BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
Teori penunjang penelitianmeliputi teori tentang Teknologi Tera Router, Teknologi Transport DWDM, Rekayasa Trafik, Multiprotocol Label Switching,
Differentiated Service dalam Jaringan MPLS dengan Rekayasa Trafik dan Telkom sebagai Pengguna Tera dengan Teknologi Transport DWDM.
1.6. 2.1. Teknologi Tera Router
Router pada jaringan mempunyai peran utama mengirimkan paket dari seperangkat link masukan ke seperangkat link keluaran. Router harus dapat
berhubungan satu dengan lainnya menggunakan teknologi link yang beraneka ragam, menyediakan penjadwalan untuk layanan dengan kelas yang berbeda-beda, dan
algoritma distribusi yang komplek berperan untuk membangkitkan tabel routing secara global. Router berada di setiap level jaringan Internet, baik pada jaringan
akses, jaringan enterprise, maupun jaringan backbone. Pertumbuhan Internet yang cepat telah menciptakan tantangan-tantangan yang berbeda untuk router pada jaringan
backbone, enterprise, maupun akses. Jaringan backbone membutuhkan router dengan kemampuan routing berkecepatan tinggi. Tera Router merupakan teknologi terbaru
router yang mampu menyediakan kapasitas besar dengan kecepatan tinggi yang mampu digunakan pada jaringan backbone dengan transport optik [1].
Universitas Sumatera Utara
Layanan utama yang dapat didukung oleh Tera Router, secara umum sama dengan teknologi jaringan core yang sudah ada saat ini seperti VPN Virtual Private
Network, khususnya VPN yang menggunakan teknologi MPLS untuk pengiriman paketnya. Dengan MPLS, operator jaringan dapat mendukung dan mengirim berbagai
tingkat kualitas layanan berdasarkan MPLS. Teknologi ini juga melayani:
a.
Interkoneksi IP.
b.
Router Logik dengan perangkat dedicated untuk berbagai konfigurasi jaringan IP.
c.
Trafik multicast.
d.
Jaringan Optik IP.
e.
IP Versi 6.
f.
Cadangan bandwidth untuk konektifitas IP. Tera Router pada jaringan backbone merupakan penjelasan mengenai
telekomunikasi diatas jaringan berbasis paket optik dengan standar Tera Router untuk transportasi multi layanan. Tera Router mempunyai kapasitas switching minimal 1
Terabit tiap detik [1]. Untuk mendapatkan kapasitas lebih besar, sistem Tera Router dirancang dengan konfigurasi multi chassis, tetapi tidak ada downtime berhubungan
dengan peningkatan kapasitas. Tera Router mendukung fungsi router logik dengan alokasi perangkat keras yang dedicated seperti pada Gambar 2.1 [1].
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.1. Fungsi router logik dengan perangkat keras dedicated
Peran utama node Tera Router adalah untuk menggabungkan dan mengalirkan trafik dari dan ke ujung jaringan. Persyaratan fisik jaringan berbasis paket optik
berdasarkan pada ITU-T G.709, IEEE 802.1, dan IEEE 802.3 dengan kehandalan dan sistem perlindungan yang telah terbukti dengan standard Internasional.
Terdapat empat lembaga Internasional yang mengembangkan standar yang berhubungan dengan sistem Tera Router
yaitu ITU
International Telecommunications Union, IETF Internet Engineering Task Force yang
mengembangkan GMPLS Generalized Multi Protocol Label Switching dan MPLS Multi Protocol Label Switching, OIF Optical Internetworking Forum dan IEEE
Institute of Electrical and Electronics Engineers.
Logical Router
Logical Router Virtual Router
Virtual Router Virtual Router
Universitas Sumatera Utara
a. ITU-T
Beberapa standar ITU yaitu ITU-T G.709 untuk STM-256 atau persyaratan interface 40 Gbps, ITU-T G.957 untuk interface optik.
b. IETF
Tera Router mendukung beberapa protokol routing berikut: 1.
Routing statis yang merupakan routing default. 2.
RIP Routing Information Protocol 3.
OSPF Open Shortest Path First, RFC2328, RFC1850, 4.
IS-IS Interface System to Intermediate System, ISO10589, RFC1195, RFC2328.
5. BGP Border Gateway Protocol
6. MPLS Multi Protocol Label Switching
- Fast Reroute
- Load Balancing
- RSVP
7. GMPLS Generalized Multi Protocol Label Switching
c. OIF
OIF membangun UNI User Network Interface dan NNI software interface Interoperability Agreements. Standar OIF yang umum digunakan yaitu is
UNI1.0, NNI 1.0, dan E-NNI 1.0. Arsitektur Tera Router dijelaskan pada Gambar 2.2 [1]:
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.2. Arsitektur Tera Router
Universitas Sumatera Utara
Deskripsi Tera Router sebagai berikut: a.
Terdapat lebih dari routing class carrier dari kinerja terabit. b.
Cara terbaik untuk memulai memilah-milah adalah dengan melihat kemampuan pengelompokannya, yaitu:
1. Dengan clustering, chassis dikelompokkan bersama untuk membentuk router tunggal.
2. Keputusan routing dibuat sekali untuk seluruh cluster sehingga carrier dapat mencapai terabit through put tanpa menimbulkan hop router
tambahan. Pengembangan Tera Router dapat mengatasi beberapa masalah yang
berhubungan dengan sistem kinerja seperti:
a. Ekspansi cluster cluster routing tanpa mempengaruhi operasi router yang
diinstal b.
Tantangan untuk bekerja dengan Border Gateway Protocol BGP, yang merupakan protokol routing untuk komunikasi pertukaran routing. BGP
berjalan di atas TCP. c.
Kehandalan perangkat lunak, karena kedua prosesornya identik yaitu menjalankan kode identik menggunakan data identik, kesalahan yang merusak
satu prosesor akan merusak prosesor lain. d.
Upgrade perangkat lunak memiliki downtime nol. e.
Memory perlindungan, dalam hal ini memory yang rusak tidak akan merusak keseluruhan perangkat kode yang berjalan pada prosesor.
Universitas Sumatera Utara
2.2. Teknologi