3.2 Bahan-Bahan
5. Kulit Buah Durian
6. NaOH
pellet
p.a E.Merck
7. Isopropanol
l
p.a Fisons
8. CH
3
COOH
glacial
p.a Emsure
9. H
2
O
2 l
30 Teknis
10. Monokloroasetat
E.Merck 11.
Etanol 96 Teknis
E.Merck
3.3 Prosedur Penelitian 3.3.1Penyediaan Sampel
Bahan yang digunakan dalam penelitian adalah kulit buah durian yang diperoleh dari pinggir jalan.Kemudian dipotong-potong sedemikian rupa lalu dijemur
dibawah sinar matahari, kemudian diblender hingga menjadi serbuk.
3.3.2 Pembuatan Reagen 3.3.2.1 Pembuatan Larutan NaOH 2
Ditimbang NaOH pellet sebanyak 2 gram dan dilarutkan dengan aquadest dalam
100 ml labu takar. 3.3.2.2 Pembuatan Larutan NaOH 30
Ditimbang NaOH pellet sebanyak 30 gram dan dilarutkan dengan aquadest dalam 100 ml labu takar.
3.3.2.3 Pembuatan Larutan H
2
O
2
10
Diukur sebanyak 166,6 ml H
2
O
2
30 kemudian dilarutkan dengan aquadest dalam labu ukur 500 ml.
Universitas Sumatera Utara
3.3.2.4 Pembuatan Larutan Etanol 90
Diukur sebanyak 93,75 ml Etanol 96 kemudian ditambahkan aquadest dalam
labu takar 100 ml. 3.3.2.5 Pembuatan Larutan HCl 0,05 N
Diukur sebanyak 0,68 ml HCl 18,35 N kemudian ditambahkan aquadest dalam labu takar 250 ml.
3.3.2.6 Pembuatan Larutan KOH 0,02 N
Ditimbang KOH pellet sebanyak 0,28 gram kemudian dilarutkan dengan aquadest dalam labu takar 250 ml.
3.3.3 Isolasi Selulosa dari Kulit Buah Duriandengan Metode pemanasan
500 gram serbuk kulit durian direndam dengan NaOH 2 sebanyak 1L dalam beaker glass 4000 ml. Dipanaskan selama 1 jam dengan suhu 80
C kemudian dicuci residu hingga netral pH= 7 dengan menggunakan aquadest. Kemudian
residu ditambahkan dengan H
2
O
2
10 sebanyak 500 mldan dipanaskan selama 10 menit lalu didiamkan selama 1 malam. Selanjutnya disaring dan residu
dikeringkan dalam oven pada suhu 75 C selama 3 jam, ditimbang kemudian diuji
secara kualitatif dengan pereaksi fehling Aditambah fehling B dan diikuti uji FT- IR Fouriertransform infrared spectroscopy.
3.3.4 Proses Alkalisasi dan Karboksimetilasi
Sebanyak 4 gram serbuk selulosa kulit durian dimasukkan kedalam labu leher tiga kemudian ditambahkan isopropanol sebanyak 30 ml dan 30 ml NaOH 30
kemudian dipanaskan pada suhu 60 C selama 1 jam.
Kemudian ditambahkan isopropanol sebanyak 40 mL yang mengandung 12 gram asam monokloroasetat kedalam labu leher tiga, diaduk pada hotplate stirer dan
dengan suhu 60 C selama 4 jam.Kemudian dinetralkan dengan asam asetat
Universitas Sumatera Utara
glasial.Kemudian disaring lalu dicuci dengan etanol 90 kemudian dikeringkan dalam oven dengan suhu 50
C. 3.3.5 Prosedur AnalisisHasil Karboksimetilasi Selulosa
3.3.5.1 Derajat Substitusi DS
Derajat substitusi dapat dievaluasi dengan metode FT-IR dari perbandigan absorbansi pada 1573,91dianggap berasal dari pita karbonil dan absorbansi
3425,58 berasal dari pita hidroksil, dihitung dengan meggunakan persamaan2.1perhitungan Derajat Substitusi.
3.3.5.2 Viskositas
Untuk menentukan Viskositas dari CMC terlebih dahulu dilarutkan dengan aquadest kemudian dimasukkan larutan kedalam alat viskosimeter ostwald 10
ml. Adapun tahapannya sebagai berikut :
Untuk aquadest :
l0 ml aquadest dimasukkan kedalam alat viskosimeter Ostwald kemudian dihisap larutan dengan bola karet sampai garis tanda atas ,dihentikan hisapan kemudian
diukur waktu aquadest untuk turun dari batas atas sampai batas bawah dengan stopwatch dan diulangi sebanyak 3 kali.
Untuk CMC :
dimasukkan CMC 0,01 gram kedalam beaker glass yang berisi 10 ml aquadest, diaduk kemudian dimasukkan kedalam alat viskosimeter ostwald kemudian
dihisap larutan dengan bola karet sampai garis tanda atas, dihentikan hisapan dan
Universitas Sumatera Utara
diukur waktu larutan turun dari batas atas sampai batas bawah dengan stopwatch. Diulangi sebanyak 3 kali dan dilakukan hal yang sama untuk CMC 0,02 gram;
0,03 gram; 0,04 gram; 0,05 gram.
3.3.5.3 Penentuan Harga HLB
Analisis ini dilakukan terhadap Karboksimetil selulosa CMC.Sebelum harga HLB ditentukan, terlebih dahulu ditentukan bilangan penyabunan dan bilangan
asam.
3.3.5.3.1 Analisis Bilangan Penyabunan S
Ditimbang sampel sebanyak 0,1 gram dan dimasukkan kedalam Erlenmeyer. kemudian ditambahkan 25 ml larutan KOH-alkohol 0,5 N dan dipanaskan hingga
mendidih. kemudian didinginkan dan ditambahkan 3 tetes indikator fenolftalein pp kemudian dititrasi dengan larutan HCl 0,05 N hingga warna merah muda
hilang. dilakukan titrasi terhadap larutan blanko pada kondisi yang sama. Dicatat volume HCl 0,05 N yang terpakai dan dihitung bilangan penyabunan dengan
menggunakan persamaan 2.2 penentuan bilangan penyabunan sebagai berikut ;
Persamaan 2.3 Penentuan bilangan penyabunan 3.3.5.3.2 Analisis Bilangan Asam A
Ditimbang sampel 0,1 gram dan dimasukkan kedalam Erlenmeyer. kemudian ditambahkan 10 ml larutan etanol netral. Erlenmeyer tersebut ditutup dengan
plastik dan dipanaskan sampai mendidih. Larutan tersebut didinginkan dan ditambahkan 3 tetes indikator fenolftalein pp dan dititrasi dengan larutan KOH
0,02 N sampai terbentuk warna merah muda. Dicatat volume KOH 0,02 N yang Bilangan Penyabunan =
V
blanko
− V
titrasi
x N
HCl
x 56,1 massa sampel gram
Universitas Sumatera Utara
terpakai dan dihitung bilangan asam dengan menggunakan persamaan 2.3penentuan bilangan asam sebagai berikut ;
Persamaan 2.4 Penentuan bilangan asam
Setelah bilangan asam dan bilangan penyabunan telah ditentukan,maka dapat ditentukan harga HLB Hidrofi-lifofil balancel dengan menggunakan rumus
persamaan 2.2 sebagai berikut ;
Persamaan 2.2 Penentuan HLB
Dimana : S = Bilangan penyabunan
A = Bilangan asam
3.3.5.4 Analisis Spektrofotometer FT-IR
Untuk masing-masing cuplikan selulosa dan karboksimetil selulosa CMC berwujud padat dioleskan pada plat KBr hingga terbentuk lapisan tipis yang
transparan dan diukur spektrumnya dengan alat Spektrofotometer FT-IR model Shimadzu.
Bilangan asam = V
KOH
x N
KOH
x 56,1 massa sampel gram
HLB = 20 �1 −
S A
�
Universitas Sumatera Utara
3.4 Bagan Penelitian 3.4.1 Isolasi Selulosa dari Kulit Durian
dimasukkan kedalam beaker glass 4000 ml
ditambahkan 1 liter larutan NaOH 2
dipanaskan pada suhu 80 C selama
4 jamsambil diaduk diatas hotplate disaring
dicuci hingga netral pH = 7 dibleaching dengan H
2
O
2
10 sebanyak 500 ml dipanaskan pada suhu 60
C selama 15 menit sambil diaduk diatas hotplate
dibiarkan selama 1 malam
dikeringkan pada suhu 75 C dalam oven selama 4 jam
analisa FT-IR uji kualitatif
500 gram serbuk kulit durian
Filtrat Residu
Hasil Selulosa kering
Selulosa basah
Universitas Sumatera Utara
3.4.2 Uji Kualitatif Selulosa
Ditambahkan 1 ml Fehling A
Ditambahkan 1 ml Fehling B Dimasukkan kedalam tabung reaksi yang
mengandungselulosa sebanyak 1 gram Dipanaskan hingga terjadi perubahan warna
1 gram S l l
Hasil
Universitas Sumatera Utara
3.4.3 Proses Alkalisasi Dan Karboksimetilasi
dimasukkan kedalam labu leher tiga ditambahkan 30 ml isopropanol dan 30 ml NaOH 30
dipanaskan pada suhu 60 C selama 1 jam
ditambahkan 40 ml isopropanol yang mengandung gram monokloroasetat melalui corong penetes selama 1 jam
diaduk selama 4 jam pada suhu 60 C
dinetralkan dengan asam asetat glasial disaring
dicuci dengan etanol 90 dikeringkan pada suhu 50
C 4 gram selulosa kulit durian
Residu Filtrat
Hasil analisa
FT-IR Derajat
Substitusi DS
Viskositas analisis HLB
Hasil Hasil
Hasil
Universitas Sumatera Utara
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Selulosa yang digunakan dalam penelitian ini adalah berasal dari kulit buah durian. Dari 500 gram serbuk kulit buah durian yang diisolasi diperoleh selulosa
kulit buah durian sebanyak 463,78 gram 92,756 . Karboksimetil selulosa yang diperoleh dari 4 gram selulosa kulit buah durian yang
direaksikan dengan asam monokloroasetat MCA diperoleh sebanyak 4,725 gram.
4.1.1 Analisis Spektrofotometer FT-IR Selulosa
Dari data spektroskopi FT-IR selulosa memberikan puncak-puncak vibrasi pada daerah bilangan gelombang 3417,86 cm
-1
; 2908,65 cm
-1
; 2337,72 cm
-1
; 1373,32 cm
-1
; 1056,99 cm
-1
; 894,97 cm
-1
.
Gambar 4.1. Spektrum FT-IR Selulosa
Universitas Sumatera Utara
4.1.2 Analisis Spektrofotometer FT-IR CMC Karboksimetil selulosa CMC merupakan hasil reaksi antara selulosa yang sudah
dialkalisasi terlebih dahulu dengan NaOH sehingga suasananya menjadi alkali yang kemudian direaksikan dengan asam monokloroasetat yang dilarutkan
terlebih dahulu dengan isopropanol dengan pemanasan 60 C selama 4
jam.Kemudian dicuci dengan alkohol 90 lalu dikeringkan. Hasil yang diperoleh berupa karboksimetil selulosa CMC berupa serbuk halus berwaran putih yang
selanjutnya dianalisis spektroskopi FT-IR, dimana memberikan spektrum puncak- puncak serapan pada bilangan gelombang 3425,58 cm
-1
; 2939,52 cm
-1
; 2337,72 cm
-1
; 1573,91 cm
-1
; 1342,46 cm
-1
; 1072,42 cm
-1
; 925,83 cm
-1
.
Gambar 4.2. Spektrum FT-IR Karboksimetil Selulosa
Universitas Sumatera Utara
4.1.3 Harga HLB
Harga HLB Hydrophylic Lyphopylic Balance dari karboksimetil selulosa dilakukan dengan cara menghitung bilangan penyabunan dan bilangan asamnya
terlebih dahulu dengan metode titrasi. Data dan perhitungannya dapat dilihat sebagai berikut Lampiran C:
Tabel 4.1. Data Penentuan Bilangan Penyabunan
Sampel Massa sampel
gram Volume titrasi
ml Bilangan
penyabunan Bilangan
penyabunan rata-rata
Blanko -
21,80 -
- -
21,75 -
- 21,75
- CMC
0,104 21,55
7,0125 6,545
0,104 21,55
5,61 0,102
21,50 7,0125
Tabel 4.2. Data Penentuan Bilangan Asam
Sampel Massa sampel
gram Volume titrasi
ml Bilangan Asam Bilangan Asam
rata-rata
CMC 0,106
1,0 11,22
11,22 0,104
1,0 11,22
0,105 1,0
11,22 Setelah diperoleh data bilangan penyabunan dan data bilangan asam maka
diperoleh HLB dari CMC sebesar 8,34.
Universitas Sumatera Utara
4.1.4 Penentuan Derajat Substitusi
Penentuan derajat substitusi dari CMC yang dihasilkan berdasarkan analisis spektrum FT-IR. Nilai intensitas T pada bilangan gelombang 1573,91 cm
-1
dan 3425,58 cm
-1
masing-masing adalah 6,97 dan 7,03 yang dapat dilihat pada Lampiran B.
Perhitungan nilai derajat substitusinya dapat dihitung berdasarkan persamaan 2.1penentuan derajat substitusi dibawah ini :
Adsorbansi pada bilangan gelombang 1573,91 cm
-1
A
1573,91
T = 6,97
T = 0,0697
�
1573 ,91
= ���
1 �
= ���
1 0,0697
= 1,1567
Adsorbansi pada bilangan gelombang 3425,58 cm
-1
A
3425,58
T = 7,03
T = 0,0703
�
3425 ,58
= ���
1 �
= ���
1 0,0703
= 1,1530
�� = �� 1,1567
1,1530 � − 0,10� � 100
= 1,003-0,10 X 100 = 90,3
�� = �� �
1573
�
3425
� − 0,10� 100
Universitas Sumatera Utara
4.1.5 Viskositas
Pengujian Viskositas CMC Penentuan viskositas berdasarkan viskositas ostwald menggunakan alat
viskosimeter Sibata, maka diperoleh data sebagai berikut : Tabel 4.3
Tabel 4.3. Data Viskositas CMC Sampel
t1 s t2 s
t3 s t
rata-rata
s
aquadest 10ml 59,80
60,00 59,60
59,80 aquadest 10ml + CMC 0,01 gr
59,87 60,12
60,04 60,01
aquadest 10ml + CMC 0,02 gr 60,32
60,38 60,34
60,35 aquadest 10ml + CMC 0,03 gr
61,21 61,20
61,15 61,18
aquadest 10ml + CMC 0,04 gr 61,26
61,25 61,27
61,26 aquadest 10ml + CMC 0,05 gr
61,28 61,32
61,30 61,30
4.2 Pembahasan 4.2.1 Isolasi Selulosa
Isolasi selulosa dengan cara mereaksikan NaOH 2 dan dengan pemanasan pada suhu 80
C dan kemudian dilanjutkan dengan pendingan. Selanjutnya direndam dengan H
2
O
2
10 dengan pemanasan dan dibiarkan selama satu malam. Terbentuknya selulosa ditandai dengan adanya uji kualitatif selulosa dengan
penambahan fehling A dan fehling B ditandai perubahan warna menjadi merah bata dan munculnya bilangan gelombang 3417,86 cm
-1
adalah gugus OH yang merupakan ciri khas dari selulosa serta didukung oleh puncak serapan pada
bilangan gelombang 1056,99 cm
-1
merupakan vibrasi dari gugus C-O-C dan didukung oleh puncak vibrasi pada daerah bilangan gelombang 2908,65 cm
-1
menunjukkan serapan khas vibrasi streching C-H sp
3
dan didukung dengan vibrasi bending C-H sp
3
pada daerah bilangan gelombang 1373,32 cm
-1
, serta munculnya serapan bilangan gelombang 2337,72 cm
-1
menunjukkan vibrasi C-C
Streching
dan didukung dengan bilangan gelombang 894,97 cm
-1
merupakan C-C
bending.
Universitas Sumatera Utara
Pemanasan pada suhu 80 C bertujuan dimana pada tahap ini dapat mempenetrasi
NaOH kedalam struktur selulosa.Langkah ini disebut alkali selulosa yang mana nantinya memberikan sifat reaktif ketika bereaksi dengan asam monokloroasetat
ataupun NaOCl yang mana nantinya diikuti dengan reaksi eterifikasi.reaksi antara alkali selulosa dengan eterifikasi normalnya terjadi pada rentan suhu 50-70
C Krasigg, 1993
4.2.2 Pembuatan Karboksimetil Selulosa
Karboksimetil selulosa merupakan hasil reaksi antara selulosa alkalisasi dengan asam monokloroasetat dengan melarutkan asam monokloroasetat terlebih dahulu
dengan isopropanol membentuk karboksimetil selulosa dan garamnya.Kemudian dicuci dengan asam asetat dan dilanjutkan dengan mencucinya dengan alkohol
90 dan kemudian dikeringkan. Terbentuknya karboksimetil selulosa ditandai dengan munculnya bilangan gelombang 1573,91 cm
-1
merupakan gugus karbonil C=O dari asam monokloroasetat serta didukung oleh puncak serapan pada
bilangan gelombang 1072,42 cm
-1
merupakan vibrasi dari gugus C-O-C dan didukung dengan munculnya serapan pada daerah bilangan gelombang 3425,58
cm
-1
yang merupakan vibrasi OH streching dari selulosa dan puncak serapan pada daerah bilangan gelombang 2939,52 cm
-1
menunjukkan vibrasi streching dari C-H sp
3
yang didukung oleh puncak serapan pada bilangan gelombang 1342,46 cm
-1
yang merupakan vibrasi bending C-H. serta munculnya bilangan gelombang 2337,72 cm
-1
merupakan vibrasi C-C
streching
dan didukung dengan bilangan gelombang 925,83 cm
-1
yang merupakan C-C
bending.
Berdasarkan dukungan teori ini, maka secara hipotesa reaksi selulosa dengan asam monokloroasetat dapat dilihat pada reaksi pembentukan CMC
Carboximethyl cellulose pada Gambar 4.3 berikut ;
Universitas Sumatera Utara
O H
OH H
CH
2
OH OH
H O
H O
O CH
2
OH H
OH H
OH H
H H
O
n +
n NaOH
O H
OH H
CH
2
ONa OH
H O
H O
O CH
2
ONa H
OH H
OH H
H H
O
n +
n H
2
O
O H
OH H
CH
2
ONa OH
H O
H O
O CH
2
ONa H
OH H
OH H
H H
O
n +
n ClCH
2
COOH
O H
OH H
CH
2
OH H
O H
O O
CH
2
H OH
H OH
H H
H O
n +
n NaCl
O H
2
C C
O OH
O H
2
C C
O OH
Selulosa
Natrium Selulosa
Natrium Selulosa
C M C
Gambar 4.3. Reaksi Pembentukan CMC Latif, A. 2007
Universitas Sumatera Utara
4.2.3 Penentuan HLB
Harga HLB Hidrofil-lifofil balance dari karboksimetil selulosa dapat dihitung berdasarkan persamaan 2.2berikut :
dimana : S = Bilangan penyabunan A = Bilangan asam
Dari hasil perhitungan nilai bilangan asam dan bilangan penyabunan Lampiran C maka diperoleh nilai HLB dari senyawa karboksimetil selulosa CMC :
HLB = 20 �1 −
6,545 11,22
� = 8,34
Berdasarkan Skala rentang nilai HLB untuk bebrapa zat permukaan aktif sebesar 8,34wo, maka CMC yang diperoleh dapat dinyatakan sebagai zat penyebar dan
pembasah.
4.2.4 Derajat Substitusi
Derajat substitusi sebesar 90,3 menunjukkan bahwa hanya 90,3 asam monokloroasetat tersubstitusi kegugus H yang terikat pada CH
2
OH sedangkan selebihnya 9,7 tidak bereaksi.
4.2.5 Viskositas
Dari data diatas Tabel 4.3 dapat dilihat untuk waktu rata-rata alir diperoleh semakin besar.Hal ini dikarenakan meningkatnya kekentalan yang disebabkan
oleh penambahan konsentrasi CMC yang mana dapat dilihat perubahannya pada Grafik 4.1 berikut ;
HLB = 20 �1 −
S A
� δ
Universitas Sumatera Utara
Grafik 4.1 Viskositas konsentrasi terhadap waktu
Dari data diatas terbukti viskositas dari CMC semakin meningkat dengan penambahan konsentrasi CMC yang semakin besar.
59,6 59,8
60 60,2
60,4 60,6
60,8 61
61,2 61,4
0,01 0,02
0,03 0,04
0,05 0,06
Grafik Viskositas Konsentrasi terhadap Waktu
KONSENTRASI WA
K T
U
Universitas Sumatera Utara
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
1. Dari penelitian yang dilakukan, maka diperoleh hasil sebagai berikut ;
• Dari 500 gram kulit buah Durian yang diisolasi diperoleh selulosa
kulit buah durian sebanyak 463,78 gram 92,756 . •
Dari 4 gram selulosa kulit Durian yang direaksikan dengan asam monokloroasetat diperoleh CMC sebanyak 4,725 gram
• Nilai HLB hidrofil-lifofil balance dari karboksimetil selulosa
CMC yang diperoleh adalah 8,34. Berdasarkan skalarentan nilai HLB, CMC yang diperoleh dapat dinyatakan sebagai surfaktan.
• Pada penentuan Viskositas, CMC yang dilarutkan pada aquades
tidak larut sempurna. Hal ini dikarenakan asam monokloroasetat tidak tersubstitusi sempurna terhadap selulosa dari kulit buah
durian. Berdasarkan penentuan derajat substitusi DS nilai yang diperoleh sebesar 90,3 yang mana berarti hanya 90,3 saja asam
monoloroasetat yang tersubstitusi ke dalam selulosa selebihnya 9,7 merupakan selulosa murni yang tidak bereaksi.
2. Karakteristik Karboksimetil selulosa CMC yang diperoleh berbentuk
serbuk putih, tidak berbau.
5.2. Saran
Diharapkan kepada peneliti selanjutnya agar melakukan penelitian terhadap limbah seperti kulit durian dengan menggunakan asam trikloroasetat.
Universitas Sumatera Utara
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Buah Durian Durio zibethinus Murr
Tanaman durian diduga berasal dari kawasan Asia Tenggara terutama Indonesia, Thailand, dan Malaysia.Sementara itu, di Indonesia, terutama dipulau Sumatera
dan pulau Kalimantan masih terdapat beberapa jenis durian liar.Agrobisnis durian ditanah air sudah dimulai beberapa tahun yang lalu, misalnya didaerah
Bogor.Disana, tanaman durian sudah diperkebunkan dengan perawatan yang cukup intensif Ashari, 2004.
Buah durianmerupakan tanaman daerah tropis, karenanya dapattumbuhbaik di Indonesia.Panjang buah durian yang matang bisa
mencapai30-45 cmdengan lebar 20-25 cm, dan beratantara1,5-2,5 kg.Setiap buah berisi 5 juringyang di dalamnya terletak 1-5 biji yang diselimuti daging buah yang
berwarnaputih, krem, kuning, atau kuning tua.Tiap varietas durianmenentukan besarkecilnya ukuran buah, rasa, tekstur, dan ketebalan dagingAngkasa ,S Dan
Nazaruddin, 1994.Dalam sistematika taksonomi tumbuhan, tanaman durian diklasifikasikan sebagai berikut :
Kingdom : Plantae tumbuh-tumbuhan Divisi : Spermatophyta tumbuhan berbiji
Sub-divisi : Angiospermae berbiji tertutup Kelas
: Dicotyledonae biji berkeping dua Ordo
: Bombacales Famili : Bombacacaeae
Genus : Durio Spesies : Durio zibethinus Murr Rukmana, 1996.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.1.Kulit Durian yang digunakan dalam penelitian.
Tanaman durian Durio zibethinus Murr , merupakan salah satu jenis buah-buahan yang produksinya melimpah. Buah durian disebut juga The King of
Fruit sangat digemari oleh berbagai kalangan masyarakat karena rasanya yang khas. Bagian buah yang dapat dimakan persentase bobot daging buah tergolong
rendah yaitu hanya 20,52. Hal ini berarti ada sekitar 79,08 yang merupakan bagian yang tidak termanfaatkan untuk dikonsumsi seperti kulit dan biji durian
Setiadi, 2007 .
2.2 Selulosa