Teknologi Fakhruddin R. Batubara, ST. MTI

2.2. Teknologi

Transport DWDM Teknologi Wavelength Dense Multiplexing WDM pada dasarnya adalah teknologi yang memiliki kemampuan untuk meningkatkan kapasitas tranmisi, berisi trafik suara, data danvideo, pada jaringan dengan aplikasi jarak jauh long haul maupun untuk aplikasi jarak dekat short haul. Dengan WDM penyedia layanan mampu mentransmisikan multi sinyal optik dalam suatu fiber tunggal secara bersamaan. Sinyal-sinyal optik tersebut ditransmisikan dengan menggunakan panjang gelombang yang berbeda-beda. Teknologi WDM pada awalnya menggunakan dua panjang gelombang sebagai kanal, yaitu pada 1550 nm dan 1310 nm. Namun dalam perkembangannya jumlah kanal yang ditransmisikan terus bertambah, terutama dengan kemampuan teknologi yang bisa mengakomodasikan jarak antar kanal yang sangat sempit bahkan akan terus dipersempit. Jarak antar kanal yang makin sempit ini, yang dinamakan teknologi Dense Wavelength Division Multiplexing DWDM. Namun sebenarnya DWDM merupakan generasi lajutan dari WDM. Oleh karena itu DWDM pun dapat dikatakan sebagai teknologi WDM. Teknologi DWDM diimplementasikan sebagai solusi teknologi transmisi dengan kapasitas besar dengan media kabel serat optik yang memanfaatkan cahaya dengan panjang gelombang λ yang berbeda-beda sebagai kanal-kanal informasi [2]. Dalam hal standarisasi Internasional, teknologi ini banyak mengacu pada rekomendasi yang dikeluarkan oleh ITU-T, terutama seri G G.692. Lembaga lain yang turut berperan adalah OIF Optical Internetworking Forum. Pengembangan Universitas Sumatera Utara DWDM menuju all optical networking infrastructure dilakukan dengan penerapan programable OADM Optical Add DropMultiplexer yang memungkinkan implementasi jaringan optik yang berbasis ring DWDM ring serta penerapan teknologi OXC Optical Cross Connect yang memungkinkan diimplementasikannya jaringan optik yang lebih fleksibel seperti mesh network dan interconnected ring network. Teknologi DWDM terutama diaplikasikan pada jaringan long haul tetapi dapat juga diaplikasikan pada jaringan metro. Standar teknis yang umum dipakai untuk aplikasi long haul adalah seperti yang tercantum dalam rekomendasi ITU-T G.692. Sedangkan untuk metro, mengikuti interface optik yang ada dalam rekomendasi ITU-T G.692 dan rekomendasi ITU-T G.958. Disamping itu teknologi DWDM juga berkembang dalam hal kemampuan mendeliver maksimal jumlah kanal dalam format panjang gelombang. Teknologi DWDM adalah teknologi dengan memanfaatkan sistem SDH Synchoronous Digital Hierarchy yang sudah ada solusi terintegrasi dengan memultiplekskan sumber-sumber sinyal yang ada [2]. Teknologi DWDM dinyatakan sebagai suatu teknologi jaringan transport yang memiliki kemampuan untuk membawa sejumlah panjang gelombang dalam satu fiber tunggal artinya apabila dalam satu fiber digunakan empat gelombang, maka kecepatan transmisinya menjadi 4x10 Gbps kecepatan awal dengan menggunakan teknologi SDH. Teknologi DWDM beroperasi dalam sinyal dan domain optik dan memberikan fleksibilitas yang cukup tinggi untuk memenuhi kebutuhan akan kapasitas transmisi yang besar dalam Universitas Sumatera Utara jaringan. Keuntungan utama dari DWDM adalah penghematan luar biasa dari sisi pembangunan infrastruktur jaringan serat optik. Dengan menggunakan DWDM, operator cukup menggelar kabel serat optik sekali saja. Untuk peningkatan kapasitas jaringan, operator tidak perlu menggelar kabel tambahan tetapi cukup menggunakan filter-filter optik supaya jaringan kabel yang sudah terpasang bisa melewatkan beberapa berkas cahaya sekaligus. Supaya berkas-berkas cahaya tadi tidak saling mengganggu, maka berkas-berkas cahaya tadi dibedakan warnanya panjang gelombangnya. Sistem DWDM ditunjukkan pada Gambar 2.3 [2]. Gambar 2.3. Sistem DWDM Universitas Sumatera Utara Masukan sistem DWDM berupa trafik yang memiliki format data dan pesat bit yang berbeda dihubungkan dengan laser DWDM. Laser tersebut akan mengubah masing-masing sinyal informasi dan memancarkan dalam panjang gelombang yang berbeda-beda λ1, λ2, λ3, …, λN. Masing-masing panjang gelombang tersebut dimasukkan ke dalam MUX multiplexer dan keluarannya disuntikkan ke dalam sehelai serat optik. Keluaran MUX ini akan ditransmisikan sepanjang jaringan serat. Penguatan sinyal diperlukan sepanjang jalur transmisi untuk mengantisipasi terjadinya pelemahan sinyal. Sebelum ditransmisikan sinyal ini diperkuat terlebih dahulu dengan menggunakan penguat akhir post-amplifier untuk mencapai tingkat daya sinyal yang cukup. ILA Intermediate Light Amplification digunakan untuk menguatkan sinyal sepanjang saluran trasmisi. Sedangkan penguat awal pre- amplifier digunakan untuk menguatkan sinyal sebelum dideteksi. DEMUX demultiplexer digunakan di ujung penerima untuk memisahkan panjang gelombang- panjang gelombang, yang selanjutnya akan dideteksi menggunakan foto detektor. Teknologi DWDM sangat transparan terhadap berbagai trafik. Ketransparanan sistem DWDM dan kemampuan adddrop akan memudahkan penyedia layanan untuk melakukan penambahan danatau pemisahan trafik.

2.3. Rekayasa Trafik