Penerbitan Surat Paksa Jadwal Pelaksanaan Penagihan Pajak

4. Dapat dilanjutan dengan tindakan penyitaan atau penyandaraan pencegahan. Surat paksa, dalam bahasa hukum disebut sebagai parate eksekusi eksekusi langsung, yang berarti bahwa penagihan pajak secara paksa dapat dilakukan tanpa melalui proses Pengadilan Negeri. Hal ini bisa dimengerti karena surat paksa itu mempunyai kekuatan hukum yang pasti, dimana fiskus dalam melaksanakan kewajiban mempunyai hak “Parate Eksekusi”.

G. Penerbitan Surat Paksa

Menurut pasal 8 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2000 Surat Paksa diterbitkan apabila: a. Penanggung pajak tidak melunasi utang pajak sampai tanggal jatuh tempo pembayaran dan kepadanya telah diterbitkan Surat Teguran atau Surat Peringatan atau surat lain yang sejenis. b. Terhadap Penaggung Pajak telah dilaksanakan Penagihan Seketika dan Sekaligus. c. Penaggung Pajak tidak memenuhi ketentuan sebagaimana tercantum dalam keputusan persetujuan angsuran atau penundaan pembayaran pajak. Surat Paksa sekurang-kurangnya memuat : a. Nama Wajib Pajak, atau Penaggung Pajak b. Dasar penagihan c. Besarnya utang pajak d. Perintah untuk membayar dalam waktu 2x24 jam sejak Surat Paksa disampaikan.

H. Jadwal Pelaksanaan Penagihan Pajak

Tindakan pelaksanaan penagihan sebagaimana di maksud dalam Pasal 1 angka 5 pasal 4 di awali UU No 19 tahun 2000 yaitu : a. Tindakan pelaksanaan penagihan pajak diawali dengan penerbitan surat teguran setelah 7 hari jatuh tempo pembayaran. Surat Teguran tidak diterbitkan terhadap penanggung pajak yang telah disetujui untuk mengangsur atau menunda pembayaran pajaknya. b. Apabila jumlah utang pajak yang masih harus dibayar tidak dilunasi oleh penanggung pajak setelah 21 hari sejak diterbitkannya surat teguran, maka akan diterbitkan Surat paksa. c. Apabila jumlah utang pajak yang masih harus dibayar dilunasi oleh penanggung pajak setelah lewat waktu 2×24 jam sejak Surat Paksa diberitahukan, maka segera akan diterbitkan Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan SPMP yang di laksanakan jurusita pajak dengan di saksi oleh sekurang-kurangnya 2 dua orang yang telah dewasa , penduduk indonesia, dikenali oleh jurusita pajak, dan dapat dipercaya. d. Apabila utang pajak dan biaya penagihan yang masih harus dibayar tidak dilunasi oleh Penanggung Pajak setelah lewat waktu 14 hari sejak tanggal pelaksanaan penyitaan, pejabat segera melaksanakan pengumuman lelang. e. Apabila utang pajak dan biaya penagihan tidak dilunasi oleh Penanggung Pajak setelah lewat 14 hari terhitung sejak tanggal pengumuman lelang, maka dilaksanakan pelelangan penjualan barang sitaan Penanggung Pajak melaluikantor lelang.

I. Tata Cara Penagihan degan Surat Paksa

Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 561KMK.042000 Tentang Tata Cara Pelaksanaan Penagihan Seketika dan sekaligus dan pelaksanaan Surat Paksa. 1. Surat Paksa diberitahukan oleh Jurusita Pajak dengan penyitaan dan penyerahan salinan Surat Paksa Kepada Penanggung Pajak. 2. Pemberitahuan Surat Paksa sebagaimana dalam ayat 1 dituangkan dalam berita acara yang sekurang-kurangnya memuat hari dan tanggal pemberitahuan Surat Paksa, nama Jurusita Pajak, nama yang menerima, dan tempat pemberitahuan Surat Paksa. Surat Paksa terhadap Orang Pribadi diberitahukan oleh Jurusita Pajak kepada : a. Penanggung Pajak di tempat tinggal, tempat usaha, atau di tempat lain yang memungkinkan. b. Orang dewasa yang bertempat tinggal bersama atau yang bekerja di tempat usaha Penanggung Pajak, apabila Penanggung Pajak bersangkutan tidak dapat dijumpai. c. Salah seorang ahli waris atau pelaksana wasiat atau yang mengurus harta peninggalannya, apabila Wajib Pajak meninggal dunia dan harta warisan belum dibagi, atau d. Para ahli waris, apabila Wajib Pajak telah meninggal dunia dan harta warisan telah dibagi. Surat Paksa terhadap Badan diberitahukan oleh Jurusita Pajak kepada : a. Pengurus, Pemegang saham dan pemilik modal, baik ditempat kedudukan badan yang bersangkutan, ditempat tinggal mereka maupun ditempat lain yang memungkinkan, atau b. Pegawai tetap ditempat kedudukan atau tempat usaha badan yang bersangkutan apabila Jurusita Pajak tidak dapat menjumpai salah seorang pengurus, sebagaimana dalam nomor 1 satu .

J. Penagihan Seketika dan Sekaligus