Perumusan Masalah PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

2 Sebagai ibukota provinsi maka kota Palu menjadi pusat kegiatan sosial maupun ekonomi. Dengan semakin meningkatnya kegiatan-kegiatan sosial dan ekonomi maka pembangunan fisik ruang terbangun juga meningkat. Kondisi ini tentu sangat mendukung terjadinya konversi lahan yang diperuntukkan untuk lahan pertanian sawahtegalan dalam RTRW. Sedangkan dilain pihak sawah maupun tegalan yang diperuntukkan dalam RTRW tersebut walaupun tidak dapat memenuhi kebutuhan hasil pertanian kota Palu secara keseluruhan namun merupakan salah satu bentuk RTH yang dapat menyediakan udara bersih dan segar untuk masyarakat yang berdomisili di Kota Palu. Sehubungan dengan hal tersebut di atas, analisis konsistensi pemanfaatan ruang terhadap RTRW di kota Palu perlu dilakukan untuk mengetahui penyebab- penyebab terjadinya inkonsistensi terhadap tata ruang saat ini.

1.2 Perumusan Masalah

Pertumbuhan pusat kota yang cepat dibandingkan daerah pinggirannya merupakan suatu fenomena yang terjadi di dalam suatu wilayah. Menurut Atash Beheshtiha 1998, implikasi yang akan datang untuk kota – kota baru antara lain adalah master plan untuk kota-kota baru harus fleksibel agar mengakomodasi perubahan-perubahan yang tidak diharapkan pada ekonomi dan populasi nasional dan regional. Untuk kota-kota besar dan kota raya, sebagian pertumbuhannya melebar ke kawasan pinggirannya dalam maupun di luar batas administrasi kota. Biasanya pertumbuhan ini diiringi dengan pertumbuhan kawasan pusat yang menurun. Kota Bandung misalnya mulai mengalami pertumbuhan kawasan pinggiran yang pesat sekitar pertengahan 1970an. Pertumbuhan di kawasan pusat menurun dari 5-6 pada periode 1920-1961 menjadi sekitar 1,5-2 per tahun pada periode 1961- 1990. Kawasan pinggiran sebaliknya mengalami pertumbuhan rata-rata sekitar 4- 7 per tahun pada periode 1971-1980 Kombaitan 1992. Permasalahan inkonsistensi, dalam tahap pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang pada akhirnya menimbulkan berbagai permasalahan inefisiensi yang berdampak pada penurunan kualitas lingkungan. Berbagai isu penting lahir 3 dalam proses pertumbuhan kawasan pinggiran kota ini, antara lain : berkurangnya lahan pertanian produktif, persoalan pengembangan dan pengelolaan lahan perkotaan Kombaitan 1992. Konversi lahan yang terjadi di pusat Kota Palu yaitu dari aktitifitas permukiman menjadi komersial dan jasa. Kawasan-kawasan terbuka seperti daerah pesisir pantai atau kawasan konservasi dikonversi untuk aktifitas yang secara ekonomi jauh lebih menguntungkan, yaitu aktifitas komersial dan jasa berupa pembangunan perumahan dan ruko. Akibatnya dalam penggunaan ruang, kawasan-kawasan ini berorientasi pada maksimalisasi keuntungan finansial. Orientasi pembangunan untuk mengejar maksimalisasi keuntungan ekonomi menyebabkan pembangunan yang dilaksanakan cenderung mengutamakan pembangunan fisik dan kurang memperhatikan aspek lingkungan Dai et al. 2001. Dari beberapa uraian diatas, rumusan permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Apakah pola pemanfaatan ruang yang ada sudah sesuai dengan arahan RTRW Kota Palu? 2. Mengevaluasi faktor – faktor yang mempengaruhi perubahan dan konsistensi pola pemanfaatan ruang.

1.3 Kerangka Berfikir

Dokumen yang terkait

Fungsi Ruang Terbuka Dalam Tata Ruang Kota Ditinjau Dari Perspektif Hukum Administrasi Negara (Studi Kasus Pemerintah Kota Medan)

3 73 96

Model Sistem Dinamis Ruang Terbuka Hijau Kota Medan Berdasarkan Faktor - Faktor Lingkungan (Studi Kasus Di Kecamatan Medan Polonia Dan Medan Area)

11 86 135

Penerapan Rencana Umum Tata Ruang Kota Berkaitan Dengan Pemberian Izin Lokasi Permukiman

0 19 2

Analisis konsistensi pola pemanfaatan ruang dengan rencana tata ruang (studi kasus kota Palu)

1 19 103

Analisis pola perubahan pemanfaatan ruang dan implikasinya terhadap pelaksanaan rencana tata ruang wilayah kabupaten Sumedang

2 11 140

Konsistensi Rencana Tata Ruang di Kawasan JABODETABEK

0 4 140

ANALISIS KESESUAIAN PEMANFAATAN RUANG TAHUN 2015 TERHADAP RENCANA DETIL TATA RUANG KOTA Analisis Kesesuaian Pemanfaatan Ruang Tahun 2015 Terhadap Rencana Detil Tata Ruang Kota (RDTRK) Kecamatan Klaten Selatan Tahun 2013-2018.

0 2 12

ANALISIS DEVIASI PEMANFAATAN RUANG AKTUALTERHADAP RENCANA DETIL TATA RUANG KOTA Analisis Deviasi Pemanfaatan Ruang Aktual Terhadap Rencana Detil Tata Ruang Kota (RDTRK) Kecamatan Ngaglik Kabupaten Sleman Tahun 2009-2018.

0 3 14

ANALISIS DEVIASI PEMANFAATAN RUANG AKTUAL TERHADAPRENCANA DETIL TATA RUANG KOTA (RDTRK) KECAMATAN Analisis Deviasi Pemanfaatan Ruang Aktual Terhadap Rencana Detil Tata Ruang Kota (RDTRK) Kecamatan Ngaglik Kabupaten Sleman Tahun 2009-2018.

0 1 17

TUGAS AKHIR KINERJA RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) DALAM PEMANFAATAN RUANG DI KOTA SURAKARTA

0 1 159