4
Buku Panduan Guru Mata Pelajaran SMASMK Kelas XII
E. Guru yang Baik
1. Pengabdian dan Totalitas
Guru adalah ujung tombak pendidikan, karena proses pendidikan akan dijalankan oleh seorang yang bernama ‘guru’, seorang yang menyandang
prosfesi nan mulia. Pendidikan itu penting, maka harus tersedia pendidikan yang baik dan harus ada pula guru baik yang akan menjalankannya.
Guru yang memandang profesinya sebagai panggilan nuraninya, ia akan terpanggil untuk mendidik sesama dengan penuh pengabdian. Dengan
demikian, maka ia akan mampu menginspirasi banyak pembelajar. Kata- katanya akan diingat sepanjang masa oleh mereka yang menjadi peserta
didiknya. Sikap dan perilakunya akan menuntun dan mengarahkan mereka dalam mengarungi perjalanan menuju kehidupan sukses dan bermakna.
Dengan segala totalitas, kecintaan dan dedikasi, guru akan menjadi pelita bagi berjuta jiwa, jiwa para pembelajar. Kalau setiap guru mampu terus
berbenah diri, terus menjadi lebih baik dan lebih mengerti dari hari ke hari, niscaya generasi mendatang juga akan jauh lebih membanggakan.
Mengajar tidak sekedar masuk kelas, bertemu dengan peserta didik, menyuruh ini-itu, atau melarang ini-itu. Kalau hanya itu, semua orang
dapat melakukannya. Pandanglah hal ini sebagai suatu yang lebih dari sekedar transfer informasi dan ‘penjejalan’ pengetahuan. Namun,
hadirkanlah kasih sayang dan kepedulian dengan segala rasa pengabdian, komitmen, kerendahan hati, kreativitas, keikhlasan dan karakter-karakter
unggul lainnya di dalamnya. Mengajarlah dengan hati, membimbing dengan nurani, mendidik dengan segenap keiklasan dan kesungguhan,
menginspirasi dan menyampaikan kebenaran dengan kasih, dan mempersembahkan apapun yang kita lakukan sebagai ibadah kepada
Tuhan.
Zigong bersanjak, “Betapa indah bunga Tongtee. Selalu bergoyang menarik. Bukan aku tidak mengenangmu, hanya tempatmu terlampau
jauh”. Mendengar itu nabi bersabda, “Sesungguhnya engkau tidak memikirkannya benar-benar. Kalau benar-benar apa artinya jauh”. Sabda
Suci. IX: 31
Di dalam Kang Gao tertulis, “Berlakulah seumpama merawat bayi, bila dengan sebulat hati mengusahakannya, meski tidak tepat benar,
niscaya tidak jauh dari yang seharusnya. Sesungguhnya tiada yang harus lebih dahulu, belajar merawat bayi baru boleh menikah. Ajaran Besar.
Bab IX: 2
Zizhang berkata, “Seorang yang memegang kebajikan tetapi tidak mengembangkannya, percaya akan jalan suci tetapi tidak sungguh-
sungguh; ia ada, tidak menambah, dan tidak adapun tidak mengurangi”. Sabda Suci. XIX: 2