pada membran atau ujung elektroda harus dihindari. Elektroda dengan membran yang tergores tidak dapat digunakan.
Pada penggunaan rutin, elektroda disimpan dengan posisi tegak dan
ujungnya terendam penutup plastik atau karet yang diisi larutan KCL 0.5 N. Sebelum dan sesudah melakukan setiap pengukuran, membran
diperiksa agar tidak ada gelembung udara pada cairan didalam.
Pada jenis elektroda yang dapat diisi, diisi dengan larutan elektrolit larutan KCl jenuh hingga 23 ruang yang ada.
Sensitifitas elektroda yang menurun mungkin masih bisa ditingkatkan
dengan perendaman dalam HCl 0,1 M berturut-turut dengan selang waktu 5 menit. Dapat pula dicoba dengan merendam ujung elektroda dalam KCl
4 M panas 60 C selama 5 menit. Kemudian bilas dengan air bebas ion.
Gambar 5. Skema elektroda gelas kombinasi.
b. Spektrometri
Teknis analisis spektrometri merupakan cara analisis yang paling penting dan paling luas penggunaannya. Semua teknik spektrometri
10
Elektroda referensi
Poros salt-
bridge Kabel penghubung ke pH
meter
Lubang untuk
mengisi elektrolit
Elektroda gelas
Membran gelas
berdasarkan atas emisi atau adsorbsi radiasi elektromagnetik yang merupakan sifat khas dari perubahan energi tertentu dalam suatu molekul atau atom.
Perubahan energi ini berupa tingkatan energi terkuantisasi yang mencirikan jenis-jenis atom atau molekul.
Teori Korpuskuler menurut Isaac Newton–Max Planck menganggap radiasi sebagai suatu arus dari paket-paket energi yang disebut foton atau
kuanta yang bergerak dalam ruang pada kecepatan tetap c c = 2,998 x 10
8
ms
- 1
dalam ruang hampa. Hubungan antara energi foton E dengan frekuensi v oleh teori gelembung dinyatakan dengan :
E = hv = hcλ
Keterangan : h = tetapan Planck 6,6 x 10
-34
Js λ
= panjang gelombang Besaran energi dari radiasi elektromagnetik meliputi daerah luas yang
disebut spektrum elektromagnetik. Bila suatu substansi diradiasi dengan radiasi elektromagnet, energi dari foton dapat dipindahkan ke atom atau
molekul sehingga mengubah tingkatnya dari energi dasar ke energi eksitasi tereksitasi. Proses ini dikenal sebagai adsorbsi, disertai pelemahan radiasi
pada frekuensi tertentu dan hanya akan terjadi bila perbedaan energi ∆E kedua tingkat itu sama tepat dengan energi dari foton hv. Energi yang
diserap dengan cepat diradiasikan kembali emisi dan hilang ke sekeliling disebabkan tubrukan, sehingga sistem kembali ke energi dasar. Kadangkala
energi tidak hilang seperti ini, namun diemisikan kembali beberapa milidetik kemudian. Proses ini dikenal sebagai florosensi. Dengan memanaskan bahan
hingga suhu tinggi pada nyala, sebagian energi panas digunakan untuk mengeksitasi atom ke tingkat energi lebih tinggi. Atom tereksitasi kembali ke
tingkat asal dengan memancarkan emisi spontan dengan frekuensi V yang sesuai dengan perbedaan tingkat energinya.
Tingkat dari transisi energi yang dimungkinkan sangat banyak meski hanya untuk senyawa yang paling sederhana. Oleh karena itu radiasi yang
dapat diadsorbsi dan diemisikan meliputi seluruh daerah spektrum elektromagnetik. Tergantung atas informasi yang diperlukan dari analisis dan
11
alasan instrumenasi, hanya transisi yang berhubungan dengan proses tertentu dari atom atau molekul dan terbatas pada daerah sempit dari spektrum
elektromagnetik yang digunakan.
b.1 Spektrofotometer Visibel dan Ultraviolet