Model Implementasi Edward III

21

B. Model Implementasi Edward III

Studi implementasi kebijakan adalah krusial bagi public administration dan public policy. 20 Ada empat variabel yang mempengaruhi implementasi kebijakan publik: Implementasi kebijakan adalah pembuatan kebijakan antara pembentukan kebijakan dan konsekuensi kebijakan bagi masyarakat yang dipengaruhinya. Jika suatu kebijakan tidak tepat atau tidak dapat mempengaruhi masalah yang merupakan sasaran dari kebijakan, maka kebijakan itu mungkin akan mengalami kegagalan sekali pun kebijakan itu di implementasikan dengan sangat baik. sementara itu, suatu kebijakan yang cemerlang mungkin juga akan mengalami kegagalan jika kebijakan tersebut kurang di implementasikan dengan baik oleh para pelaksana kebijakan. 21 1. Komunikasi communication Dalam menjalankan implementasi kebijakan yang efektif haruslah adanya komunikasi yang baik, akurat dan mudah dimengerti agar mereka yang melaksanakan keputusan mengetahui apa yang harus mereka lakukan. Secara umum Edwards membahas tiga hal penting dalam proses komunikasi kebijakan, yaitu: a Transmisi Jika penyaluran suatu komunikasi atau informasi yang baik maka akan menghasilkan suatu implementasi yang baik pula. Namun, ada beberapa hambatan yang timbul dalam mentransmisikan perintah-perintah implementasi. Pertama, pertentangan pendapat 20 Dwiyanto Indiahono. 2009. Kebijakan Publik Berbasis Dynamic Policy Analisys. Yogyakarta: Gaya Media, hal 32 21 Budi Winarno, hal 126 Universitas Sumatera Utara 22 tentang pelaksana dengan pemerintah yang dikeluarkan oleh pengambil kebijakan. Hal ini terjadi karena para pelaksana menggunakan keleluasannya yang tidak dapat mereka elakkan dalam melaksanakan keputusan-keputusan dan perintah-perintah umum. Kedua, informasi melewati berlapis-lapis hierarki. Ketiga, persepsi yang efektif dan ketidakmauan para pelaksana untuk mengetahui persyaratan-persyaratan suatu kebijakan. b Kejelasan Komunikasi yang diterima oleh pelaksana kebijakan harus jelas dan tidak bersifat ambigu atau membingungkan. Edwards mengidentifikasi ada enam faktor yang menyebabkan ketidakjelasan komunikasi kebijakan. Faktor-faktor tersebut adalah kompleksitas kebijakan agar tidak mengganggu kelompok- kelompok masyarakat, kurangnya konsensistensi mengenai tujuan kebijakan, masalah-masalah dalam memulai tujuan kebijakan, masalah-masalah dalam memulai suatu kebijakan baru, menghindari pertanggungjawaban kebijakan, dan sifat pembuatan kebijakan pengadilan. c Konsisten Jika implementasi ingin berlangsung efektif, makaperintah pelaksanaan harus konsisten atau tidak berubah-ubah dan jelas. Tetapi bila perintah tersebut berubah-ubah dan tidak jelas, maka Universitas Sumatera Utara 23 perintah akan membingungkan para pelaksana kebijakan dalam menjalankan tugasnya. 2. Sumber daya Resources Sumber daya adalah faktor terpenting untuk implementasi kebijakan agar efektif, tanpa sumber daya kebijakan hanya tinggal dikertas menjadi dokumen saja. Sumber daya tersebut dapat berwujud sumber daya manusia SDM, yakni kompetensi implementor, informasi, fasilitas dan sumber daya finansial.Adapun indikator yang dapat digunakan dalam melihat sejauh mana sumber daya mempengaruhi implementasi kebijakan, adalah: a. Staf, merupakan sumber daya utama dalam pelaksana implementasi kebijakan. Kegagalan yang sering terjadi dalam pelaksanaan implementasi kebijakan, salah satunya disebabkan oleh staf atau pegawai yang tidak cukup berkompeten dalam bidangnya, tidak memadai dan tidak mencukupi. b. Informasi, mempunyai dua bentuk, yaitu pertama, informasi yang berhubungan dengan cara melaksanakan kebijakan. Kedua, informasi mengenai data kepatuhan dari para pelaksana terhadap peraturan dan regulasi pemerintah yang telah ditetapkan. c. Fasilitas, merupakan menjadi faktor yang penting dalam implementasi kebijakan. Para pelaksana kebijakan mungkin mempunyai stau yang mencukupi, kapabel dan kompeten, tetapi Universitas Sumatera Utara 24 tanpa adanya fasilitas pendukung sarana dan prasana maka implementasi kebijakan tersebut tidak akan berhasil. 3. Disposisi Dispositions Disposisi adalah watak dan karakteristik yang dimiliki oleh implementor, seperti komitmen, kejujuran, dan sifat demokratis. Apabila implementor memiliki disposisi dengan baik, maka ia akan dapat menjalankan kebijakan dengan baik seperti apa yang diinginkan oleh pembuat kebijakan. Ketika implementor memiliki sifat atau perspektif yang sama dengan pembuat kebijakan, maka proses implementasi kebijakan juga menjadi efektif. 4. Struktur birokrasi Bereucratic Structure Struktur birokrasi yang mengimplementasikan kebijakan menjadi pengaruh yang signifikan terhadap implementasi kebijakan. Salah satu dari aspek struktur yang penting dari orginasasi adalah adanya prosedur operasi yang standar Standard Operational Procedures atau SOP. SOP menjadi pedoman bagi setiap implementasi dalam bertindak. Struktur organisasi yang terlalu panjang akan cenderung melemahkan pengawasan dan menimbulkan red-tape, yakni prosedur birokrasi yang rumit dan kompleks, ini pada gilirannya menyebabkan aktivitas organisasi tidak fleksibel. Universitas Sumatera Utara 25 Gambar 2 Model Teori George Edward III

C. Model Merilee S. Grindle

Dokumen yang terkait

Analisis Implementasi Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 3 Tahun 2014 Tentang Kawasan Tanpa Rokok Pada Sekolah di Kota Medan Tahun 2014

23 220 103

Pengawasan Izin Usaha Pariwisata Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Kepariwisataan(Studi Pemko Medan)

13 122 81

Implementasi Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 11 Tahun 2011 Tentang Pajak Reklame (Studi Tentang Penerbitan Izin Reklame di Kota Medan)

7 150 212

Prosedur Pemungutan dan Pembayaran Retribusi Izin Trayek Pada Dinas Perhubungan Kota Medan

14 191 125

Implementasi Peraturan Daerah Nomor 33 Tahun 2002 Tentang Retribusi Pelayanan dan Izin Trayek di Bidang Perhubungan Kota Medan (Studi pada Dinas Perhubungan Kota Medan)

0 0 11

Implementasi Peraturan Daerah Nomor 33 Tahun 2002 Tentang Retribusi Pelayanan dan Izin Trayek di Bidang Perhubungan Kota Medan (Studi pada Dinas Perhubungan Kota Medan)

0 0 1

Implementasi Peraturan Daerah Nomor 33 Tahun 2002 Tentang Retribusi Pelayanan dan Izin Trayek di Bidang Perhubungan Kota Medan (Studi pada Dinas Perhubungan Kota Medan)

0 0 56

Implementasi Peraturan Daerah Nomor 33 Tahun 2002 Tentang Retribusi Pelayanan dan Izin Trayek di Bidang Perhubungan Kota Medan (Studi pada Dinas Perhubungan Kota Medan)

0 0 5

Implementasi Peraturan Daerah Nomor 33 Tahun 2002 Tentang Retribusi Pelayanan dan Izin Trayek di Bidang Perhubungan Kota Medan (Studi pada Dinas Perhubungan Kota Medan)

0 0 2

BAB II GAMBARAN UMUM DINAS PERHUBUNGAN KOTA MEDAN A. Sejarah Singkat Dinas Perhubungan Kota Medan - Prosedur Pemungutan dan Pembayaran Retribusi Izin Trayek Pada Dinas Perhubungan Kota Medan

0 0 69