Masukan sistem DWDM berupa trafik yang memiliki format data dan pesat bit yang berbeda dihubungkan dengan laser DWDM. Laser tersebut akan mengubah
masing-masing sinyal informasi dan memancarkan dalam panjang gelombang yang berbeda-beda
λ1, λ2, λ3, …, λN. Masing-masing panjang gelombang tersebut dimasukkan ke dalam MUX multiplexer dan keluarannya disuntikkan ke dalam
sehelai serat optik. Keluaran MUX ini akan ditransmisikan sepanjang jaringan serat. Penguatan sinyal diperlukan sepanjang jalur transmisi untuk mengantisipasi
terjadinya pelemahan sinyal. Sebelum ditransmisikan sinyal ini diperkuat terlebih dahulu dengan menggunakan penguat akhir post-amplifier untuk mencapai tingkat
daya sinyal yang cukup. ILA Intermediate Light Amplification digunakan untuk menguatkan sinyal sepanjang saluran trasmisi. Sedangkan penguat awal pre-
amplifier digunakan untuk menguatkan sinyal sebelum dideteksi. DEMUX demultiplexer digunakan di ujung penerima untuk memisahkan panjang gelombang-
panjang gelombang, yang selanjutnya akan dideteksi menggunakan foto detektor. Teknologi DWDM sangat transparan terhadap berbagai trafik. Ketransparanan
sistem DWDM dan kemampuan adddrop akan memudahkan penyedia layanan untuk melakukan penambahan danatau pemisahan trafik.
2.3. Rekayasa Trafik
Kualitas layanan Quality of ServiceQoS pada jaringan pita lebar mengacu pada probabilitas jaringan telekomunikasi memenuhi kontrak trafik yang diberikan
atau dalam kasus lain mengacu pada probabilitas suatu paket berhasil melewati dua
Universitas Sumatera Utara
titik pada jaringan [20]. Pada tesis ini yang berfokus pada trafik Speedy, saat ini kualitas layanan Speedy ditentukan oleh beberapa faktor antara lain:
a. Simplifikasi jaringan dari ujung ke ujung untuk mengurangi titik kegagalan
dan menyederhanakan konfigurasi. b.
Transport media saat ini masih ada yang menggunakan E1, STM-1 dan satelit terutama di KTI dan kepulauan. Namun sebagian besar sudah menggunakan
Metro Ethernet. c.
Kapasitas gateway Internasional untuk menjamin kualitas layanan bandwidth Internasional.
d. Kapasitas long haul backbone yang memadai.
e. Implementasi cache server serta peering.
f. Layer akses yang mempengaruhi meliputi jarak, usia kabel tembaga, topologi
cascading di Digital Subscriber Line Access Multiplexer DSLAM, overhead paket hilang di DSLAM, ketersediaan port Gigabit Ethernet di DSLAM.
DSLAM adalah sebuah peralatan yang berfungsi menggabungkan dan memisahkan sinyal data dengan saluran telepon yang dipakai untuk
mentransmisikan data, peralatan ini terletak di ujung sentral telepon terdekat. Berfungsi juga sebagai multiplexer. Perangkat ini merupakan sebuah syarat
dalam pengimplementasian jaringan Digital Subscriber Line DSL. Implementasi kualitas layanan mengacu pada sekumpulan mekanis
memanajemen trafik. Mekanisme ini membantu node jaringan menghindari dan mengatur kemacetan. Rekayasa trafik merupakan salah satu mekanisme manajemen
Universitas Sumatera Utara
trafik. Rekayasa trafik mengacu pada optimalisasi jaringan operasional [7]. Rekayasa trafik dan kualitas layanan sangat berhubungan erat. Rekayasa trafik traffic
engineering adalah metode mengatur dan mengontrol jaringan IP secara efisien [7]. Rekayasa trafik menyediakan kemampuan untuk melakukan hal berikut:
a. Rute lintasan utama sekitar mengetahui kemacetan atau titik-titik kemacetan
pada jaringan. b.
Menyediakan kontrol yang tepat bagaimanan trafik dirutekan ulang saat lintasan utama mengalami suatu kegagalan atau beberapa kegagalan.
c. Menyediakan penggunaan bandwidth dan serat jarak jauh yang lebih efisien
dengan memastikan bahwa sebagian jaringan tidak mengalami kelebihan beban dan sebagian jaringan lainnya tidak mengalami kekurangan beban.
d. Memaksimalkan efisiensi operasional.
e. Meningkatkan kinerja karakteristik jaringan berorientasi trafik dengan
meminimalkan paket hilang, meminimalkan lamanya periode kemacetan, dan memaksimalkan throughput.
f. Meningkatkan kinerja karakteristik jaringan seperti rasio hilang, variasi
delay, dan delay transfer yang diperlukan untuk mendukung internet dengan banyak layanan.
Tujuan adanya rekayasa trafik dapat dikelompokkan menjadi tujuan berorientasi trafik dan berorientasi sumber daya. Tujuan kinerja berorientasi trafik
meliputi aspek-aspek yang menambah kualitas layanan aliran trafik. Misalnya pada model layanan internet yang best effort, tujuan kinerja berorientasi trafik meliputi
Universitas Sumatera Utara
minimalisasi paket hilang, minimalisasi delay, memaksimalkan throughput dan melaksanakan SLA. Sedangkan tujuan kinerja berorientasi sumber daya meliputi
aspek-aspek terkait dengan optimalisasi utilisasi sumber daya. Manajemen sumber daya jaringan yang efisien merupakan cara untuk mencapai tujuan kinerja
berorientasi sumber daya. Bandwidth merupakan sumber daya penting dalam jaringan, jadi fungsi utama dari rekayasa trafik adalah mengatur sumber daya
bandwidth secara efisien. Pada arsitektur rekayasa trafik secara dinamik, dilakukan pemilihan rute
optimum berdasarkan status kemacetan jaringan dan beban jaringan, serta menyediakan jaminan layanan menggunakan mekanisme pemilihan jalur QoS dan
utilisasi sumber daya jaringan berdasarkan pada penyeimbangan beban trafik secara dinamik dynamic load balancing. Meminimalkan kemacetan merupakan tujuan
utama dari optimalisasi jaringan operasional. Terdapat dua tipe kemacetan [7] yaitu: a.
Kemacetan dikarenakan sumber daya jaringan tidak mencukupi untuk mengakomodasi beban yang berlebih.
b. Aliran trafik dipetakan ke sumber daya yang tersedia secara tidak efisien,
sehingga menyebabkan sebagian sumber daya jaringan menjadi kelebihan utilisasi dan sebagian lainnya kurang. Tipe kemacetan kedua ini dihasilkan
dari alokasi sumber daya yang tidak efisien. Solusinya diatasi dengan rekayasa trafik.
Sehingga secara umum, kemacetan dihasilkan dari alokasi sumber daya yang tidak efisien. Hal ini bisa diatasi dengan menerapkan kebijakan penyeimbangan
Universitas Sumatera Utara
beban load balancing. Load balancing merupakan kebijakan optimalisasi kinerja jaringan yang penting. Selain itu, untuk jaringan dengan beban sangat tinggi, sangat
diperlukan prediksi probabilitas kemacetan dan hal ini harus dilakukan sebelum utilisasi layanan [12]. Penyeimbangan beban dan prediksi kemacetan dapat dilakukan
salah satunya yaitu dengan menerapkan rekayasa trafik. Untuk melakukan rekayasa trafik secara efektif, Internet Engineering Task Force IETF mengenalkan
mekanisme MPLS.
2.4. Multiprotocol Label Switching