Pendidikan yang Baik Kelas 12 SMA Pendidikan Agama Konghucu dan Budi Pekerti Guru

5 Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti Maka, dalam segala hal persoalan utamanya bukanlah mampu atau tidak mampu, tetapi kesungguhanlah yang akan menentukan sebuah keberhasilan.

2. Tanggung Jawab

Tanggung jawab sebagai guru sungguh besar. Beratus-ratus bahkan beribu-ribu peserta didik menjadi taruhan dari setiap kata yang keluar dari mulut seorang guru. Setiap kata yang keluar harus mencerahkan, menjadi ilham bagi jiwa-jiwa yang ada di ruang belajar bersama kita, yang akan membuat mereka terus-menerus memperbaiki diri dan menjelma menjadi insan-insan yang berkualitas seiring dengan bertumbuhnya karakter dan nilai-nilai di dalam kehidupan mereka. Mengajar itu akan efektif dan menggairahkan apabila kita menyatukan hati dan jiwa dengan peserta didik kita, sehingga kita tahu persis apa yang mereka rasakan dan inginkan, karena kita berada di sisi yang sama. Kita memandang aktivitas belajar dari sudut pandang mereka. Setiap gerak hati dan suara-suara halus pada jiwa mereka dapat kita tangkap dengan kejelian nurani kita. Guru harus tahu bagaimana membuat mereka berharga, termotivasi dan gembira, karena kita adalah mereka, dan mereka adalah kita. Kita melebur dengan segala totalitas yang ada. Kita larut, menyatu dan all out. Pada level ini, kita tak perlu lagi memberikan reward dan punishment, yang ada semata-mata kegairahan belajar. Sebuah insting yang memang manusia miliki sejak lahir. Nampaknya aneh, tapi penelitian membuktikan bahwa hadiah dan hukuman dalam jangka panjang justru akan menurunkan minat belajar.

3. Menyambung Cita

Dalam Kitab Catatan Kesusilaan Liji XVI: 15 tersurat: “Penyanyi yang baik akan menjadikan orang menyambung suaranya; pengajar yang baik akan menjadikan orang menyambung citanya, kata-kata yang ringkas tetapi menjangkau sasaran; tidak mengada-ada tetapi dalam; biar sedikit gambaran tetapi mengena untuk pengajaran. Itu boleh dinamai menyambung cita”.

4. Meragamkan Cara Mengajar

“Seorang Junzi mengerti apa yang sulit dan yang mudah dalam proses belajar, dan mengerti kebaikan dan keburukan kualitas muridnya, dengan demikian dapat meragamkan cara mengasuhnya. Bila ia dapat meragamkan cara mengasuh, baharulah kemudian ia benar-benar mampu menjadi guru. Bila ia benar-benar mampu menjadi guru, baharulah kemudian ia mampu menjadi kepala departemen. Bila ia benar-benar mampu menjadi kepala, baharulah kemudian ia mampu menjadi pimpinan 6 Buku Panduan Guru Mata Pelajaran SMASMK Kelas XII Negara. Demikianlah, karena guru orang dapat belajar menjadi pemimpin. Maka, memilih guru tidak boleh tidak hati-hati. Di dalam catatan tersurat, “Tiga raja dari keempat dinasti itu semuanya karena guru, “ini kiranya memaksudkan hal itu”. Li Ji. XVI: 16 “Orang yang memahami ajaran lama dan dapat menerapkannya pada yang baru, ia boleh dijadikan guru”. Sabda Suci. II: 11

5. Lima Cara Mengajar

“Seorang Junzi mempunyai lima macam cara mengajar: 1 ada kalanya ia memberi pelajaran seperti menanam di saat musim hujan. 2 Ada kalanya ia menyempurnakan kebajikan muridnya. 3 Ada kalanya ia membantu perkembangan bakat muridnya. 4 Ada kalanya ia bersoal jawab. 5 Ada kalanya ia membangkitkan usaha murid itu sendiri”. Mengzi. VII A: 40