Bentuk Manajemen Laba Discreationary Accrual

18 baik, bercermin dari informasi laba dalam laporan keuangan yang disajikan perusahaan tersebut. Oleh karena itu perusahaan yang melakukan IPO menjadi objek penting dalam penelitian ini.

2.1.3.3. Bentuk Manajemen Laba

Manajemen laba dapat dilakukan dalam beberapa bentuk tertentu. Menurut Wild et al. 2005:120-121 ada beberapa strategi dalam melakukan manajemen laba, antara lain sebagai berikut. 1. Meningkatkan laba Increase Income Strategi meningkatkan laba merupakan suatu bentuk manajemen laba dengan mengakui pendapatan-pendapatan periode mendatang pada periode berjalan serta menunda biaya periode berjalan ke periode mendatang sehingga laba periode berjalan akan meningkat dan lebih besar dari yang seharusnya. Hal ini biasanya bertujuan untuk memperoleh bonus yang besar, meningkatkan keuntungan serta untuk memperoleh dana dari pihak luar. Pada perusahaan yang melakukan IPO pastinya akan sangat menguntungkan dengan menarik perhatian para investor melalui informasi laba tersebut. 2. Mandi Besar Big Bath Big Bath merupakan suatu bentuk manajemen laba dengan mengakui biaya-biaya pada periode mendatang pada periode berjalan sehingga laba pada periode berjalan lebih rendah dari yang seharusnya. Biasanya hal ini dilakukan untuk mencapai tujuan Universitas Sumatera Utara 19 tertentu seperti pergantian CEO, menghindari pajak, dan lain-lain. Hal ini juga dapat menyebabkan laba pada periode berikutnya akan menjadi lebih tinggi karena biaya-biayanya telah diakui sebelumnya. 3. Perataan Laba Income Smoothing Income smoothing merupakan suatu bentuk manajemen laba yang dilakukan dengan meningkatkan atau menurunkan laba untuk meratakan laba setiap periode sehingga laba terlihat konsisten dan stabil. Metode ini sederhananya campuran dari kedua teknik diatas, namun dilakukan sesuai kondisi yang ada pada setiap periodenya. Hal ini dilakukan untuk mengurangi resiko dari fluktuasi laba serta menarik perhatian investor dengan image kinerja perusahaan yang baik dan stabil.

2.1.3.4. Discreationary Accrual

Konsep dasar akrual merupakan suatu metode akuntansi di mana penerimaan dan pengeluaran diakui atau dicatat ketika transaksi terjadi, bukan ketika uang kas untuk transaksi-transaksi tersebut diterima atau dibayarkan. Dengan demikian pencatatan dalam metode ini bebas dari pengaruh waktu kapan kas diterima dan kapan pengeluaran dilakukan Wikipedia-Indonesia. Konsep ini akan menyebabkan pencatatan penerimaan dan pengeluaran diakui pada saat transaksi walaupun dalam penerimaan atau pengeluaran tersebut belum nyata dalam bentuk kas. Jadi Universitas Sumatera Utara 20 penerimaan dan pengeluaran yang dicatat belum tentu akan menjadi penerimaan atau pengeluaran. Transaksi tersebut tentunya menjadi suatu celah dalam melakukan manajemen laba. Wild et al. 2005:102 mengkritik bahwa “akuntansi akrual merupakan kombinasi dari aturan yang rumit dan tidak sempurna yang menghalangi tujuan laporan keuangan-yaitu informasi mengenai arus kas dan kapasitas untuk menghasilkan kas”. Akuntansi akrual bertentangan dengan analisis keuangan, yakni menghilangkan dasar akrual untuk memperoleh informasi berdasarkan aliran kas. Analisis keuangan ini diakibatkan akuntansi akrual yang ruwet dan rentan atas manipulasi. Kerentanan ini disebut manajemen laba Earnings Management. Oleh karena itu deteksi manajemen laba secara umum diteliti menggunakan pendekatan akrual. Pada dasarnya akuntansi akrual memiliki dua komponen yaitu terdiri dari discreationary accruals DA dan non dicreationary accruals NDA . Discreationary accruals merupakan komponen akrual yang dapat dimanipulasi oleh pihak manajemen. Sedangkan non discreationary akrual merupakan komponen akrual yang dipengaruhi oleh faktor-faktor luar perusahaan yang tidak dapat dikendalikan oleh pihak manajemen. Hal ini tentunya penggunaan discreationary accruals lebih tepat dalam mengukur manajemen laba. Oleh karena itu perlu adanya model tertentu yang Universitas Sumatera Utara 21 dapat mengukur manajemen laba dengan discreationary accruals. Dalam penelitian ini manajemen laba akan di proksikan dengan model Jones 1991 yang di modifikasi oleh Dechow et al. 1995:199-200.

2.2. Penelitian Terdahulu

Dokumen yang terkait

ANALISIS KINERJA PERUSAHAAN: SEBELUM DAN SESUDAH INITIAL PUBLIC OFFERING DI BURSA EFEK INDONESIA

0 74 8

Pengaruh Return on Asset, Reputasi Auditor, dan Ukuran Perusahaan terhadap Initial Return (Studi Empiris pada Perusahaan yang Melakukan Initial Public Offering di BEI tahun 2005-2012)

0 7 142

ANALISIS PENGARUH KUALITAS AUDIT DAN MOTIVASI MANAJEMEN TERHADAP MANAJEMEN LABA (STUDI PADA PERUSAHAAN YANG MELAKUKAN IPO DI INDONESIA)

2 22 57

Analisis Pengaruh Kualitas Audit Terhadap Manajemen Laba Studi Empiris Pada Perusahaan Yang Melakukan Initial Public Offering (IPO) Di Indonesia

0 0 12

Analisis Pengaruh Kualitas Audit Terhadap Manajemen Laba Studi Empiris Pada Perusahaan Yang Melakukan Initial Public Offering (IPO) Di Indonesia

0 0 8

Analisis Pengaruh Kualitas Audit Terhadap Manajemen Laba Studi Empiris Pada Perusahaan Yang Melakukan Initial Public Offering (IPO) Di Indonesia

0 0 20

Analisis Pengaruh Kualitas Audit Terhadap Manajemen Laba Studi Empiris Pada Perusahaan Yang Melakukan Initial Public Offering (IPO) Di Indonesia

0 0 2

Analisis Pengaruh Kualitas Audit Terhadap Manajemen Laba Studi Empiris Pada Perusahaan Yang Melakukan Initial Public Offering (IPO) Di Indonesia

0 0 1

Pengaruh variabel keuangan terhadap underpricing pada penawaran umum perdana [Initial Public Offering] di Bursa Efek Indonesia : studi empiris pada perusahaan yang melakukan Initial Public Offering [IPO] tahun - USD Repository

0 0 103

Manajemen laba sebelum Initial Public Offering (IPO) : studi empiris pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia - USD Repository

0 0 99