35
Terampil Berbahasa Indonesia Kelas XI Bahasa
Kerjakan kegiatan berikut 1.
Dalam buku ini terdapat beberapa bacaan. a.
Pilihlah salah satu bacaan tersebut. Kemudian, tentukan jenis frasa berdasarkan kategori
b. Tentukan pula jenis frasa berdasarkan konstruksi 2.
Tentukan jenis frasa yang terdapat dalam kalimat-kalimat berikut. Apakah termasuk frasa endosentrik atau eksosentrik?
a. Soal-soal dan jawabannya telah didiskusikan minggu yang lalu.
b. Ayah dan ibunya tinggal di luar negeri. c.
Tanah pertanian di daerah transmigrasi sedang menanti tangan- tangan kuat para petani.
d. Tanah air Indonesia selalu memanggil para pemuda dan pemudi untuk membangun bangsa dan negara.
e. Dewi malam telah keluar dari balik awan.
3. Gunakan frasa bertingkat berikut ini dalam kalimat
a. biru laut
Contoh dalam kalimat : . . . .
b. lima ekor ayam Contoh dalam kalimat :
. . . . c.
bahasa Indonesia Contoh dalam kalimat :
. . . . d. harus selesai
Contoh dalam kalimat : . . . .
5. Frasa Bilangan atau Frasa Numeralia
Frasa bilangan adalah frasa yang distribusinya sama dengan kata bilangan. Pada umumnya frasa bilangan atau frasa numeralia
dibentuk dengan menambahkan kata penggolong atau kata bantu bilangan.
Contoh: Dua orang serdadu menghampirinya ke tempat itu.
6. Frasa Depan atau Frasa Preposisional
Frasa depan adalah frasa yang terdiri atas kata depan dengan kata lain sebagai unsur penjelas.
Contoh: Laki-laki di depan itu mengajukan pertanyaan kepada pembicara.
D. Frasa yang Bersifat Ambigu
Ambiguitas terkadang ditemui dalam susunan frasa. Ambiguitas berarti kegandaan makna.
Contoh:
Kambing hitam dan mobil tetangga baru. Frasa kambing hitam dapat mempunyai dua makna, yakni kambing
yang berbulu berwarna hitam dan sebuah ungkapan yang berarti orang yang dipersalahkan. Frasa mobil tetangga baru juga dapat
memiliki dua makna, yakni yang baru adalah mobil milik tetangga dan yang baru adalah tetangga bukan mobilnya. Frasa ambigu akan
menjadi jelas jika digunakan dalam kalimat.
Sumber: Sintaksis, Ramlan, 1997, Yogyakarta, Karyono
36
Pelajaran II Frasa dan Klausa
Klausa
Klausa merupakan satuan gramatik yang terdiri atas S–P baik disertai O, PEL, dan KET maupun tidak. Dengan ringkas, klausa ialah S P O
PEL KET. Tanda kurung menandakan bahwa yang terletak dalam kurung itu bersifat manasuka, artinya boleh ada, boleh juga tidak ada.
Contoh: Ketika orang-orang mulai menyukai ayam bekisar, Edwin sudah
memelihara untuk dijual di pasaran.
Kalimat di atas terdiri dari empat klausa, yaitu: 1.
ketika orang-orang mulai S–P; 2.
menyukai ayam bekisar P–O; 3.
Edwin sudah memelihara S–P; dan 4.
untuk dijual di pasaran P–Ket..
A. Klausa Berdasarkan Kategori Kata atau Frasa
Perhatikan kalimat di bawah ini Toni belum sempat mengunjungi kakeknya kemarin.
Klausa kalimat tersebut jika dianalisis secara fungsional, hasilnya sebagai berikut.
Toni belum sempat mengunjungi
kakeknya kemarin
S P
O
1
KET N
V N
Ket. Toni
belum sempat mengunjungi kakeknya
kemarin Frasa
P O
1
KET Kata
V N
ADV
Keterangan: N
= Nomina = kata benda
V = Verba
= kata kerja ADV = Adverbia
= kata keterangan
B. Klausa Berdasarkan Struktur
Klausa dapat digolongkan berdasarkan tiga dasar. 1.
Klausa Berdasarkan Struktur Intern
Unsur inti klausa ialah S dan P. Namun demikian, S sering kali dihilangkan dalam kalimat luas sebagai akibat penggabungan
klausa dan dalam kalimat jawaban. Klausa yang terdiri atas S dan P disebut klausa lengkap, sedangkan klausa yang tidak ber-S
disebut klausa tidak lengkap.