Menentukan judul Irama Seragam Contoh:

9 6 Pelajaran V Karya Sastra Anda akan mengidentifikasi komponen kesastraan dalam teks drama dan menentukan jenis drama. Selain itu, Anda akan menentukan bentuk drama dan menentukan unsur-unsur intrinsik drama. Menggunakan Komponen Kesastraan dalam Drama Karya sastra merupakan tiruan kehidupan karena karya sastra mencerminkan kisah kehidupan manusia. Salah satu contoh karya sastra adalah drama. Drama merupakan karya sastra yang berbentuk dialog dan biasa dipentaskan. Komponen Kesastraan dalam Drama Kata ”drama” berasal dari kata dran. Kata dran merupakan bahasa Yunani yang berarti gerak. Beberapa pengertian drama sebagai berikut. 1. Drama berarti kehidupan manusia yang diekspresikan secara langsung di muka kita. 2. Drama merupakan suatu bentuk kesenian yang melukiskan sifat dan sikap manusia melalui gerak. 3. Drama dapat disebut juga suatu bentuk cerita yang berisi konflik, sikap, dan sifat manusia dalam bentuk dialog, yang diwujudkan melalui pentas dengan menggunakan percakapan dan gerak di hadapan pendengar atau penonton. Drama terdiri atas komponen-komponen kesastraan. Komponen- komponen kesastraan sering disebut unsur-unsur struktur drama. Unsur- unsur struktur drama meliputi plot, pelaku atau tokoh, perwatakan, dia- log, setting atau latar, tema, amanat, dan konflik. Setiap komponen kesastraan tersebut saling berhubungan dalam membentuk sebuah drama. Seluruh komponen kesastraan merupakan satu kesatuan yang utuh dan tidak dapat dipisahkan. Contoh: Komponen tokoh dalam drama selalu berhubungan dengan perwatakan. Hubungan tersebut terjadi karena setiap tokoh yang ada dalam drama harus mempunyai watak atau karakter. Watak setiap tokoh dapat terlihat dari dialog-dialog yang ada. Dialog-dialog tersebut dinyatakan dalam bentuk tindakan atau perbuatan. Perbedaan watak antartokohnya dapat menimbulkan konflik. Komponen-komponen teks drama yang meliputi pelaku, perwatakan, dan dialog sudah Anda pelajari pada Pelajaran IV. Coba ingatlah apa yang dimaksud pelaku, perwatakan, dan dialog dalam drama Sekarang Anda akan mempelajari plot atau alur dan konflik dalam drama. Apa yang dimaksud dengan plot dan konflik? Perhatikan penjelasan berikut. 9 7 Terampil Berbahasa Indonesia Kelas XI Bahasa

1. Plot

Plot merupakan jalinan cerita atau kerangka dari awal hingga akhir konflik antara tokoh-tokohnya. Jalinan konflik dalam plot meliputi hal-hal berikut. a. Eksposition atau pelukisan awal cerita Dalam tahap ini pembaca atau penonton diperkenalkan dengan tokoh-tokoh drama dan wataknya masing-masing. Pembaca atau penonton mulai mendapat gambaran tentang lakon yang dibaca. Contoh: Tahap pelukisan awal drama omeo dan Juliet yaitu saat perkenalan Romeo dan Juliet di pesta Juliet. Pembaca mulai mengenal siapa Romeo, siapa Juliet, dan bagaimana watak mereka. b. Komplikasi atau pertikaian awal Pada tahap ini konflik mulai terlihat tetapi konflik belum sampai klimaks. Contoh: . . . . Romeo : Kalau kau tak suka aku seorang Montague, maka kukatakan tidak terhadap nama itu. Juliet : Bagaimana bisa kau sampai ke sini dan untuk keperluan apa? Pagar tembok itu tinggi dan susah sekali dipanjat. Dengarkan, kalau kau akan mati jika ada anggota keluargaku melihatmu di sini. Romeo : Sayap cinta menerbangkanku ke atas tembok ini. Dan tebing batu tak sangup menghambat gejolak cinta ini. Gejolaknya memungkinkan semuanya terjadi. Dengan cinta, aku tak takut dengan keluargamu. Juliet : Jika ketahuan, Romeo, kau akan dibunuh. Romeo : Pandangan matamu lebih berbahaya dari 20 mata pedang mereka. Asal kauterima aku dengan tulus hati, aku akan kebal dari tusukan pedang mereka. . . . . Dikutip dari: omeo dan Juliet, William Shakespeare, Hyena, Jakarta, 2000 Dari dialog tersebut diketahui konflik awal yaitu kisah cinta Romeo dan Juliet yang ditentang oleh keluarga mereka. c. Klimaks atau titik puncak cerita Konflik yang terjadi akan meningkat terus sampai mencapai klimaks atau titik puncak atau puncak kegawatan dalam cerita. Contoh: Pada drama omeo dan Juliet konflik mulai memuncak ketika Pendeta Lorenso menikahkan Romeo dan Juliet. Kemudian, Romeo dibuang ke daerah pembuangan dan Juliet yang dibius agar terlihat seperti orang mati. Namun, Romeo mengira Juliet benar-benar mati dan Romeo bunuh diri dengan meminum racun di hadapan Juliet. 9 8 Pelajaran V Karya Sastra d. esolusi atau penyelesaian atau Falling Action Dalam tahap ini konflik mereda atau menurun. Tokoh-tokoh yang memanaskan situasi atau meruncingkan konflik telah menemukan jalan pemecahan. Contoh: Kematian Juliet merupakan penyelesaian cerita konflik itu. Juliet bukannya pergi kepada keluarganya dan menunggu perkawinan berikutnya atau masuk biara, tetapi memilih bunuh diri dalam pelukan orang yang dicintainya. e. Catastrophe atau Denoument atau keputusan Tahap ini merupakan tahap pengulasan terhadap seluruh kisah tokoh. Tahap ini digunakan sebagai tahap penguat seluruh kisah. Dalam drama-drama modern plot akan berhenti pada klimaks ataupun resolusi tanpa menyertakan keputusan terhadap seluruh kisah lakon itu. Contoh: Dalam drama omeo dan Juliet, Pendeta Lorenso dan keluarga Capulet bertemu. Mereka menyadari kesalahannya. Keluarga Montague juga datang ke kubur itu dan menyatakan bahwa kesombongan keluarga selama ini tidak baik dan merugikan generasi muda. Dalam tahap ini konflik sudah tidak ada lagi.

2. Konflik

Konflik adalah pertentangan atau ketegangan dalam sebuah drama. Konflik dibedakan menjadi dua kategori. a. Konflik eksternal Konflik eksternal adalah konflik yang terjadi antara tokoh dengan sesuatu di luar dirinya, baik dengan lingkungan alam ataupun lingkungan manusia. Konflik eksternal dibagi menjadi dua. 1 Konflik fisik adalah konflik yang disebabkan adanya perbenturan antara tokoh dengan lingkungan. Misalnya, konflik yang dialami tokoh akibat banjir, kemarau panjang, gunung meletus, ataupun peristiwa alam lainnya. 2 Konflik sosial adalah konflik atau masalah yang muncul akibat adanya hubungan antarmanusia. Misalnya, masalah perburuhan, penindasan, percekcokan. b. Konflik internalkonflik batin Konflik batin adalah konflik antara tokoh dengan dirinya sendiri. Ada berbagai jenis drama yang dikenal masyarakat, antara lain teater rakyat, lenong, sandiwara, dan drama. Bentuk drama meliputi drama berbentuk prosa dan drama berbentuk puisi balada. Sumber : Drama Teori dan Pengajarannya, Herman J. Waluyo, 2003, Hanindita