Pengertian Surat Tagihan Pajak Fungsi Surat Tagihan Pajak : Penerbitan Surat Tagihan Pajak Surat untuk Melakukan Tagihan Sanksi Administrasi berupa Bunga :

Penaggung Pajak adalah orang pribadi atau badan yang bertanggung jawab atas pembayaran pajak, termasuk wakil yang menjalankan hak dan memenuhi kewajiban Wajib Pajak menurut ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan. Biaya Penagihan Pajak, adalah biaya pelaksanaan Surat Paksa, Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan, Pengumuman Lelang, Pembatalan Lelang, Jasa Penilai, dan biaya lainnya sehubungan dengan penagihan pajak.

C. Surat Tagihan Pajak

1. Pengertian Surat Tagihan Pajak

Menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan pasal 1 angka 20, yang dimaksud dengan Surat Tagihan Pajak adalah surat untuk melakukan tagihan pajak danatau sanksi administrasi berupa bunga danatau denda.

2. Fungsi Surat Tagihan Pajak :

a. sebagai koreksi atas jumlah pajak yang terutang menurut Surat Pemberitahuan Wajib Pajak; b. sarana untuk mengenakan sanksi berupa bunga dan atau denda ; c. sarana untuk menagih pajak.

3. Penerbitan Surat Tagihan Pajak

Direktorat Jenderal Pajak dapat menerbitkan Surat Tagihan Pajak apabila Pasal 14 1 UU KUP : a. Pajak Penghasilan dalam tahun berjalan tidak atau kurang dibayar; b. WajibPajak dikenai sanksi administrasi berupa denda danatau bunga; c. dari hasil penelitian terdapat kekurangan pembayaran pajak sebagai akibat salah tulis danatau salah hitung; d. pengusaha yang telah dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak, tetapi tidak membuat faktur pajak atau membuat faktur pajak, tetapi tidak tepat waktu; e. pengusaha yang telah dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak yang tidak mengisi faktur pajak secaralengkap sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat 5 UU PPN 1984 dan perubahannya, selain: 1. identitas pembeli sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat 5 huruf b UU PPN 1984 dan perubahannya; atau 2. identitas pembeli serta nama dan tandatangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat 5 hurufb dan huruf g UU PPN 1984 dan perubahannya, dalam hal penyerahan dilakukan oleh Pengusaha Kena Pajak pedagang eceran; f. Pengusaha Kena Pajak melaporkan faktur pajak tidak sesuai dengan masa penerbitan faktur pajak; atau g. Pengusaha Kena Pajak yang gagal berproduksi dan telah diberikan pengembalian Pajak Masukan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat 6a UU PPN 1984 dan perubahannya.

4. Surat untuk Melakukan Tagihan Sanksi Administrasi berupa Bunga :

a. Pasal 8 ayat 2 KUP: dalam hal Wajib Pajak membetulkan sendiri SPT Tahunan yg mengakibatkan utang pajak menjadi lebih besar; b. Pasal 9 ayat 2a KUP: pembayaran atau penyetoran pajak yang terutang dalam suatu Masa Pajak dilakukan setelah tanggal jatuh tempo; c. Pasal 19 ayat 1 KUP: dalam hal jumlah pajak yang masih harus dibayar menurut ketetapan, pada saat jatuh tempo tidak atau kurang dibayar; d. Pasal 19 ayat 2 KUP: dalam hal Wajib Pajak diperbolehkan mengangsur atau menunda pembayaran pajak; e. Pasal 19 ayat 3 KUP: dalam hal Wajib Pajak menunda penyampaian SPT Tahunan yang penghitungan sementara pajak yang terutang kurang dari jumlah pajak yang sebenarnya terutang; f. Pasal 9 ayat 2b KUP: pembayaran atau penyetoran kekurangan pajak yang terutang berdasarkan SPT Tahunan PPh dilakukan setelah tanggal jatuh tempo penyampaian SPT Tahunan; g. Pasal 8 ayat 2a KUP: dalam hal Wajib Pajak membetulkan sendiri SPT Masa yg mengakibatkan utang pajak menjadi lebih besar. h. Pasal 14 ayat 1 huruf g: Pengusaha Kena Pajak yang gagal berproduksi dan telah diberikan pengembalian Pajak Masukan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat 6a UU PPN 1984 dan perubahannya.

D. Penagihan Utang Pajak