21 lahannya dan pemerintah yang menyusun tata ruang atau arahan rencana
penggunaan lahan suatu wilayah. Faktor lain yang menjadi penentu konversi lahan adalah nilai lahan yang diukur dalam produktifitas lahan dan jarak yang
mencerminkan lokasi suatu lahan dan aksesibilitas. Di Indonesia, salah satu masalah pokok dalam usaha penataan penggunaan
lahan dan lingkungan hidup antara lain adalah adanya kontradiksi antara kebutuhan yang menjadi pemakai yang lebih luas di satu pihak dan batasan-
batasan yang berat demi lingkungan hidup Sandy 1980, diacu dalam Sitorus 2004.
Penyimpangan penggunaan lahan yang terkait dari aspek masyarakat sangat dipengaruhi oleh persepsi dan pengetahuan masyarakat itu sendiri.
2.3. Persepsi
Dyah 1983 berpendapat bahwa persepsi adalah suatu pandangan, pengertian dan interpretasi seseorang mengenai suatu objek yang diinformasikan
kepadanya dengan cara mempertimbangkan hal tersebut dengan diri dan lingkungannya. Persepsi merupakan proses kognitif yang bisa terjadi pada setiap
orang dalam memahami informasi tentang lingkungannya yang dapat diperoleh melalui penglihatan, pendengaran, penghayatan, perasaan, maupun penciuman
Thoha 1983. Karakteristik seseorang ikut mempengaruhi persepsinya dan persepsi tersebut akan mempengaruhi tindakan atau perilakunya Roger dan
Shoemaker 1971, diacu dalam Yusri 1999. Persepsi adalah pengamatan, pengertian, dan penilaian seseorang terhadap
rangsangan objek atau informasi yang disampaikan kepada orang tersebut Yusri 1999. Terdapat tiga komponen persepsi yang mempengaruhi pandangan
seseorang terhadap suatu obyek yaitu, komponen kognitif, afektif dan konatif. Komponen kognitif berisi ide, anggapan, pengetahuan dan pengetahuan seseorang
terhadap obyek berdasarkan pengalaman langsung yang dihubungkan dengan sumber informasi. Berdasarkan nilai dan norma yang dimiliki seseorang akan
menghasilkan keyakinan belief evaluatif terhadap obyek tertentu. Komponen afektif
menekankan pada perasaan atau emosi, dengan demikian merupakan evaluasi emosional dalam menilai obyek tertentu. Sedangkan komponen konatif
22 menekankan pada kecenderungan tendency dan perilaku aktual seseorang untuk
melakukan tindakan sesuai dengan yang dipersepsikan. Menurut Asngari 1984, menyatakan bahwa persepsi individu terhadap
lingkungan merupakan faktor penting karena akan berlanjut dalam menentukan tindakan individu tersebut. Persepsi dapat dibentuk melalui faktor hereditas
keturunanbawaan dan lingkungan Thorndike 1968, diacu dalam Erwina 2005. Kedua faktor ini saling mempengaruhi dan saling berinteraksi dalam membentuk
persepsi. Faktor hereditas antara lain adalah bakat, minat, kemauan, perasaan, fantasi, dan tanggapan yang dibawa sejak lahir. Adapun faktor lingkungan adalah
faktor yang berada di luar individu, misalnya pendidikan, lingkungan sosial dan status sosial.
Penyimpangan dalam pemanfaatan ruang yang sebagian disebabkan oleh masyarakat dapat diolah dalam sistem informasi untuk keperluan analisis.
2.4. Sistem Informasi Geografis