38
3.5 Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data yang dikumpulkan dan dicatat oleh seseorang terutama untuk kebutuhan
terkini para peneliti. Data sekunder bersifat historis, telah dikumpulkan dan tidak memerlukan akses ke responden atau subjek lainnya Zikmund, 1991:102. Data
dari penelitian ini diperoleh dari sumber-sumber sebagai berikut. 1.
Data perusahaan yang melakukan IPO dapat dilihat dari Indonesian Capital Market Directory ICMD
. 2.
Laporan keuangan tahunan diperoleh dari website Bursa Efek Indonesia BEI yaitu
www.idx.co.id 3.
Data KAP bigfour di Indonesia dapat dilihat pada website Accounting today yaitu www. accountingtoday.com
4. Data mengenai jenis auditorKAP dan spesialisasi industri dapat diperoleh
dari laporan keuangan tahunan perusahaan. 5.
Data yang diperlukan rumus dalam model Jones yang dimodifikasi untuk memperoleh DAC dapat diperoleh dari laporan keuangan tahunan
perusahaan.
3.6 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data pada penelitian ini adalah dokumentasi dan studi pustaka. Dokumentasi, yaitu teknik pengumpulan data melalui dokumen
tertulis maupun elektronik dari suatu lembagainstitusi dan sumber pendukung
Universitas Sumatera Utara
39
lainnya untuk dilakukannya analisis data sekunder. Studi pustaka yaitu data yang dikumpulkan diperoleh dari jurnal, buku, laporan keuangan tahunan, internet dan
data pendukung lainnya yang dibutuhkan dalam penelitian. Cara memperoleh data tersebut dapat dilihat pada bahasan sebelumnya. Data tersebut akan diproses
secara kuantitatif dan statistik agar dapat menjawab tujuan dari penelitian ini.
3.7 Teknik Analisis
Pada penelitian dengan tipe hubungan variabel dependensi yaitu dijelaskan dengan adanya ketergantungan antara variabel independen terhadap variabel
dependen. Alat analisis penelitian “Jika tipe data variabel dependen adalah metrik interval atau rasio, digunakan analisis regresi berganda” Santoso, 2014:12.
Berdasarkan hal tersebut, teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis regresi berganda. Untuk analisis regresi berganda biasanya harus
memenuhi asumsi-asumsi sebagai berikut. 1.
Data atau residual harus berada dalam distribusi normal, sehingga diperlukan uji normalitas data.
2. Data harus memiliki hubungan linier antar variabel independen dalam
arti tidak ada korelasi diantara variabel independennya, sehingga diperlukan uji multikolinieritas.
3. Berubah-ubah atau adanya ketidaksamaan varians dalam data,
sehingga diperlukan uji heteroskedastisitas.
Universitas Sumatera Utara
40
Dari penjelasan diatas maka perlu dilakukan uji asumsi klasik seperti uji normalitas data, uji multikolinieritas dan uji heteroskedastisitas pada penelitian.
Uji asumsi klasik dan analisis regresi berganda pada penelitian akan dilakukan dengan software SPSS.
3.7.1. Model Pengujian
Model pengujian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut.
Y = β
+ β
1
X
1
+ β
2
X
2
+ e Dimana :
Y = Manajemen Laba DAC
β =
Intercept β
1
, β
2
= Koefisien Regresi X1
= Ukuran KAP X2
= Spesialisasi Industri e =
Error
3.7.2 Uji Asumsi
Klasik 3.7.2.1. Uji Normalitas
Pengujian normalitas dilakukan untuk “mengetahui apakah dalam model regresi variabel penganggu atau residual memiliki
distribusi normal” Erlina, 2011:101. Dalam penelitian ini akan menggunakan uji normalitas metode Kolmogorof-Smirnov.
Universitas Sumatera Utara
41
3.7.2.2. Uji Multikolinieritas
Pengujian multikolinieritas dilakukan “untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi diantara variabel
independen” Erlina, 2011:103. Data penelitian yang baik seharusnya dapat bebas dari gejala atau kriteria multikolinieritas.
Dalam penelitian ini akan menggunakan uji multikolinieritas melalui uji VIF.
3.7.2.3. Uji Heteroskedastisitas
Pengujian ini bertujuan “untuk melihat apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variabel dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain” Erlina, 2011:106. Dalam penelitian ini akan menggunakan uji heteroskedastisitas dengan
metode uji Glejser.
3.7.3 Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis pada penelitian ini menggunakan uji statistik t. Pada dasarnya uji statistik t menunjukkan seberapa besar pengaruh suatu
variabel independen secara individual dalam menjelaskan variabel dependennya. Pengujian dilakukan dengan menggunakan signifikan level
5. Penerimaan atau penolakan hipotesis dilakukan dengan kriteria: a.
Jika t hitung t tabel, pada α = 5 p value, maka terdapat
pengaruh yang signifikan secara parsial.
Universitas Sumatera Utara
42
b. Jika t hitung t tabel, pada
α = 5 p value, maka tidak terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial.
Universitas Sumatera Utara
43
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Uji Asumsi Klasik
4.1.1. Hasil Uji Normalitas
Uji normalitas pada penelitian ini menggunakan uji Kolmogorov- Smirnov dengan ketentuan sebagai berikut.
a. Jika nilai signifikansinya lebih besar dari 5 atau 0,05 maka
data residual berdisribusi normal. b.
Jika nilai signifikansinya lebih kecil dari 5 atau 0,05 maka data residual tidak berdistribusi normal.
Tabel 4.1 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 54
Normal Parameters
a
Mean .0000000
Std. Deviation .25669931
Most Extreme Differences Absolute
.143 Positive
.143 Negative
-.096 Kolmogorov-Smirnov Z
1.048 Asymp. Sig. 2-tailed
.222 a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data
Sumber: Diolah oleh penulis 2014
Universitas Sumatera Utara
44
Dari interprestasi tabel diatas, hasilnya yaitu signifikansi 0,222 0,05 menyatakan bahwa distribusi data memenuhi asumsi normalitas
sehingga dapat dilakukan analisis regresi berganda. Data yang normal tersebut juga dapat dilihat dari histogram dan grafik normal plot data
berikut.
Gambar 4.1
Grafik Histogram Normalitas
Sumber: Diolah oleh penulis 2014
Universitas Sumatera Utara
45
Dari tampilan gambar tersebut dapat disimpulkan bahwa grafik histogram berada dalam pola distribusi yang normal. Grafiknya tidak
menceng ke kanan maupun ke kiri.
Gambar 4.2
Grafik Normal Plot
Sumber: Diolah oleh penulis 2014
Dari tampilan gambar tersebut dapat disimpulkan bahwa grafik normal plot menunjukkan hasil yang normal. Titik-titik yang menyebar di
sekitar garis diagonal dan penyebarannya cenderung mendekati dan mengikuti garis diagonal tersebut.
Universitas Sumatera Utara
46
4.1.2. Hasil Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas pada penelitian ini menggunakan Uji VIF dengan ketentuan sebagai berikut.
a. Jika nilai VIF lebih kecil dari 10 maka tidak terjadi
multikolinieritas. b.
Jika nilai VIF lebih besar dari 10 maka terjadi multikolinieritas.
Tabel 4.2 Tolerance and VIF Test
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. Collinearity Statistics
B Std. Error
Beta Tolerance
VIF 1
Constant -.032
.047 -.683
.498 KAP
.153 .080
.275 1.915
.061 .889
1.125 SPEC
-.058 .080
-.104 -.723
.473 .889
1.125 a. Dependent Variable: DAC
Sumber: Diolah oleh penulis 2014 Dari interprestasi tabel diatas, hasilnya yaitu nilai VIF masing-
masing lebih kecil dari 10, berarti datanya bebas dari gejala Multikolinieritas.
Universitas Sumatera Utara
47
4.1.3. Hasil Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas pada penelitian ini menggunakan uji Glejser dengan ketentuan sebagai berikut.
a. Jika nilai signifikansinya lebih besar dari 5 atau 0,05 maka
tidak terjadi heteroskedastisitas. b.
Jika nilai signifikansinya lebih kecil dari 5 atau 0,05 maka terjadi heteroskedastisitas.
Tabel 4.3 Glejser Test
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error
Beta 1
Constant .179
.034 5.199
.000 KAP
.070 .058
.172 1.199
.236 SPEC
-.107 .058
-.263 -1.834
.073 a. Dependent Variable: DAC
Sumber: Diolah oleh penulis 2014 Dari interprestasi tabel diatas, hasilnya yaitu signifikansinya
masing-masing lebih besar 0.05, berarti datanya bebas dari gejala heteroskedastisitas.
Universitas Sumatera Utara
48
4.2. Hasil Uji Hipotesis
Pada dasarnya uji statistik t menunjukkan seberapa besar pengaruh suatu
variabel independen secara individual dalam menjelaskan variabel dependennya.
Dengan kata lain, uji statistik t akan digunakan untuk menunjukkan besar pengaruh signifikan masing-masing variabel independennya yaitu KAP bigfour
dan KAP spesialisasi industri dalam mengurangi manajemen laba
Tabel 4.4 t Test
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. Collinearity
Statistics B
Std. Error Beta
Tolerance VIF
1 Constant
-.032 .047
-.683 .498
KAP .153
.080 .275
1.915 .061
.889 1.125
SPEC -.058
.080 -.104
-.723 .473
.889 1.125
a. Dependent Variable: DAC
Sumber: Diolah oleh penulis 2014 Dari interprestasi tabel diatas dapat kita lihat hasilnya sebagai berikut.
Hasil pengujian secara parsial KAP bigfour X1 terhadap manajemen laba
Y menunjukkan p-value : 0,061 0,05 dan nilai t hitung pada variabel KAP bigfour yaitu sebesar 1,915 dengan signifikansi 0,061, sedangkan t
tabel 1.675 dengan signifikansi 0,05. Berdasarkan hal tersebut dapat
Universitas Sumatera Utara
49
disimpulkan bahwa KAP bigfour tidak memiliki pengaruh yang signifikan secara parsial dalam mengurangi praktik manajemen laba.
Hasil pengujian secara parsial KAP spesialisasi industri X2 terhadap
manajemen laba Y menunjukkan p-value : 0,473 0,05 dan nilai t hitung pada variabel KAP spesialisasi industri yaitu sebesar -0,723 dengan
signifikansi 0,473, sedangkan t tabel 1.675 dengan signifikansi 0,05. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa KAP spesialisasi
industri tidak memiliki pengaruh yang signifikan secara parsial dalam mengurangi praktik manajemen laba.
Dari hasil diatas menunjukkan bahwa masing-masing variabel independen ini baik KAP big four maupun KAP spesialisasi industri secara parsial tidak
memiliki pengaruh yang signifikan dalam mengurangi praktik manajemen laba.
4.3. Pembahasan