada sebagian pengusaha yang dengan sengaja tinggal satu atap dengan burung walet yang diusahakannya. Bagi pengusahaan yang ditinggali pemiliknya, musik burung atau tweeter-nya dioperasikan secara manual. Pemilik usaha burung walet mengatur hidup matinya tweeter tersebut. Namun, bagi pengusahaan yang kosong, yang tidak ditinggali oleh orang, tweeter diatur sedemikian rupa dengan alat timer atau pengatur waktu otomatis. Musik pemancing atau tweeter tersebut pun terdiri atas dua jenis. Pertama, tweeter yang dipasang di dalam tempat walet bergantungan. Hanya saja musiknya tidak terlalu kencang. Tweeter ini hidup selama 24 jam, dengan maksud agar burung 42 walet dapat betah di dalamnya. Tweeter ini tidak akan terdengar orang jika sedang melintas di depan ruko. Kedua, tweeter yang dipasang di luar ruko. Dipasang di bagian puncak ruko, dengan menggunakan speaker corong. Tweeter yang di luar inilah yang berfungsi untuk memanggil burung walet yang sedang berterbangan dari jauh. Tweeter ini beroperasi mulai pukul 06.00 WIB sampai dengan pukul 20.00 WIB. Pada dasarnya, pengusahaan sarang burung walet merupakan pengusahaan ruko saja. Burung walet merupakan jenis binatang liar dan tidak dibudidayakan. Pengusahaan sarang burung walet juga tidak memberikan pakan atau makanan kepada burung walet yang diusahakannya. Hanya menyediakan ruko sebagai tempat burung walet singgah. Burung walet secara alamiah dapat pergi semaunya. Disebabkan habitat alaminya di hutan, burung walet akan terbang jauh menuju hutan dan mencari makan di sana. TABEL 2.3 NAMA-NAMA PENGUSAHA SARANG BURUNG WALET YANG MEMILIKI IZIN DI KECAMATAN RANTAU UTARA No Nama Alamat Wajib Pajak Lokasi Penangkaran Izin Diterbitkan Tahun 1. Hermanto Jl. Torpisang Mata No. 100 Rantauprapat Jl. Torpisang Mata No. 100 Rantauprapat 2010 2. Wagimin Jl. Mardan No. 7 Kel. Cendana Jl. Mardan No. 7 Kel. Cendana 2010 3. Tjia Sioe Tjoe Jl. Mardan No. 7 Kel. Jl. Mardan No. 7 Kel. 2010 43 Suhani Cendana Cendana 4. Munir Jl. Imam Bonjol No. 58 Kel. Cendana Jl. Imam Bonjol No. 58 Kel. Cendana 2011 5. Lok Siu Leng Suarti Jl. Imam Bonjol No. 79 Kel. Cendana Jl. Imam Bonjol No. 79 Kel. Cendana 2011 Sumber: Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Labuhan Batu Hanya ada lima pengusaha yang terdaftar mempunyai izin usaha sarang burung walet di Kecamatan Rantau Utara tetapi izin tersebut pun sudah tidak berlaku lagi. Izin terakhir yang terdaftar memiliki izin dikeluarkan pada tahun 2011, sementara izin hanya berlaku selama 4 tahun.Ini menjelaskan bahwa pengusahaan sarang burung walet di Kecamatan Rantau Utara berjalan secara tidak resmi. Kecamatan Rantau Utara ternyata memiliki lebih dari 30 ruko pengusahaan sarang burung walet namun, tak satupun dari pengusahaan sarang burung walet tersebut yang memiliki izin resmi pengusahaan. Hal tersebut disinyalir terjadi akibat penurunan harga sarang burung walet yang sangat drastis. Pada tahun 2010, harga jual sarang burung walet dengan kualitas terbaik bisa mencapai 20 juta per kilogram- nya. Sementara sekarang, harga jual sarang burung walet dengan kualitas yang sama hanya sekitar 2 juta per kilogram-nya. Penyebab drastisnya penurunan harga jual sarang walet tersebut pun tidak jelas diketahui. Pemerintah Kabupaten Labuhan Batu pada tahun 2010 mewacanakan pelarangan menjalankan pengusahaan sarang burung walet di Kecamatan Rantau Utara dan Kecamatan Rantau Selatan. Hal tersebut dikarenakan Kecamatan Rantau Utara dan Rantau Selatan merupakan kawasan padat penduduk, dan merupakan pusat 44 perkotaan di Rantauprapat lihat tabel 3.2. Pelarangan tersebut tidak berujung kepada penerbitan Peraturan Daerah. Alhasil, pengusahaan sarang burung walet masih saja beroperasi di Kecamatan Rantau Utara dan Rantau Selatan. Adapun wacana pelarangan menjalankan pengusahaan sarang burung walet di kawasan perkotaan tersebut dinilai oleh pengusaha sarang burung walet merupakan kebijakan yang sangat tidak masuk akal. Hal tersebut dinilai dapat mengakibatkan puluhan pengusaha mengalami kerugian yang besar. Para pengusaha mengaku bahwa modal yang digelontorkan untuk pengusahaan ini tidaklah sedikit. Modal untuk membangun sebuah ruko dapat mencapai ratusan juta rupiah. Wacana pelarangan tadipun pada akhirnya hanya sebatas hiasan saja. Pengusahaan sarang burung walet di Kecamatan Rantau Utara tetap berjalan dengan sebagaimana biasanya pada tahun-tahun yang lalu. Namun, pemerintah setempat pun terkesan tidak menunjukkan suatu reaksi atas hal tersebut. Aksi diamnya pemerintah Kabupaten Labuhan Batu pun mengakibatkan pengusahaan sarang burung walet di Kecamatan Rantau Utara tetap berjalan seperti biasa. Kondisi lingkungan perkotaan pada akhirnya tidak terkendali dari gangguan-gangguan yang disebabkan dari pengusahaan sarang burung walet. Pengusahaan sarang burung walet di Kecamatan Rantau Utara pun terkesan halal, padahal sama sekali tidak satupun dari pengusaha sarang burung walet di Kecamatan Rantau Utara yang memiliki izin usaha. Dengan adanya izin usaha tersebutlah, pemungutan retribusi dapat dilakukan. Nyatanya, pengusahaan sarang 45 burung walet yang berdiri di lingkungan, sama sekali tidak memiliki peran untuk membayar pajak atas pengusahaannya. Bahkan, peran andil Badan Lingkungan Hidup BLH Kabupaten Labuhan Batu pun tidak tampak sama sekali. Padahal, BLH merupakan lembaga yang menaungi tentang lingkungan hidup. Pengusahaan sarang burung walet di Kecamatan Rantau Utara didominasi oleh suku tionghoa, hanya ada satu atau dua saja yang dijalankan oleh masyarakat pribumi. Hal ini disebabkan bahwa kekuatan modal yang mereka punya dalam jumlah yang besar, sebagaimana pengusahaan ini memerlukan modal awal yang sangat besar. Ditambah lagi, pengalaman dan karakteristik mereka yang sangat giat dalam berbisnis. Lokasi-lokasi pengusahaan sarang burung walet di Kecamatan Rantau Utara terdapat di jalan-jalan perkotaan. Antara lain, jalan Sanusi, Jalan Pattimura, Jalan Honein, Jalan Surau, Jalan Pelita, Jalan Mardan, Jalan Imam Bonjol, Jalan Air Bersih, Jalan Dahlan Hanafiah, Jalan Kopral Abdullah. Pada Jalan Pattimura lihat gambar 1, yang merupakan kawasan pertokoan, pun tetap terdapat ruko sarang burung walet.Pada Jalan Honein lihat gambar 2, pengusahaan juga berdiri berdampingan dengan rumah warga. Begitu juga, pada Jalan Cokroaminoto, Jalan Kopral Abdullah, dan Jalan Mardan lihat gambar 3 yang berada dalam satu baris, ruko sarang burung walet beroperasi di kawasan perumahan warga. Kebersihan lingkungan pada jalan- jalan ini tidak terawat, banyak sampah menumpuk di pinggir jalan.Ruko-ruko ini rata-rata tidak ada yang menjaga. Artinya, ruko ini berjalan otomatis, yaitu dengan mengatur musik pemancing dengan alat timer. 46 Selanjutnya, pada lingkungan jalanan kota, di Jalan Ahmad Dahlan lihat gambar 4, terdapat ruko sarang burung walet yang pada lantai dasarnya menjalankan toko apotik. Sama dengan di Jalan Ahmad Dahlan, pada Jalan Imam Bonjol lihat gambar 5 pun yang merupakan jalanan perkotaan, masih tetap ada ruko sarang burung walet. Ruko ini juga menjalankan usaha-usaha dagangan di lantai dasarnya.Pada Jalan Sanusi lihat gambar 6, terdapat 9 buah ruko sarang burung walet. Masing-masing bertingkat tiga. Pada Jalan Sanusi ini juga, ruko walet berdampingan dengan rumah masyarakat. Jalan Dahlan Hanafiah pun yang berdampingan dengan Jalan Sanusi, terdapat pengusahaan sarang burung walet. Namun, pada Jalan ini hanya ada empat ruko saja. Selanjutnya, di Jalan Air Bersih lihat gambar 7, terdapat empat ruko sarang walet yang juga masih berdampingan dengan perumahan warga. Ruko ini berdiri di samping Sungai Bilah. Kondisi pengusahaan burung walet yang berdampingan dengan perumahan warga layaknya rumah kosong tetapi, menghasilkan kebisingan sepanjang hari. Ditambah lagi, lingkungan-lingkungan yang terdapat pengusahaan sarang burung walet identik tidak bersih, banyak sampah berserakan, parit yang tersumbat, maupun kondisi jalan yang jelek. Ruko-ruko bertingkat tiga tersebut mengeluarkan suara musik pemancing dengan frekuensi yang sangat tinggi. Kondisi lingkungan yang tidak kondusif sudah menjadi konsekuensi atas berdirinya ruko pengusahaan sarang burung walet. 47

2.4 Kebijakan Pemerintah Kabupaten Tentang Pengusahaan Sarang Burung Walet