Telkom sebagai Pengguna Teknologi Tera Router dengan

yang mempunyai panjang hanya 3 bit, memungkinkan beberapa informasi dalam DSCP akan hilang pada saat pemetaan. Hanya 3 bit paling kiri yang berisi informasi berguna, yang nantinya akan disalin ke CoS. 3 bit paling kiri tersebut terdiri dari 2 bit paling kiri yaitu kelas layanan service class dan 1 bit sisanya yaitu antrian layanan service queue. b. Proses penyeleksian paket berdasar pada field DS atau dinamakan klasifikasi Behaviour Aggregate Classification BA dilakukan berdasarkan CoS. c. Kemudian pada egress LSR, header MPLS dibuang. Perlu diperhatikan bahwa MPLS itu sendiri tidak dapat menyediakan diferensiasi layanan, sehingga perlu dilengkapi dengan teknologi lain yang mampu untuk mengklasifikasikan paket dalam kelas-kelas yang berbeda yaitu menggunakan mekanisme Diffserv [28]. Sedangkan kualitas layanan dalam MPLS untuk mengatasi kemacetan dan penyeimbangan beban dilakukan dengan cara rekayasa trafik. Kombinasi penggunaan Diffserv dalam rekayasa trafik dengan mekanisme MPLS diharapkan mampu menyediakan jaminan kualitas layanan. Ide kombinasi ini adalah mendefinisikan kelas-kelas trafik yang prioritasnya telah dialokasikan untuk ditempatkan pada LSP [29].

2.6. Telkom sebagai Pengguna Teknologi Tera Router dengan

Transport DWDM Telkom merupakan salah satu operator telekomunikasi di Indonesia yang telah melakukan upgrade teknologi backbone dengan menggunakan teknologi Tera Router Universitas Sumatera Utara dan teknologi transport DWDM. Teknologi Tera Router pada backbone Telkom juga mengimplementasikan teknologi MPLS yang mendukung protokol pensinyalan berbasis LDSP dan RSVP-TE. Telkom mendefinisikan jaringan transport ke dalam dua tingkat hirarki yaitu jaringan transport backbone dan jaringan transport regional. Jaringan transport backbone didefinisikan sebagai jaringan yang menghubungkan berbagai kota besar di Indonesia dan pulau-pulau besar di Indonesia. Sedangkan jaringan transport regional didefinisikan sebagai jaringan yang menghubungkan node-node dalam regional Telkom. Penelitian tesis ini difokuskan pada jaringan backbone Telkom. Topologi jaringan backbone tera router yang dikembangkan oleh Telkom dapat dilihat seperti Gambar 2.7 [17]. Gambar 2.7. Jaringan Backbone Tera Router Telkom Universitas Sumatera Utara Topologi Gambar 2.7 menjelaskan bahwa backbone inti jaringan Telkom sampai dengan saat ini terdiri dari dua puluh enam 26 tera router yang ditempatkan di beberapa tempat di wilayah Indonesia. Tera router atau disebut terabit router pada teorinya memungkinkan kapasitas jaringan pada skala terabit. Pada beberapa wilayah masih menggunakan optik dengan bit rate 10 Gbps, sedangkan untuk beberapa wilayah lainnya menggunakan optik yang memiliki kapasitas transport sampai 40 Gbps sekitar 3,2Tbps per kabel serat optik. Besarnya kapasitas transport tergantung dari kepadatan jumlah trafik tiap-tiap wilayah. Rencana ke depan, kapasitas ini akan ditingkatkan sampai 100 Gbps, seperti yang telah dilakukan oleh NTT Com dari Jepang. Dengan kemampuan ini, operator tidak perlu menambah kabel serat optik baru untuk meningkatkan kapasitas jaringannya. Dengan menerapkan jaringan backbone tera router menggunakan transport DWDM, trafik besar dapat terakomodasi dan juga meningkatkan kehandalan, ketahanan dan kinerja. Tujuan utama dibangunnya backbone tera router ini yaitu agar trafik dapat disatukan ke dalam satu inti baru sehingga lebih hemat pada penggunaan link fisik dan peralatan, juga mampu meningkatkan kualitas layanan karena menerapkan DiffServ dan rekayasa trafik dengan mekanisme MPLS. Sedangkan ide dasar dari pengembangan MPLS itu sendiri adalah penggunaan label untuk melakukan mekanisme switching di tingkat IP. Konsep label pada MPLS digunakan untuk jaringan optik berbasis DWDM, dimana panjang gelombang λ digunakan sebagai label. Label ini berhubungan dengan IP tujuan di jaringan, sehingga label MPLS dapat dipetakan kesatu panjang gelombang λ dalam spektrum Universitas Sumatera Utara cahaya, sehingga trafik MPLS dengan beberapa label dapat dipetakan masing-masing kedalam panjang gelombang yang berbeda-beda dalam sistem DWDM. Tujuannya adalah untuk menyediakan jaringan yang secara keseluruhan mampu menangani bandwidth besar dengan kualitas yang konsisten dan pengendalian penuh. Beberapa layanan Telkom yang tersedia saat ini terdiri dari [19]: a. Layanan IP Transit Layanan IP Transit adalah layanan interkoneksi trafik ke global internet dengan fitur full route BGP Internet dan menggunakan blok IP dan AS Autonomous System number milik pelanggan. Layanan ini menjamin kualitas layanan QoS 1:1 sampai dengan ke upstream provider dengan jumlah hop lebih pendek dan waktu tunda delay lebih rendah, sehingga menempati prioritas tertinggi dan dikategorikan layanan premium. b. ASTINet Layanan ASTINetmerupakan layanan solusi temporer yang bersifat best- effort, dimana QoS dengan rasio bandwidth ke gateway Internet 1:1 sampai ke upstream penyedia layanan tidak dapat dijaminkan karena masih sharing bandwidth dengan layanan TelkomNet lainnya. Ratio bandwidth ke gateway Internet yang bisa dijaminkan hanya sebesar 1:2 atau 1:4. c. Layanan Data VPNIP, suara, video Teknologi VPN IP MPLS merupakan suatu layanan yang dibangun di atas Integrated Network Architecture yang secara dinamis dapat mengenali jenis aplikasi enterprise untuk memperoleh layanan keamanan dari ujung ke ujung, Universitas Sumatera Utara kinerja dan ketersediaan. Layanan data ini merupakan kombinasi dari layanan premium dan layanan best-effort dan merupakan layanan waktu nyata real time yaitu layanan yang membutuhkan jaminan delay minimal dan jaminan kesediaan alokasi sumber daya tertentu. d. Speedy Speedy merupakan brand dari layanan akses internet end-to-end yang dikategorikan mempunyai prioritas terendah dalam jaringan. Speedy menggunakan teknologi Asymmetric Digital Subscriber Line ADSL dan menerapkan konsep best effort. Best effort merupakan konsep dimana paket- paket dapat dikirimkan setiap waktu, tanpa terlebih dahulu bernegosiasi dengan kemampuan jaringan, sehingga tidak ada jaminan kualitas layanan. Speedy memiliki QoS dengan rasio bandwidth yang dijaminkan sebesar 1:24 sampai 1:32. Berdasar hasil diskusi dengan Manager Broadband Network Operation and Maintenance PT. Telkom, meskipun trafik speedy menempati prioritas terendah di jaringan, trafik speedy merupakan trafik terbesar 80 di jaringan dibandingkan dengan trafik-trafik lainnya. Ditengah persaingan bisnis ICT Information Communication Technology yang sangat kompetitif, kualitas pelayanan menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi kepuasan pelanggan. Di antara berbagai jenis layanan yang tersedia di Telkom, layanan Speedy memiliki jumlah pelanggan yang sangat besar dibandingkan dengan layanan trafik yang lain [1]. Jika terjadi gangguan di jaringan, sangat sulit memindahkan trafik Speedy yang sangat besar ini. Kecepatan akses yang Universitas Sumatera Utara tidak stabil, koneksi yang sering putus serta penanganan gangguan yang lambat merupakan sebagian dari keluhan yang sering di adukan pelanggan kepada Telkom. Hal ini dapat berdampak pada banyaknya jumlah pelanggan yang memutuskan untuk berhenti menggunakan layanan Telkom Speedy. Oleh karena itu, sangat perlu bagi Telkom untuk meningkatkan tingkat pelayanan Telkom Speedy yang selama ini diberikan kepada pelanggannya. Universitas Sumatera Utara BAB 3 METODE PENELITIAN Penelitian ini mengkaji mengenai penerapan rekayasa trafik dengan mekanisme MPLS. Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan simulasi jaringan tera router di laboratorium, dimana data untuk simulasi diperoleh dari data primer sebenarnya yang terdapat di PT. Telkom Divisi Multimedia, Jl. Kebon Sirih, Jakarta Pusat. Adapun penjabaran metode penelitian meliputi rancangan penelitian, populasi dan sampel, variabel penelitian, proses penelitian, diagram aktivitas kerja penelitian, dan instrumen penelitian.

3.1. Rancangan Penelitian