xliii Mbah Brintik merupakan salah satu pengarang Sastra Jawa Modern yang cukup
produktif. Terlahir di Malang, 31 juli 1930. Beliau menikah dengan Soemardi Sastro Utama dan dikaruniai 13 orang. Anak dari pasangan Mustaram Sastro
Utama dan Mariyah. Mbah Brintik adalah anak ke enam dari tujuh bersaudara, sampai sekarang yang masih hidup tinggal beliau dan adiknya. Nenek yang satu
ini memiliki hobby yang sangat mulia yaitu melestarikan budaya Jawa yang saat ini mulai berangsur-angsur berkurang. Usia tua, tidak menghabat beliau dalam
berkarya dan berorganisasi. Sampai sekarang beliau masih aktif mengarang dan berorganisasi. Organisasi yang masih beliau tangani diantaranya Ketua Kerta
PWRI Kab. Malang, Pembina Bahasa dan Budaya Jawa Timur, Ketua Pelestari Bahasa Jawa Kab. Malang.
2. Awal Mula Pengarang Terjun Dalam Dunia Kepengarangan
Mbah Brintik mulai terjun ke dunia kesusatraan terutama Sastra Jawa dimulai ketika beliau pensiun dari dunia pendidikan sebagai seorang guru di
Malang yaitu tahun 1990. Dalam rentang waktu 1990-2010 beliau sudah menyelesaikan lebih dari 240 karya sastra berbagai bentuk. Salah satu diantaranya
yaitu
Cerbung Endahe Tresna Njareme Rasa
ini. Berkat kepandaiannya dalam mengarang, beliau pernah mendapatkan Juara Pertama Lomba Penulisan Cerita
Rakyat Tingkat Nasional tahun 1991, Penghargaan Bintang Budaya dari Pusat Lembaga Kebudayaan Jawa dari Mangkunegaran, tahun 1994.
xliv
3. Prestasi yang Diperoleh oleh Pengarang.
Prestasi yang diperoleh oleh Mbah Brintik, cukup banyak. Antara lain sebagai
berikut:
4. Juara 1 Penulisan Cerita Rakyat Tingkat Nasional tahun 1991.
5. Penghargaan Bintang Budaya dari Pusat Lembaga Kebudayaan Jawa dari
Mangkunegaran, tahun 1994. 6.
Mbah Brintik adalah pengarang yang sangat produktif di usianya ke 80 th pada bulan juli dan terbilang sudah lanjut, beliau telah membuat lebih dari
240 karya sastra semenjak tahun 1990. 7.
Karya-karya Mbah Brintik, antara lain: a.
Cerkak
yang berjudul
Yu Sabrug Latah
b. Cerita misteri yang berjudul
Wong Wadon Kang Pungkasan
c. Artikel bahasa Jawa berjudul
Aja Congkrah Mundhak Bubrah
B. Analisis Struktural
Analisis struktural merupakan langkah awal yang digunakan untuk membongkar dan memaparkan sebuah karya sastra secara mendetail dan seteliti
mungkin, dengan demikian tampak jelas bahwa analisis struktural merupakan tahap pendahuluan dari penelitian sebuah karya sastra. Analisis struktural
merupakan bangunan kerangka pokok yang ada dalam sebuah karya sastra yang tidak dapat berdiri sendiri secara terpisah, melainkan saling berkaitan erat dalam
sebuah bentuk kesatuan yang utuh.
xlv Cerbung
Endahe Tresna Njareme Rasa
karya Mbah Brintik menekankan pada lima unsur pembentuk karya sastra yang bersifat intrinsik. Kelima unsur
tersebut juga mewakili analisis struktural karya sastra, selanjutnya akan diuraikan satu demi satu kelima unsur intrinsik tersebut secara berurutan dalam rangka
pembahasan segi struktur karya sastra cerita bersambung
Endahe Tresna Njareme Rasa
karya Mbah Brintik.
1. Tema