Kebijakan Pemerintah Kabupaten Tentang Pengusahaan Sarang Burung Walet

47

2.4 Kebijakan Pemerintah Kabupaten Tentang Pengusahaan Sarang Burung Walet

DPRD Kabupaten Labuhan Batu baru terpilih untuk periode 2014-2019. Pada bulan 10 tahun 2014 mereka dilantik, setelah mendapatkan kepercayaan dari masyarakat Labuhan Batu pada pemilihan legislatif. DPRD Kabupaten Labuhan Batu juga terbagi atas fraksi dan komisi.Komisi D DPRD Labuhan Batu merupakan Komisi yang menangani Bidang Pembangunan. Menjalin hubungan sebagai mitra kerja dengan dinas Satuan Kerja Perangkat Daerah SKPD di Labuhan Batu. Satuan Kerja Perangkat Daerah SKPD tersebut meliputi, Bina Marga, Pengairan, Pertambangan dan Energi, Pasar, Perhubungan, Komunikasi dan Informatika, Perumahan Rakyat, Lingkungan Hidup, Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, Kesehatan, Cipta Karya dan Tata Ruang, Bappeda, dan Perpustakaan dan Dokumentasi. 43 a. Rapat kerja dengan Pemerintah Daerah yang dihadiri oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah SKPD yang menjadi mitra kerjanya, Komisi D DPRD Labuhan Batu dalam melakukan tugas dapat mengadakan: b. Rapat dengar pendapat dengan pejabat Pemerintah Daerah yang diwakili oleh pimpinan SKPD yang menjadi mitra kerjanya, c. Rapat dengar pendapat umum, baik atau permintaan komisi ataupun permintaan pihak lain, 43 Buku Kerja DPRD Kabupaten Labuhan Batu Periode 2011-2016 48 d. Kunjungan kerja atau peninjauan lapangan atas persetujuan pimpinan DPRD 44 TABEL 2.4 NAMA-NAMA ANGGOTA KOMISI D DPRD LABUHAN BATU PERIODE 2014-2019 No NAMA JABATAN PARTAI POLITIK 1. Suparji, SE Ketua Komisi D PDIP 2. Kamaluddin Rambe Wakil Ketua Komisi D Partai Demokrat 3. H. Ilham Sekretaris Komisi D PPP 4. Saurinah Pangaribuan Anggota Komisi D Hanura 5. Dipa Topan, SE Anggota Komisi D Gerindra 6. Sri Indra Jaya Anggota Komisi D Nasdem 7. Ahmad Saipul Sirait Anggota Komisi D PBB 8. Saut Daniel Tampubolon Anggota Komisi D PKPI 9. Ahmad Jais Anggota Komisi D PAN 10. Hj. Sofa Tanjung Anggota Komisi D Golkar Sumber: DPRD Kabupaten Labuhan Batu DPRD Kabupaten Labuhan Batu dalam menyikapi peraturan pengusahaan sarang burung walet yang belum jelas, menyatakan sikap yang tegas untuk memperketat peraturan demi terwujudnya efektivitas dan efisiensi. Dalam Rapat Akhir Masa Jabatan bersama Bupati Labuhan Batu, Komisi D DPRD Labuhan Batu menyatakan hak legislasi mereka untuk dibuatnya perda baru atau memperbaiki perda tentang pengusahaan sarang burung walet. Memberikan saran kepada Satuan Kerja 44 Ibid., 49 Perangkat Daerah SKPD terkait, untuk bisa serius menjalankan tugas dan kewajibannya. Di samping itu juga, DPRD Kabupaten Labuhan Batu mempertajam solusi untuk pengusahaan sarang burung walet di Kota Rantauprapat jika memang masih diperbolehkan untuk berjalan, dengan mengusulkan untuk mengadakan sistem double lock. Artinya, ruko-ruko pengusahaan sarang burung walet yang ada di Kota Rantauprapat, digembok oleh pemerintah. Dengan maksud, pengusaha sarang burung walet harus menghadap pemerintah dalam hal ini Satuan Kerja Perangkat Daerah SKPD yang akan ditentukan, untuk mengurus izin pengusahaannya. Dengan demikian, seluruh pengusahaan sarang burung walet dapat terjaring izin serta dapat memberikan peningkatan terhadap pendapatan daerah. Kebijakan Pemerintah Kabupaten Labuhan Batu terhadap pengusahaan sarang burung walet di Kecamatan Rantau Utara sebenarnya sudah dimulai pada tahun 2010, namun hanya sebatas wacana saja.Wacana tersebut menyatakan pelarangan untuk mendirikan atau mengusahakan pengusahaan sarang burung walet di kawasan perkotaan.Kecamatan Rantau Utara dan Kecamatan Rantau Selatan merupakan kawasan perkotaan dengan tingkat kepadatan penduduk yang tinggi disertai dengan tingginya aktivitas perkotaan pada kecamatan ini. Wacana pelarangan tersebut pada akhirnya tidak melahirkan suatu produk kebijakan. Sebagai implikasi akan hal tersebut, pengusahaan sarang burung walet pun masih banyak beroperasi di Kecamatan Rantau Utara dan Rantau Selatan juga. Sudah 50 menjelang lima tahun sejak wacana tersebut ada, nyatanya sampai saat ini belum ada langkah konkrit pemerintah untuk mengaturnya. Pemerintah Kabupaten Labuhan Batu tercatat hanya memiliki 6 pengusahaan sarang burung walet yang memiliki izin pengusahaan dari Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu BPMP2T di kota Rantauprapat. Terbagi dalam dua kecamatan, Rantau Utara dengan lima pengusahaan yang mempunyai izin dan satu pengusahaan di kecamatan Rantau Selatan. Izin pengusahaan itupun diterbitkan pada tahun 2010 dan 2011 sementara, waktu berlakunya izin pengusahaan sarang burung walet adalah 4 tahun. Pemerintah Kabupaten Labuhan Batu baru mengambil kebijakan pertama terhadap pengusahaan sarang burung walet pada tahun 2009, yaitu kebijakan tentang perizinan pengusahaan.Izin Pengelolaan dan Pengusahaan Sarang Burung Walet diatur dalam Perda No. 17 Tahun 2009. Kemunculan Perda ini dipelopori oleh tingginya harga sarang burung walet disertai maraknya pengusahaan sarang burung walet. Demi meningkatkan pendapatan daerah, pemerintah setempat kemudian menertibkan perizinan atas pengusahaan sarang burung walet tersebut. Pada tahun 2011, pemerintah Labuhan Batu mengeluarkan sebuah peraturan daerah untuk mengatur tentang retribusi pengusahaan sarang burung walet. Melalui Peraturan Daerah No. 10 tahun 2011 Tentang Pajak Sarang Burung Walet, pemerintah mencoba menertibkan administrasi pengusahaan sarang burung walet demi peningkatan Pendapatan Asli Daerah PAD. Realita yang terjadi malah 51 sebaliknya, perda tentang retribusi sarang burung walet tersebut tampaknya hanya sebatas pajangan saja. Terbukti, pengusahaan sarang burung walet yang ada di Kota Rantauprapat tidak mempunyai izin, terlebih membayar retribusi. Perda perizinan ini pada kenyataannya tidak mampu menjaring keseluruhan pengusahaan sarang burung walet yang ada di Kota Rantauprapat.Tercatat hanya 25 pengusahaan yang mempunyai izin dari keseluruhan di Kota Rantauprapat. Terbagi ke dalam delapan kecamatan antara lain, lima perizinan di Kecamatan Rantau Utara, satu perizinan di Kecamatan Rantau Selatan, satu perizinan di Kecamatan Bilah Barat, delapan perizinan di Kecamatan Bilah Hilir, enam perizinan di Kecamatan Panai Hilir, satu perizinan di Kecamatan Panai Tengah, dan tiga perizinan pengusahaan di Kecamatan Pangkatan. Melalui data dari Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu BPMP2T Kabupaten Labuhan Batu, perizinan pengusahaan walet tidak pernah ada lagi pembaharuan.Izin terakhir yang pernah diterbitkan yaitu pada tahun 2011. Padahal sampai tahun 2015 ini, pengusahaan sarang burung walet yang ada di Kecamatan Rantau Utara mencapai 60 ruko pengusahaan, tetapi tidak satupun dari antara pengusaha itu mempunyai izin pengusahaan. Adapun persyaratan perizinan pengusahaan sarang burung walet sesuai dengan Perda No. 17 Tahun 2009 yaitu, dengan menyerahkan berkas permohonan di atas kertas bermaterai Rp 6.000,- yang ditujukan kepada Kepala Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu BPMP2T Kabupaten Labuhan Batu dengan 52 melampirkan: a Fotocopy KTP pemohon yang masih berlaku sebanyak 1 satu lembar, b Surat rekomendasi dari Camat setempat, c Fotocopy Surat Izin Mendirikan Bangunan IMB, d Fotocopy Surat Izin Gangguan H.O Usaha Pengelolaan dan Pengusahaan Sarang Burung Walet, dan e Pas Photo ukuran 3 x 4 sebanyak 2 dua lembar. 45 No TABEL 2.5 TARGET DAN REALISASI PENERIMAAN RUTIN BERSUMBER DARI PAJAK DAERAH TAHUN 2013 JENIS PAJAK Rp TARGET Rp REALISASI Rp PERSENTASE 1. Pajak Hotel 1.100.000.000,00 657.469.942,00 59,77 2. Pajak Restoran dan Rumah Makan 1.200.000.000,00 864.525.113,00 72,04 3. Pajak Hiburan 200.000.000,00 332.826.522,00 166,41 4. Pajak Reklame 750.000.000,00 541.533.000,00 72,20 5. Pajak Penerangan Jalan 10.000.000.000,00 11.165.128.074,00 111,65 6. Pajak Pengambilan Pengolahan Bahan Galian C 2.000.000.000,00 659.215.500,00 32,96 7. Pajak Sarang Burung Walet 200.000.000,00 89.950.000,00 44,98 45 Dokumen Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu BPMP2T Kabupaten Labuhan Batu 53 8. Pajak Perolehan Hak Atas Tanah Bangunan 5.619.600.000,00 13.767.020.905,00 244,98 9. Pajak Air Tanah 300.000.000,00 402.137.809,00 134,05 Jumlah 21.369.600.000,00 28.479.806.865,00 133,27 Sumber: Labuhan Batu Dalam Angka Tahun 2013 Sesuai tabel target dan realisasi penerimaan rutin bersumber dari pajak daerah tahun 2013, Pajak Sarang Burung Walet hanya dapat diserap sebesar 44,98 . Dari target sebesar Rp 200.000.000,00 hanya mampu meraup Rp 89.950.00,00. Hal ini dapat terjadi di mana pada tahun 2011. Hal tersebut hampir senada dengan pajak pengambilan dan pengolahan bahan galian C yang ada di Kota Rantauprapat yang hanya mampu meraup Rp 659.215.500,00 dari target penerimaan sebesar Rp 2.000.000.000,00. Diketahui keduanya merupakan jenis kegiatan yang memiliki dampak yang besar terhadap kesehatan bahkan kelestarian lingkungan. 1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang