Derajat Substitusi Viskositas Bilangan Asam rata-rata

2.6 Derajat Substitusi

Derajat substitusi dapat dievaluasi dengan metode FT-IR dari perbandigan absorbansi pada 1573,91 dianggap berasal dari pita karbonil dan absorbansi 3425,58 berasal dari pita hidroksil, dihitung dengan meggunakan persamaan 2.1 berikut ; Persamaan 2.1 Derajat Substitusi Dimana DS adalah derajat substitusi dan nilai 0,10 mewakili gugus yang spesifik dari selulosa asli Moore dan Roberts, 1980.

2.7 Viskositas

Viskositas adalah ukuran yang menyatakan kekentala suatu cairan atau fluida.kekentalan merupakan sifat cairan yang berhubungan erat dengan hambatan untuk mengalir. Beberapa cairan ada yang dapat mengalir cepat, sedangkan yang lainnya mengalir secara lambat.Cairan yang mengalir cepat seperti air, alkohol dan bensin mempunyai viskositas kecil.Sedangkan cairan yang mengalir lambat seperti gliserin, minyak dan madu mempunyai viskositas besar. Jadi viskositas tidak lain menentukan kecepatan mengalirnya suatu cairan. Viskoaitas kekentalan cairan akan menimbulkan gesekan antara bagian-bagian atau lapisan- lapisan cairan yang bergerak satu terhadap yang lain. Secara umum, viskositas cairan dapat ditentukan dengan dua metode, yaitu : 3. Viskosimeter Ostwald Metode ini ditentukan berdasarkan hukum poiseuille menggunakan alat Viskosimeter Ostwald. Penetapannya dilakukan dengan jalan mengukur waktu yang diperlukan untuk mengalirnya cairan dalam pipa kapiler dari a ke b. Sejumlah cairan yang akan diukur viskositasnya dimasukkan kedalam viskosimeter yang diletakkan pada termostatYazid, 2005. Pada metode Ostwald yang diukur adalah waktu yang diperlukan oleh sejumlah tertentu cairan untuk mengalir melalui pipa kapiler dengan gaya yang disebabka oleh berat cairan itu sendiri. Pada percobaan, sejumlah tertentu cairan dipipet ke dalam viskosimeter.Cairan kemudian dihisapmelalui labu pengukur dari viskosimeter sampai permukaan cairan �� = �� � 1573 � 3425 � − 0,10� 100 Universitas Sumatera Utara lebih tinggi dari batas “a” dan “b” dapat ditentukan.Tekanan P merupakan perbedaan tekanan antara kedua ujung pipa U dan besarnya diasumsikan sebanding dengan berat jenis cairan Bird Tony, 1993. 4. Viskosimeter bola jatuh Viskositas cairan dapat ditentukan dengan metode bola jatuh berdasarkan hukum stokes.Penetapanya diperlukan bola kelereng dari logam dan alat gelas silinder berupa tabung. Bola kelereng dengan rapatan d dan jari-jari r dijatuhkan kedalam tabung berisi cairan yang akan ditentukan viskositasnya. Waktu yang diperlukan bola untuk jatuh melalui cairan dengan tinggi tertentu kemudian dicatat dengan stopwatch Bird Tony, 1993. 2.8 HLB hidrofilik-lipofilik balance Untuk penentuan uji nilai HLB, Griffin merancang suatu skala sembarang dari berbagai angka untuk dipakai sebagai suatu ukuran keseimbangan hidrofilik- lipofilik balanceHLB dari zat-zat aktif permukaan. Dengan bantuan angka ini, memungkinkan untuk membentuk suatu jarak HLB untuk efesiensi optimum atau terbaik dari masing-masing golongan surfaktan. HLB dari sejumlah senyawa dapat dihitung dengan menggunakan persamaan 2.4 ; Persamaan 2.2 Penentuan HLB Dimana S adalah bilangan penyabunan dan A adalah bilangan asam. zat aditif tersebut harus diimbangi dengan jumlah yang tepat antara gugus yang larut dalam air dan gugus yang larut dalam minyak sehingga dapat terorientasi pada antarmuka dan fase menurunkan tegangan. Jika molekul terlalu hidrofilik, itu berarti tetap dalam fase cairan dan tidak berpengaruh pada antarmuka.jika terlalu lipofilik dapat larut sepenuhnya dalam fase minyak dan sedikit muncul diantarmuka Martin,1960. Griffin 1994, merancang sebuah sekala sembarang nilai sebagai ukuran keseimbangan hidrofil-lifofil balance HLB dari zat aktif permukaan. Dengan HLB = 20 �1 − S A � Universitas Sumatera Utara sistem nomor ini, kemungkinan untuk membuat berbagai rentang HLB yang optimal untuk setiap kelas surfaktan dapat dilihat pada Gambar 2.3 berikut ; Gambar 2.3 Skala Rentang Nilai HLB untuk beberapa Zat Aktif Permukaan 18 15 12 9 6 3 Skala HLB Hidrofilik Lipofilik Zat Pelarut Detergen Zat Pengemulsi ow Zat Penyebar dan Pembasah Zat Pengemulsi wo Kebanyakan Zat Antibusa Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Durian Durio zibethinus Murr merupakan salah satu tanaman hasil perkebunan yang telah lama dikenal oleh masyarakat yang pada umumnya dimanfaatkan sebagai buah saja. Sebagian sumber literatur menyebutkan tanaman durian adalah salah satu jenis buah tropis asli Indonesia Rukmana, 1996. Kenyataannya, kulit dan biji buah hanya dibuang begitu saja tanpa dimanfaatkan menjadi lebih berguna.Jika dilihat, persentase bagian dagingnya termasuk rendah yaitu hanya 20-35, sedangkan kulit 60-75, dan biji 5-15 belum termanfaatkan secara maksimal Djaeni dan Prasetya, 2010. Hasil penelitian Hatta 2007 menunjukkan bahwa kulit durian mengandung unsur selulosa yang tinggi 50-60 dan kandungan lignin 5 serta kandungan pati yang rendah 5 sehingga dapat diindikasikan sebagai campuran bahan baku pangan olahan serta produk lainnya yang dimampatkan Herman, 2009. Karboksimetil selulosa CMC merupakan turunan dari selulosa yang dikarboksimetilasi. CMC dibuat dengan menggunakan bahan baku selulosa. Penggunaan selulosa bakterial sebagai bahan baku pembuatan karboksimetil selulosa CMC mempunyai beberapa keuntungan, diantaranya selulosa yang dihasilkan mempunyai kemurnian yang relatif tinggi dibandingkan dengan selulosa yang berasal dari tanaman Awalludin 2004. Fungsi CMC yang terpenting adalah sebagai pengental, stabilisator, pembentuk gel, sebagai pengemulsi dan dalam beberapa hal dapat meratakan penyebaran antibiotik Winarno, 1997. Universitas Sumatera Utara Wijayani,A 2005 telah meneliti tentang karboksimetil selulosa CMC dari eceng gondok dengan menggunakan metode perbandingan pada penambahan Natrium Monokloroasetat dan perbandingan penambahan NaOH. Nisa,D 2014 telah meneliti tentang CMC dari kulit buah kakao dengan metode perbandingan penambahan Trikoloroasetat dan perbandingan variasi waktu. Wulandari,G 2014 telah meneliti tentang sintesis O-karboksimetil N-lauril kitosan melalui eterifikasi kitosan dengan asam monokloroasetat dan diikuti asilasi dengan lauroil klorida.Dari uraian diatas, penulis bermaksud mengisolasi selulosa dari kulit durian yang digunakan sebagai pembuatan karboksimetil selulosa CMC dengan menggunakan asam monokloroasetat.

1.2 Permasalahan

Dokumen yang terkait

Sintesis Selulosa Suksinat Melalui Reaksi Esterifikasi Asam Suksinat dengan Selulosa Hasil Isolasi dari Sabut Buah Pinang (Areca catechu L.) Sebagai Adsorben Ion Tembaga (Cu2+)

4 10 87

SINTESIS KARBOKSIMETIL SELULOSA (CMC) DARI SELULOSA KULIT DURIAN (Durio zibethinus) | Safitri | KOVALEN 8234 27037 1 PB

4 15 11

Sintesis Selulosa Suksinat Melalui Reaksi Esterifikasi Asam Suksinat dengan Selulosa Hasil Isolasi dari Sabut Buah Pinang (Areca catechu L.) Sebagai Adsorben Ion Tembaga (Cu2+)

0 1 13

Sintesis Selulosa Suksinat Melalui Reaksi Esterifikasi Asam Suksinat dengan Selulosa Hasil Isolasi dari Sabut Buah Pinang (Areca catechu L.) Sebagai Adsorben Ion Tembaga (Cu2+)

0 0 2

Sintesis Karboksimetil Selulosa (Cmc) Dari Selulosa Hasil Isolasi Kulit Buah Durian (Duriozibethinus Murr) Melalui Reaksi Dengan Asam Monokloroasetat

0 0 13

Sintesis Karboksimetil Selulosa (Cmc) Dari Selulosa Hasil Isolasi Kulit Buah Durian (Duriozibethinus Murr) Melalui Reaksi Dengan Asam Monokloroasetat

0 0 2

Sintesis Karboksimetil Selulosa (Cmc) Dari Selulosa Hasil Isolasi Kulit Buah Durian (Duriozibethinus Murr) Melalui Reaksi Dengan Asam Monokloroasetat

1 1 3

Sintesis Karboksimetil Selulosa (Cmc) Dari Selulosa Hasil Isolasi Kulit Buah Durian (Duriozibethinus Murr) Melalui Reaksi Dengan Asam Monokloroasetat

0 3 17

Sintesis Karboksimetil Selulosa (Cmc) Dari Selulosa Hasil Isolasi Kulit Buah Durian (Duriozibethinus Murr) Melalui Reaksi Dengan Asam Monokloroasetat

0 1 4

Sintesis Karboksimetil Selulosa (Cmc) Dari Selulosa Hasil Isolasi Kulit Buah Durian (Duriozibethinus Murr) Melalui Reaksi Dengan Asam Monokloroasetat

0 0 5