1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perdagangandi era globalisasi sekarang ini tidak mengenal yang namanya batas wilayah dalam hal perdagangan. Ini ditandai dengan lahirnya Internet di
masyarakat yang memunculkan sistem perdagang baru yang disebut e-commerce atau perdagangan elektronik. Perdagangan elektronik dalam bahasa Inggris disebut
dengan electronic commerceataue-commerce adalah penyebaran, pembelian, penjualan,pemasaran barangdan jasa melalui sistem elektronik sepertiinternet,
televisi, www, atau jaringan komputer lainnya.
1
Perusahaan pengiriman barangyang pada dasarnya bergerak dalam bidang pengangkutan, dimana pengangkutan mempunyai peranan yang sangat luas dan
penting untuk pembangunan ekonomi bangsa. Perusahaan ini melakukan pengangkutan melalui udara, laut dan darat untuk mengangkut orang dan barang.
Perdagangan elektronik dalam prosesnya mewajibkan pelaku usaha untuk mengirimkan barang kepada konsumen, pada proses ini pelaku usaha menggunakan
perusahaan pengiriman baranguntuk mengirimkan barangnya kepada konsumen. Perusahaan bisa diartikan sebagai ekspediturkurirperusahaan jasa titipan
perusahaan multimoda pengangkut dimana pada dasarnya perusahaan ini melakukan proses pengangkutan.
2
1
https:id.wikipedia.orgwikiPerdagangan_elektronikdiakses pada 12 Juni 2016.
2
Uli Sinta, Pengangkutan suatu tinjauan Hukum Multimoda Transport Angkutan Laut Angkutan darat dan Angkutan Udara, USU Press, Medan, 2006, Hal. 1.
Universitas Sumatera Utara
Hasim Purba mendefinisikan pengangkutan sebagai kegiatan pemindahan orang dan atau barang dari suatu tempat ke tempat lain baik melalui angkutan darat,
angkutan perairan maupun angkutan udara dengan mengunakan alat angkutan.
3
Zainal Askin mendefenisikan pengangkutan adalah perjanjian timbal balik antara pengangkut dengan pengirim, dimana pengangkut mengikatkan diri untuk
menyelenggarakan pengangkutan barang dan atau orang dari suatu tempat ke tempat tujuan tertentu dengan selamat, sedangkan pengirim mengikatkan diri untuk
membayar angkutan.
4
Pengangkutan sangat penting sekali dalam kehidupan masyarakat terutama dalam dunia perdagangan, mengingat kegiatan pengangkutan merupakan sarana
untuk memindahkan barang dari produsen ke agengrosir dan selanjutnya kekonsumen dalam hal angkutan barang.
5
a. serangkaian perbuatan hukum mengenai cara terjadi
perjanjianpengangkutan; Adapun peristiwa hukum pengangkutan
meliputi tiga pokok kajian, yaitu meliputi:
b. saat terjadinya perjanjian pengangkutan;
c. pembuktian dengan dokumen pengangkutan.
6
Peristiwa penyelenggaraaan pengangkutan barang terjadi karena adanya perjanjian. Terjadinya perjanjian pengangkutan didahului oleh serangkaianperbuatan
penawaran ofter dan penerimaan acceptance yang dilakukanoleh pengangkut dan pengirim secara timbal balik. Serangkaian perbuatantersebut dilakukan atas
persetujuan bersama antara pengangkut danpengirim.
3
Purba Hasim, Hukum Pengangkutan di Laut Prespektif Teori dan Praktek, Pustaka bangsa Press, Medan , 2005, Hal. 4.
4
Zainal Asikin, Hukum Dagang, Rajawali Pers, Jakarta, 2013, hal 153
5
Ibid, Hal. 5
6
Salim, H.S, Perkembangan Hukum Kontrak Innoninaat di Indonesia, Sinar Grafika, Jakarta, 2003, Hal. 35.
Universitas Sumatera Utara
Perusahaan pengiriman barang ketika menjalankan usahanya tidak hanya menggunakan satu jenis angkutan, dalam hal ini membutuhkan banyak jenis
angkutan, dimana proses yang begitu panjang dalam pengiriman yang melibatkan wilayah yang cukup luas dan memiliki banyak pulau sehingga satu moda angkutan
tidak dapat memenuhi proses yang cepat dan aman. Sektor perhubungan bagi negara seperti Indonesia dengan bentuk geografis
yang terdiri dari lebih dari 15.000 pulau besar dan kecil, merupakan suatu sektor yang memainkan peranan yang menentukan dalam kehidupan bangsa dan negara.
Suatu bidang perhubungan yang lebih-lebih lagi menonjol penanannya adalah bidang perhubungan udara. Indonesia seolah-olah diciptakan sebagai ajang
perkembangan kegiatan penerbangan dan angkutan udara yang tidak ada batasnya.
7
kerjasamapersekutuan adalah perjanjian antara dua orang atau lebih mengikatnya diri untuk memasukkan sesuatu inbreng ke dalam persekutuan
dengan maksud membagi keuntungan yang diperoleh karenanya. Sehingga untuk memudahkan pengangkutan barang tersebut banyak melakukan kerjasama dengan
perusahaan transportasi lain untuk memudahkan pengiriman dari tempat yang satu ketempat yang lain.
Dalam hal ini mewajibkan bagi Perusahaan pengiriman barang untuk bekerjasama dengan perusahaan penerbangan Airline dalam pengiriman barang yang cepat dan
aman.
8
Kerjasama ini dibentuk dengan sebuah kontrak perjanjian yang mengikat para pihak dimana dijelaskan bahwa dalamSuatu perjanjian adalah suatu perbuatan
dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain atau lebih.
9
7
Suherman E.,Aneka Masalah Hukum Kedirgantaraan Himpunan Makalah 1961-1995, Penerbit CV. Mandar Maju, Jakarta,2000, Hal.229.
8
KUHPerdata Pasal 1618.
9
KUHPerdata Pasal 1313.
Surbektimemberikan definisi perjanjian adalah suatu peristiwa di mana
Universitas Sumatera Utara
seorang berjanji pada seorang lain atau di mana dua orang itu saling berjanji untuk melaksanakansesuatu hal. Sedangkan KRMT Tirtodiningrat memberikan definisi
perjanjian adalah suatu perbuatan hukum berdasarkan kata sepakat di antara dua orang atau lebih untuk menimbulkan akibat-akibat hukum yang dapat dipaksakan
oleh undang-undang.
10
Kerjasama antara perusahaan angkutan disebut dengan multimoda transportangkutan multimoda, dimana perusahaan pengirim barang tidak hanya
menggunakan 1 jenis angkutan tetapi 2 atau lebih. Angkutan multimoda adalah angkutan barang dengan menggunakan paling sedikit 2 dua moda angkutan yang
berbeda atas dasar 1 satu kontrak sebagai dokumen angkutan multimoda dari satu tempat diterimanya barang oleh badan usaha angkutan multimoda ke suatu tempat
yang ditentukan untuk penyerahan barang kepada penerima barang angkutan multimoda.
11
Kerjasama antara perusahaan pengirim barang dan perusahaan penerbanganairlinemenimbulkan hak dan kewajiban serta tanggung jawab atas
barang yang dikirim.Dimana Hak merupakan kewenangan,kekuasaan untuk berbuatsesuatu karena telah ditentukan oleh undang-undang, aturan,dan
sebagainya.
12
Kewajiban merupakan sesuatu yang wajib dilaksanakan atau keharusan.
13
Tanggungjawab merupakankeadaan wajib menanggungsegala
sesuatunya kalau terjadiapa-apa boleh dituntut, dipersalahkan,diperkarakan, dan sebagainya.
14
Pelaksanaan kerjasamapersekutuan ataupun perjanjian antara pihak perusahaan pengiriman barang, airlinemaupun perusahaan pengiriman barang
dilakukan secara bertahap yang dilakukan melalui tahap pengumpulan barang dari
10
Agus Yudha Hernoko, Hukum Perjanjian Asas Proporsionalitas dalam Kontrak Komersial, Jakarta, Kencana, 2013, Hal. 15-16.
11
PP No. 8 Tahun 2011 Tentang Multimoda Transport pasal 1 ayat 1.
12
Pusat Bahas Departement Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2008, Hal.502.
13
Ibid, Hal. 1613.
14
Ibid, Hal.1443.
Universitas Sumatera Utara
kosumen sampai dengan pengiriman barang kealamat yang ditujukan. Dalam proses ini kerap kali banyak masalah yang terjadi yang patut untuk diwaspadai seperti
kecelakaan lalu lintas yang dapat mengakibatkan barang atau rusak didalam perjalanan. Disebutkan dalam statistik angka kecelakaan lalu lintas pada tahun 2012
ada 117.949 kali terjadi, yang menimbulkan 29.544 korban jiwa, 39.704 luka berat, 128.312 luka ringan dan Rp. 298.627.000 kerugian bagi negara. lalu pada tahun
2013 terjadi kecelakaan sebanyak 100.106, yang mengakibatkan26.416 korban jiwa, 28.438 luka berat, 110.448 luka ringan dan sebesar Rp. 255.864.000 kerugian
negara.
15
Masalah pengiriman barang tidak hanya terjadi karena faktor kecelakaan lalu lintas tetapi juga dalam proses pengemasan dan pengiriman yang dilakukan oleh
perusahaan pengiriman barang dan airline, dimana ini dapat mengakibatkan keterlambatan, kerusakan atau hilangnya barang kiriman. Masalah ini biasanya
terjadi karena faktor teknis salah satunya dimana terjadi penumpukan barang digudang penyedia jasa pengangkutan ataupun bandara karenabanyaknya volume
pengiriman barang pada musim-musim tertentu, seperti menjelang bulan puasa dan natal.Hal ini mendorong pihak perusahaan penyedia jasa ekspedisi melalukan upaya-
upaya mencegah timbulnya kerugian yang berakibatnya berpindahnya konsumen ke perusahaan jasa ekspedisi lain. Upaya-upaya ini berupa pengiriman barangkargo
yang harusnya dikirim melalui udara dialihkan menggunakan pengangkutan laut, karena penumpukan antrian barangkargo kiriman di gudang bandara, ataupun
dengan pemanfaatan maskapai lain dalam mengirim barangkargo tesebut. Dilihat dari banyaknya angka kecalakan ini perlu pengawasan yang ketat
dari penyedia jasa pengiriman dan airline dalam pengiriman barang.
15
http:www.bps.go.idindex.phplinkTabelStatis1415 diakses pada 13 Juni 2016
Universitas Sumatera Utara
Barangkargo yang banyak, juga dapat menyebabkan berkurangnya kehati-hatian perusahaan pengangkut, maskapai penerbangan, dan kurir pengantar terhadap
kondisi barangkargo yang dikirimkan. Hal ini menyebabkan banyaknya barang yang rusak pada saat pengiriman, salah alamat, ataupun hilang.
Pengangkut masih harus memenuhi kewajiban terhadap pemilik barang yang menitipinya untuk dikirimkan, sehingga apabila terjadi kerusakan, musnah, ataupun
hilangnya barang yang dititipikan tersebut, pengangkut harus mempertanggungjawabkannya. Tanggung jawab pengangkut terhadap kehilangan
atau rusaknya barang yang dititipkan digudang akibat menunggu barang disalurkan berdasarkan hukum penitipan the law of bailment.
16
Keterlambatan, rusak atau hilangnya barang yang disebabkan perusahaan pengiriman barang, perusahaan harus bertanggungjawab penuh atas kelalaian
tersebut. Badan usaha angkutan multimoda bertanggung jawab terhadap barang yang diangkutnya sejak barang diterima dari pengguna jasa angkutan multimoda sampai
dengan barang diserahkan kepada penerima barang sesuai dengan ketentuan dalam kontrak angkutan multimoda.
17
Keterlambatan, rusak atau hilangnya barang kiriman bisa juga terjadi dikarenakan kelalaian maskapai airline. Airline yang sejatinya digerakkan oleh
orang tidak luput dari human eror yang terjadi dikarenakan seperti penuhnya gudang, menumpuknya barang, dll, yang menyebabkan kesalahan dalam melakukan
pengiriman,hal inijuga merupakan tanggung jawabAirline selaku penyedia jasa angkutan udara.
16
Toto T. Suriaatmadja, Pengangkutan Kargo Udara: Tanggungjawab Pengangkut dalam Dimensi Hukum Udara Nasional dan Internasional, Pustaka Bani Quraisy, Bandung, 2005, Hal. 17.
17
PP No. 8 Tahun 2011 Tentang Multimoda Transport pasal 14
Universitas Sumatera Utara
UU No. 1 tahun 2009 tentang Penerbangan Pasal 145 menyatakan bahwa Pengangkut bertanggung jawab atas kerugian yang diderita oleh pengirim
kargo karena kargo yang dikirim hilang, musnah, atau rusak yang diakibatkan oleh kegiatan angkutan udara selama kargo berada dalam pengawasan pengangkut.
Kerjasama yang dijalin antara perusahaan pengiriman barang dengan
airlinetimbul sebuah masalah tentang tanggung jawab terhadap konsumen perusahaan pengiriman barang, dimana konsumen hanya mengikatkan dirinya
dengan perusahaan pengiriman barang tetapi dalam pelaksanaan kegiatan pengiriman proses pengangkutan dilaksanakan oleh perusahaan yang berbeda
sehingga tanggung jawab terbagi menjadi dua bagian yaitu tanggung jawab oleh perusahaan pengiriman barang dan perusahaan yang ikut terlibat dalam proses
pengiriman. Bentuk pertanggungjawaban disini pada dasarnya berupa pemberian ganti rugi
atas barang yang hilang ataupun rusak, sehingga perlu pembagian yang jelas antara perusahaan pengiriman barang dengan maskapai sehingga tidak terjadi kerugian
antara kedua belah pihak. Dalam hal ini perlu kajian yang lebih spesifik mengenai pembagian ganti rugi tersebut.
Salah satu perusahaan yang melakukan jasa pengiriman barang yaitu PT. Tiki Jalur Nugraha Eka Kurir JNE. JNE merupakan merupakan perusahaan yang
bergerak dijalur pengiriman dan logistik, yang memberikan layanan pengiriman barang keseluruh wilayah di Indonesia. Dalam proses pengiriman ini JNE
bekerjasama dengan perusahaan angkutan lainnya untuk mengirimkan barang konsumennya sesuai alamat yang dituju.
Berdasarkan kajian penulis diatas untuk itu tertarik untuk melakukan penelitian pada PT. JNE yang bergerak dalam pengiriman barang di Indonesia baik
Universitas Sumatera Utara
dalam negeri maupun luar negeri yang bekerjasama dengan Airline PT. Garuda Indonesia sebagai Pengankut barang melalui udara sehingga tentang bagaimana
kerjasama dan tanggung jawab mereka atas barang yang hilang ataupun rusak sehingga penulis memilih judul: ”Kerja Sama Dan Tanggung Jawab Perusahaan
Pengiriman Barang Dengan Airline Terhadap Pemilik Barang Akibat Kelalaian Yang Menyebabkan Rusak Atau Hilangnya Barang Kiriman. Studi Di Pt. Jne
Cabang Medan”
B. Permasalahan