Kopi dan Standar Mutunya Analytical Hierarchy Process AHP

Tabel 3.1 Kriteria Pemilihan Pemasok atau Vendor Dickson Lanjutan Rank Factor Mean Rating Evaluation 11 Reputation and position in industry 2,41 Considerable importance 12 Desire for business 2,26 13 Management and organization 2,22 14 Operating controls 2,21 15 Repair service 2,19 Average importance 16 Attitudes 2,12 17 Impression 2,05 18 Packaging ability 2,01 19 Labor relations records 2,00 20 Geographical location 1,88 21 Amount of past business 1,60 22 Training aids 1,54 23 Reciprocal arrangements 0,61 Slight importance Sumber:Ting et al 2005:5

3.2 Kopi dan Standar Mutunya

Secarah umum dikenal 4 jenis kopi yaitu Kopi Arabika Coffee Arabica, Kopi Liberika Coffee Liberica, Kopi Robusta Coffee Cannephora, Kopi Excelsa Coffee Dewevrei. Diantara keempat ini yang terbaik adalah kopi Liberika. Di Indonesia menghasilkan 6 dari 7 jenis Kopi Arabika yaitu Gayo Aceh, Mandaling Sumut, Kintamani Bali, Mangkuraja Bengkulu, Jawa dan Kalosi Toraja. Sementara satu jenis lainnya dihasilkan di Jamaica yang dikenal sebagai Blue Montain. Jenis arabika yang termasuk langka adalah speciality arabica dan jenis lainnya adalah kopi Luwak. Syarat tumbuhnya tanaman kopi arabika adalah pada ketinggian 750-1500 dpl dengan suhu 15-18 derajat celcius. Kopi liberika tumbuh didaerah 500 - 1500 dpl dengan suhu 17 sampai 20 derajat Universitas Sumatera Utara celcius dan kopi robusta pada ketinggian 400-1000 dpl dengan suhu 18-24 derajat celcius. Standar Nasional Indonesia telah menerapkan standar ekspor kopi biji berdasarkan sistem nilai cacat kopi sejak tahun 1990 menggantikan sistem Triase Bobot per Bobot. Standar mutu kopi biji yang berlaku saat ini adalah Standar Nasional Indonesia nomor 01-2907-2008 Kopi Biji, hasil dari beberapa kali revisi, disamping dengan mempertimbangkan perkembangan pasar global dan persyaratan internasional juga memperhatikan sebagian Resolusi ICO International Coffee Organization No: 407 tentang Coffee Quality Improvement Program. Syarat mutu umum kadar air kopi biji tidak lagi dibedakan berdasarkan jenis pengolahan pengolahan basah dan kering tetapi sama- sama maksimum 12,5 . Persyaratan lain tetap sama seperti standar sebelumnya yakni dapat dilihat pada tabel 3.2 : Tabel 3.2 Syarat Mutu Umum kopi No Kriteria Persyaratan 1 Serangga Hidup Tidak ada 2 Biji berbau busuk dan atau berbau kapang Tidak ada 3 Kadar air Maks 12,5 4 Kadar kotoran Maks 0,5 Universitas Sumatera Utara

3.3 Analytical Hierarchy Process AHP

Metode Analytic Hierarchy Process AHP dikembangkan oleh Thomas L. Saaty dan merupakan salah satu metode yang dapat digunakan dalam pengambilan keputusan dengan memperhatikan faktor-faktor persepsi, preferensi, pengalaman dan intuisi. AHP menggabungkan penilaian-penilaian dan nilai-nilai pribadi ke dalam satu cara yang logis. Analytic Hierarchy Process AHP digunakan dalam menyederhanakan masalah yang kompleks dan tidak terstruktur, strategik dan dinamik menjadi bagian-bagian, serta menjadikan variabel dalam suatu tingkatan hirarki. Masalah yang kompleks terdiri dari lebih dari satu multikriteria masalah, struktur masalah yang belum jelas, ketidakpastian pendapat dari pengambil keputusan, serta ketidakakuratan data yang tersedia.

3.4 Technique for Order Preference By Similarity To Ideal Solution

Dokumen yang terkait

Aplikasi Metode ANP (Analytic Network Process) dan TOPSIS (Technique for Order Preference by Similarity to Ideal Solution) Untuk Pengambilan Keputusan Alternatif Pemasaran Terbaik Pada Hotel Citi Inn Medan

78 552 153

Implementasi Metode Preference Rangking Organizational Method For Enrichment Evaluation (Promethee)Untuk Penentuan Kinerja Dosen (Studi Kasus : Fakultas Farmasi USU)

7 42 182

Implementasi Algoritma K-Nearest Neighbor Dan Metode Topsis Dalam (Technique For Orders Preference By Similarity To Ideal Solution) Dalam Penentuan Mutu Beras Miskin (Studi Kasus: Bulog Aceh)

13 70 123

Studi Penerapan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) Dan Metode Technique For Order Preference By Similarity To Ideal Solution (TOPSIS) Untuk Peningkatan Kualitas Layanan Di Rumah Sakit Bina Kasih Medan-Sunggal

4 41 149

APLIKASI METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DAN METODE TECHNIQUE FOR ORDER PREFERENCE BY SIMILARITY TO IDEAL SOLUTION (TOPSIS) UNTUK PENENTUAN SUPPLIER KAYU SENGON

4 10 15

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN SMARTPHONE DENGAN METODE ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DAN TECHNIQUE FOR ORDER PREFERENCE BY SIMILARITY TO IDEAL SOLUTION (TOPSIS)

6 21 75

PENERAPAN METODE ANALYTIC NETWORK PROCESS (ANP) DAN TECHNIQUE FOR ORDER PREFERENCE BY SIMILARITY TO IDEAL SOLUTION (TOPSIS) DALAM PEMILIHAN SUPPLIER: Studi Kasus PT. Industri Telekomunikasi Indonesia, Bandung.

9 32 31

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN SMARTWATCH MENGGUNAKAN METODE TECHNIQUE FOR ORDER PREFERENCE BY SIMILARITY TO IDEAL SOLUTION (TOPSIS).

1 1 4

PEMILIHAN WISATA MENGGUNAKAN TECHNIQUE FOR ORDER PREFERENCE BY SIMILARITY TO IDEAL SOLUTION (TOPSIS) DENGAN VISUALISASI LOKASI OBJEK

0 0 12

PEMILIHAN SUPPLIER BAHAN BAKU DENGAN METODE TECHNIQUE FOR ORDER PERFORMANCE BY SIMILARITY TO IDEAL SOLUTION (TOPSIS)

0 0 7