4.2. Analisis
Analisis hasil simulasi yang telah dilakukan peneliti mengenai rekayasa trafik MPLS dan tanpa rekayasa trafik MPLS pada jaringan tera router adalah sebagai
berikut: a.
Dari hasil simulasi di laboratorium dihasilkan bahwa waktu simulasi untuk memproses paket dengan menggunakan rekayasa trafik MPLS lebih cepat
dibandingkan dengan tanpa menggunakan rekayasa trafik MPLS. Delay antrian juga lebih kecil pada pemrosesan paket dengan rekayasa trafik MPLS.
Hal ini membuktikan bahwa proses pengiriman paket menggunakan label dengan mekanisme MPLS lebih cepat daripada proses pengiriman paket
menggunakan jaringan IP tradisional. Sedangkan pengiriman paket dengan menggunakan rekayasa trafik MPLS yang menggunakan fitur DiffServ, untuk
trafik jenis kontrol, real time, dan critical menghasilkan waktu simulasi yang sama dengan pengiriman menggunakan rekayasa trafik MPLS saja. Akan
tetapi, khusus untuk trafik best effort, penerapan rekayasa trafik MPLS dengan DiffServ menghasilkan waktu simulasi lebih lama dan delay yang lebih
panjang daripada pengiriman dengan MPLS saja maupun pengiriman dengan IP. Hal ini disebabkan untuk trafik best effort menempati prioritas terendah
dalam klasifikasi paket. b.
Tingkat packet loss pada jaringan yang menerapkan rekayasa trafik MPLS maupun rekayasa trafik MPLS dengan DiffServ sangat kecil sekali, bahkan
kemungkinan terjadinya packet loss sangat jarang. Hal ini disebabkan, pada
Universitas Sumatera Utara
pengiriman tradisional dengan IP, jalur yang digunakan untuk pengiriman paket di jaringan menggunakan hasil perhitungan metrik sesuai protokol
routing standar OSPF yaitu menggunakan jalur terpendek. Kelemahan dengan hanya menggunakan metrik jalur terpendek yaitu membuat beberapa trafik
dapat bertemu pada link yang sama sangat besar. Dari hasil simulasi yang dilakukan peneliti, 3 tiga trafik yaitu real time, critical, dan best effort
bertemu pada titik yang sama yaitu titik R7 menuju tujuan R12. Kemungkinan terjadinya kemacetan sangat besar, karena besarnya bandwidth yang tersedia
tidak mencukupi untuk mengalirkan besarnya trafik yang lewat. Sehingga terjadi packet droppacket loss. Di sisi lain, pada jaringan IP tidak
menerapkan mekanisme dual-homing, yaitu back-up link untuk antisipasi jika terjadi kegagalan di jaringan, sehingga trafik bisa tetap dialirkan melalui jalur
lain dengan melakukan reroute. Sedangkan pada jaringan yang menerapkan rekayasa trafik MPLS atau rekayasa trafik MPLS dengan DiffServ, rute yang
digunakan untuk melewatkan trafik di jaringan merupakan rute hasil rekayasa LSP yang dapat dilakukan secara manual oleh administrator maupun secara
otomatis menggunakan protokol LDPCR-LDPRSVP. Pada penelitian ini, simulasi rekayasa trafik MPLS yang dilakukan peneliti menggunakan protokol
CR-LDP. Selain itu, kelebihan menggunakan MPLS ini yaitu diterapkannya metode dual-homing dengan fast-reroute, sehingga jika terjadi kegagalan di
jaringan, trafik tetap dapat dikirimkan menuju tujuan melalui jalur alternatif lain meskipun jalur alternatif tersebut terkadang lebih panjang. Hasil simulasi
Universitas Sumatera Utara
ini dapat dilihat pada studi kasus di atas untuk skenario dalam kondisi gangguan yaitu pada skenario congestion, link failure, dan busy link. Hal ini
membuat tingkat packet loss pada jaringan MPLS maupun MPLS dengan DiffServ sangat kecil, bahkan mampu mencapai 0. Tingkat packet loss yang
kecil ini memberikan hasil throughput yang sangat besar. Hal ini membuktikan bahwa jaringan dengan menerapkan rekayasa trafik MPLS
mampu memberikan kualitas layanan yang lebih tinggi dibandingkan dengan jaringan tanpa menerapkan rekayasa trafik MPLS.
c. Pada jaringan yang menerapkan rekayasa trafik MPLS yang dikombinasikan
dengan fitur DiffServ, paket diklasifikasikan berdasarkan kelas layanan, sehingga prioritas tiap layanan dapat berbeda-beda. Hal ini sangat penting
terutama untuk layanan yang membutuhkan critical proses yang sangat tinggi seperti jenis trafik kontrol, real time, dan critical. Jenis trafik tersebut
mendapatkan prioritas tinggi dibandingkan dengan jenis trafik best effort. Pada studi kasus di Telkom dimana trafik Speedy merupakan trafik terbesar
80 di jaringan yang mempunyai layanan best effort dengan prioritas terendah, dengan menerapkan rekayasa trafik MPLS pada jaringan tera router
yang dikombinasikan dengan DiffServ mampu memberikan kualitas yang lebih baik daripada menggunakan pengiriman IP, tanpa mengganggu SLA
layanan lain. Ditunjukkan pada uji coba simulasi yang dilakukan peneliti baik kondisi normal maupun kondisi gangguan. Hasil simulasi baik kondisi normal
maupun gangguan didapatkan tingkat packet loss nya sebesar 0.
Universitas Sumatera Utara
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan