14 Sehubungan dengan tuntutan kualitas, eksistensi sebuah kota yang baik
secara ideal dapat diukur melalui beberapa persyaratan mendasar. Adapun persyaratan tersebut meliputi H. Frey 1999, diacu dalam Martokusumo 2006:
1. Pada tingkatan dasar, kota yang baik mampu mewadahi kebutuhan fisik
warganya, tempat untuk tinggal dan tempat untuk bekerja, membuka peluang untuk mendapatkan nafkahpenghasilan, pendidikan, transportasi,
dan kemungkinan untuk berkomunikasi serta akses kepada berbagai jasa pelayanan dan fasilitas.
2. Sebuah kota yang baik harus menjamin keamanan, keamanan dan
perlindungan, pengaturan secara visual dan fungsi serta kontrol terhadap lingkungan yang bebas polusi, kebisingan, kecelakaan dan kejahatan.
3. Selain itu, sebuah kota yang baik harus mampu memberikan dan
menciptakan suatu lingkungan sosial yang kondusif. Menjadi sebuah tempat tumbuh berkembangnya sebuah keluarga, memunkinkan individu-
individu untuk menjadi bagian dari sebuah komunitas, serta menyuguhkan perasaan keterikatan kepada sebuah tempat dan daerahkawasan.
4. Kota yang baik juga harus memiliki citra yang baik, reputasi yang bagus
dan prestige. Hal ini memberikan warganya rasa percaya diri, kekuatan, status dan kejayaan.
5. Dalam tingkatan yang lebih tinggi sebuah kota yang baik memungkinkan
warganya untuk bisa menjadi kreatif, membentuk lingkungan pribadinya dan mengekspresikan diri serta mengembangkan lingkungan komunitas
sesuai dengan kebutuhan dan aspirasinya. Kota yang baik harus dirancang dengan baik, direncanakan dengan
menyenangkan, secara fisik mudah dicitrakan dan kota yang baik merupakan tempat kebudayaan dan produk seni.
2.1.3. Standar pelayanan minimal.
Berikut adalah
Standar Pelayanan Minimal SPM kabupatenkota yang
dikeluarkan oleh dinas permukiman dan prasarana wilayah untuk bidang penataan ruang adalah :
15 • Pelibatan masyarakat minimal 2 dua kali pada tahap proses penyusunan
RTRW Kabupaten Kota meliputi penyusunan kebijakan dan penentuan pola dan struktur pemanfataan ruang;
• Setiap kecamatan memiliki papan informasi tata ruang wilayahnya berupa peta, papan pengumuman;
• Penyediaan akses yang mudah untuk mendapatkan dokumen Rencana Tata Ruang Wilayah RTRW KabupatenKota.
Standar Pelayanan Minimal dalam Pemanfaatan Ruang Wilayah KabupatenKota adalah :
• Pelibatan masyarakat dalam penyusunan program dan anggaran sesuai dengan Rencana Tata Ruang dengan Bappeda Tim Penyusun Anggaran yang diberi
kewenangan untuk itu; • Penyediaan akses setiap saat untuk mendapatkan informasi bidang Penataan
Ruang Pemanfaatan Ruang. Standar Pelayanan Minimal dalam Pengendalian Pemanfaatan Ruang
Wilayah KabupatenKota adalah sebagai berikut : • Penyebaran informasi hasil pemantauan dan evaluasi kepada masyarakat
minimal 2 dua kali dalam 1 tahun; • Pemberian pelayanan kepada masyarakat atas setiap pengaduan yangberkaitan
dengan pemanfaatan ruang; • Di setiap Kantor Camat tersedia wadah unit kerja yang dapat menampung
pengaduan masyarakat atas pelanggaran pemanfaatan ruang; • Pemberian sanksi atas pelanggaran tata ruang;
• Penyediaan kotak saran dan melakukan komunikasi timbal balik dengan
masyarakat melalui media yang tersedia. Informasi yang akan disampaikan harus memenuhi syarat :
9 Informasi yang hendak disampaikan harus sesuai dengan materi kewenangan bidang penataan ruang;
9 Informasi yang disampaikan harus memenuhi syarat-syarat, yaitu: a.
Umum, yaitu berisikan hal-hal yang umum dipahami oleh masyarakat, bukan hal-hal yang dapat dipahami oleh sebagian atau sekelompok orang
saja.
16 b.
Jelas dan gamblang, yaitu informasi yang disampaikan tidak boleh memberikan banyak penafsiran.
c. Bahasa yang jelas, yaitu informasi yang disampaikan hendaklah
menggunakan bahasa Indonesia yang baku dan mudah dipahami oleh masyarakat. Jangan menggunakan istilah-istilah yang tidak dipahami.
d. Positif, yaitu informasi yang disampaikan dalam bentuk positif, simpatik
dan menarik. e.
Seimbang, yaitu informasi yang disampaikan tidak ekstrem dan mempertentangkan hal yang satu dengan yang lainnya.
9 Informasi yang disampaikan harus informatif artinya bersifat memberikan keterangan atau fakta dan masyarakat mengambil kesimpulan atas informasi
yang diberikan; 9 Seluruh masyarakat mempunyai hak yang sama untuk mendapatkan informasi
bidang penataan ruang; 9 Seluruh masyarakat dapat memperoleh dengan mudah informasi bidang
penataan ruang; 9 Masyarakat dapat menyampaikan informasi bidang penataan ruang.
Penyebaran Informasi
Papan informasi Penataan Ruang harus disediakan disetiap halaman Kantor Camat. Dalam papan informasi dimaksud harus memenuhi persyaratan
sebagai berikut: Terbuat dari bahan kayu besi;
Ukuran minimal 2 x 3 meter; Harus memuat informasi rencana struktur dan pola pemanfataan ruang
dengan skala minimal 1 : 100.000 Kabupaten dan 1 : 50.000 Kota untuk kecamatan yang bersangkutan, legenda, alamat pengaduan,
Nomor teleponfaxcimili yang dapat dihubungi. Peta dinding memuat peta rencana struktur dan pola pemanfaatan ruang
wilayah KabupatenKota dengan skala minimal 1 : 100.000 Kabupaten , 1 : 50.000 Kota harus tersedia di setiap kantor Camat .
17
Penyebaran Hasil Pemantauan Dan Evaluasi
Hasil pemantauan pemanfaatan ruang yang perlu diinformasikan kepada masyarakat adalah Penyimpangan Pemanfaatan Ruang yang disajikan dalam
bentuk selebaran yang ditempatkan di setiap kantor camat. Penyimpangan pemanfaatan ruang :
1. Perubahan fungsi lahan
Misal : peruntukkan lahan pertanian berubah menjadi lahan permukiman.
2. Perubahan fungsi kawasan
Misal : Kawasan lindung menjadi kawasan budidaya. Mekanisme penyebaran informasi hasil pemantauan dan evaluasi dapat dilihat
pada Gambar 2.
Gambar 2. Mekanisme penyebaran informasi
2.2. Pemanfaatan Ruangpenggunaan lahan