Alat dan Bahan Penelitian

III. METODOLOGI

A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Hutan Pendidikan Gunung Walat HPGW Kabupaten Sukabumi Provinsi Jawa Barat dengan waktu penelitian selama 1 bulan pada bulan September 2005.

B. Alat dan Bahan Penelitian

Alat dan bahan yang dipergunakan dalam penelitian ini antara lain : • Heart Rate Monitor • Metronome • Stop watch • Alat sadap dan mal sadap • Bark shaver • Talang sadap dan penampung • Paku dan palu • Clinometer • Cat dan kuas • Pita ukur • Alat dokumentasi • Timbangan • Kotak kayu setinggi 30 cm • Alat tulis dan tally sheet • Komputer dan kalkulator. • Interface • Pohon damar Agathis spp • Pekerja yang menyadap C. Pelaksanaan Penelitian C.1. Pengumpulan data Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui 2 cara, yaitu : metode tidak langsung dan langsung. a. Pengumpulan data secara tidak langsung Pengumpulan data ini dilakukan dengan mengambil data sekunder yang berupa kondisi umum lokasi penelitian seperti : • Letak dan luas lokasi penelitian. • Keadaan lapangan topografi. • Keadaan tegakan hutan vegetasi dan fauna. • Iklim • Tanah • Penduduk b. Pengumpulan data secara langsung Pengumpulan data ini dilakukan dengan mengambil data primer yang berkaitan dengan hipotesis dan analisis data penelitian antara lain : • Identifikasi tegakan kelas diameter • Kondisi topografi lapangan kelerengan • Waktu kerja selama beraktifitas • Denyut jantung pekerja selama beraktifitas • Pengeluaran energi pekerja dengan parameter denyut jantung • Berat badan pekerja Adapun pengamatan dan pengukuran secara langsung yang dilakukan selama berada di lapangan meliputi : 1. Kegiatan step test Sebelum melakukan kegiatan penyadapan kopal terlebih dahulu jantung pekerja dikalibrasi melalui metode step test. Pekerja melakukan kegiatan naik turun kotak kayu setinggi 30 cm dengan frekuensi langkah 10, 15, 20, 25, 30, 35 dan 40 siklus per menit. Satu siklus ialah sekali naik dan sekali turun kotak kayu. Pengaturan gerak naik dan turun kotak kayu menggunakan alat metronome. Masing-masing frekuensi langkah dalam step test dilakukan selama 3 menit dengan selang istirahat selama 5 menit di setiap frekuensi langkahnya. 2. Kegiatan penyadapan kopal Kegiatan penyadapan kopal yang dilakukan oleh pekerja menggunakan 2 metode penyadapan yang berlainan antara lain : metoda sayatan slicing method dan metoda koakan quarre method. Penyadapan kopal tersebut dilakukan pada berbagai kelerengan dan kelas diameter yang dicobakan. 2.1. Penyadapan kopal dengan metoda sayatan Kegiatan penyadapan kopal dengan metoda ini memiliki 2 kegiatan utama yang meliputi kegiatan persiapan dan pelukaan pembaharuan luka. 2.1.1. Kegiatan persiapan Kegiatan persiapan adalah suatu kegiatan pendahuluan yang bertujuan mempermudah pekerja melakukan kegiatan pelukaan selanjutnya pembaharuan luka sehingga efektifitas dan efisiensi kerja terjaga dengan baik. Adapun urutan kerja dalam kegiatan persiapan ini meliputi : • Pembersihan tumbuhan bawah di sekitar pohon yang akan disadap. • Pembersihan kulit bagian terluar pohon korteks dengan menggunakan alat pembersih kulit kayu bark shaver. • Pembuatan mal sadap atau pola sadap pada pohon yang akan disadap. • Sadapan awal berupa sayatan dibuat miring 45º dengan panjang 20 cm, lebar 2 cm dan kedalaman sebesar 0.3-0.5 cm. • Pemasangan talang sadap di bagian bawah luka sayatan • Pemasangan penampung getah dengan jarak 1 cm dari ujung talang sadap • Berjalan menuju pohon yang lain. 2.1.2. Kegiatan pembaharuan luka Kegiatan pembaharuan luka ini dilakukan karena saluran-saluran resin kopal yang berada di bagian kulit terdalam pohon tersumbat oleh kopal yang telah mengering pada bekas luka sayatan sebelumnya karena terkena udara luar sehingga aliran kopal yang keluar dari pohon pun menjadi terhenti. Kegiatan ini merupakan kegiatan lanjutan dari kegiatan persiapan sebelumnya yang dilakukan dengan cara membuat pelukaan baru pada pohon yang disesuaikan dengan bentuk pola dan ukuran sadapan awal yang telah dibuat sebelumnya. Selanjutnya berjalan menuju pohon yang lain untuk dilakukan kegiatan yang sama. Umumnya waktu pembaharuan luka dilakukan setiap 3 hari sekali. 2.2. Penyadapan dengan metoda koakan Kegiatan penyadapan kopal dengan metoda ini merupakan yang biasa dipakai oleh pekerja untuk menyadap kopal di Hutan Pendidikan Gunung Walat HPGW sebelum dicobakannya metode sayatan. Adapun urutan kerja dalam kegiatan penyadapan dengan metoda ini meliputi : • Pembersihan tumbuhan bawah di sekitar pohon yang akan disadap • Pembuatan mal sadap atau pola sadap pada pohon yang akan disadap. • Sadapan awal berupa koakan dibuat dengan panjang 10 cm, lebar 10 cm dan kedalaman 0.5-1 cm dengan menggunakan alat kadukul atau petel. • Getah yang keluar dibiarkan mengalir dan mengering pada batang pohon. • Berjalan menuju pohon yang lain. • Pembaharuan luka dilakukan setiap 3 hari sekali dengan bentuk pola dan ukuran yang sama dengan sadapan awal sebelumnya. C.2. Analisis data C.2.1. Perhitungan pengeluaran energi pekerja Apabila telah diperoleh data berupa jumlah denyut jantung pekerja pada saat melakukan kegiatan step test selanjutnya dicari hubungan antara jumlah denyut jantung pekerja hasil pengukuran step test tersebut dengan jumlah frekuensi langkah step yang dilakukan pekerja sehingga akan diperoleh suatu persamaan garis linear. Hubungan antara jumlah frekuensi step dengan jumlah denyut jantung pekerja dapat dibuat dengan model seperti berikut : y = a + bµ Di mana : y = Jumlah frekuensi step intensitas gerakmenit a = Intersep b = Koefisien korelasi µ = Jumlah denyut jantung pekerja hasil pengukuran step test pulsemenit Kemudian hasil pengukuran denyut jantung pekerja pada saat melakukan kegiatan penyadapan kopal baik dengan metoda sayatan ataupun metoda koakan dimasukkan ke dalam persamaan garis linear di atas sehingga akan diperoleh jumlah step per menit N dari kegiatan penyadapan kopal tersebut. Adapun nilai N sama dengan nilai y N = y. Adapun energi yang dikeluarkan oleh pekerja pada saat melakukan kegiatan penyadapan kopal dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut Hirakawa, 1983 dalam Gandaseca 1998 : Eg = 0.0163 x W x N x H + 1.2 Di mana : Eg = Energi total yang dikeluarkan oleh tubuh kkalmenit W = Berat badan pekerja kg N = Jumlah step per menit stepmenit H = Tinggi kotak kayu step test meter 1.2 = Energi yang dibutuhkan untuk metabolisme dasar kkalmenit 0.0163 = Konstanta C.2.2. Rancangan percobaan Rancangan percobaan yang digunakan dalam proses pengambilan data pada kegiatan penyadapan kopal ini menggunakan rancangan acak lengkap dengan 2 faktor faktorial 3 × 4. Faktor pertama adalah kelerengan dengan 3 taraf perlakuan, yakni : datar 0-15 , sedang 15-25 dan curam 25-40 . Faktor kedua adalah kelas diameter dengan 4 taraf perlakuan, yakni : kelas diameter I 30-40 cm, kelas diameter II 41-50 cm, kelas diameter III 51-60 cm dan kelas diameter IV 61 cm. Rancangan percobaan ini menggunakan pohon contoh Agathis loranthifolia Salisb dengan ulangan sebanyak 3 kali sehingga pohon contoh yang diambil untuk penelitian adalah 3 × 4 × 3 = 36 pohon. Adapun variabel yang diamati adalah pekerja yang melakukan kegiatan penyadapan kopal baik dengan metoda sayatan ataupun dengan metoda koakan. Sedangkan respon yang diukur adalah jumlah energi yang dikeluarkan oleh pekerja saat melakukan kegiatan penyadapan kopal dengan parameternya berupa denyut jantung. Adapun model rancangan percobaan yang dipakai adalah sebagai berikut : Y ijk = μ + α i + β j + αβ ij + ε ijk Di mana : i = Kondisi topografi datar, sedang dan curam j = Kelas diameter kelas I, kelas II, kelas III dan kelas IV k = Ulangan 1, 2 dan 3 Y ijk = Respon pengeluaran energi pekerja terhadap kelerengan pada taraf ke-i dan kelas diameter pada taraf ke-j dengan ulangan pada taraf ke - k µ = Nilai rata-rata pengeluaran energi pekerja α i = Pengaruh utama faktor kelerengan pada taraf ke-i β j = Pengaruh utama faktor kelas diameter pada taraf ke-j αβ ij = Pengaruh interaksi antara faktor kelerengan pada taraf ke-i dan faktor kelas diameter pada taraf ke-j ε ijk = Pengaruh galat dari faktor kelerengan pada taraf ke-i, faktor kelas diameter pada taraf ke-j dan ulangan pada taraf ke-k Respon pengeluaran energi pekerja saat melakukan kegiatan penyadapan kopal pada berbagai kelerengan dan kelas diameter dapat dilihat dalam tabel 2 berikut ini : Tabel 2. Tabulasi data rancangan percobaan Kelerengan Kelas Diameter Total Y… I II III IV Datar Y 1.I.1 Y 1.II.1 Y 1.III.1 Y 1.IV.1 Y 1.I.2 Y 1.II.2 Y 1.III.2 Y 1.IV.2 Y 1.I.3 Y 1.II.3 Y 1.III.3 Y 1.IV.3 Sub total Y 1.I Y 1.II Y 1.III Y 1.IV ∑ Y 1…. Sedang Y 2.I.1 Y 2.II.1 Y 2.III.1 Y 2.IV.1 Y 2.I.2 Y 2.II.2 Y 2.III.2 Y 2.IV.2 Y 2.I.3 Y 2.II.3 Y 2.III.3 Y 2.IV.3 Sub total Y 2.I Y 2.II Y 2.III Y 2.IV ∑ Y 1…. Curam Y 3.I.1 Y 3.II.1 Y 3.III.1 Y 3.IV.1 Y 3.I.2 Y 3.II.2 Y 3.III.2 Y 3.IV.2 Y 3.I.3 Y 3.II.3 Y 3.III.3 Y3.IV.3 Sub total Y 3.I Y 3.II Y 3.III Y 3.IV ∑ Y 3…. Total Perlakuan Y… ∑ Y I… ∑ Y II… ∑ Y III… ∑ Y IV… Total Keseluruhan C.2.3. Analisis sidik ragam Untuk mengetahui besarnya pengaruh kelerengan dan kelas diameter pohon terhadap pengeluaran energi pekerja harus dilakukan pengolahan secara statistik yang berupa analisis sidik ragam. Tabel 3. Analisis sidik ragam rancangan acak lengkap faktorial 3 × 4 Sumber Keragaman Derajat Bebas Jumlah Kuadrat Kuadrat Tengah F hitung F tabel Perlakuan ab - 1 JKP KTP KTP KTG Faktor α a - 1 JKA KTA KTA KTG Faktor β b - 1 JKB KTB KTB KTG Interaksi a - 1b - 1 JKAB KTAB Galat abr - 1 JKG KTG Total abr - 1 JKT Langkah-langkah perhitungan analisis dapat diuraikan sebagai berikut : FK = Faktor koreksi = Y 2 abr JKT = Jumlah kuadrat total = FK Y k j i k j i − ∑ 2 , , , , JKA = Jumlah kuadrat faktor A FK ar i i − ∑ = 2 α JKB = Jumlah kuadrat faktor B FK br j j − ∑ = 2 β JKAB = Jumlah kuadrat interaksi faktor A dan B = JKP – JKA – JKB dimana, JKP FK ab perlakuan total − ∑ = 2 JKG = Jumlah kuadrat galat = JKT – JKP - JKK Hasil analisis sidik ragam di atas kemudian dilanjutkan dengan pengujian hipotesis dan pengambilan kaidah keputusan untuk mengetahui besarnya pengaruh faktor α kelerengan, faktor β kelas diameter dan interaksi antara faktor α dan faktor β terhadap pengeluaran energi pekerja. Hipotesis Pengaruh faktor α kelerengan H : α 1 = … = α a = 0 kelerengan tidak berpengaruh H 1 : paling sedikit ada satu i dimana α i ≠ 0 Pengaruh faktor β kelas diameter pohon H : β 1 = … = β a = 0 kelas diameter pohon tidak berpengaruh H 1 : paling sedikit ada satu j dimana β j ≠ 0 Pengaruh sederhana interaksi antara faktor α dengan faktor β H : αβ 11 = … = αβ ab = 0 Interaksi α dan β tidak berpengaruh H 1 : paling sedikit ada satu pasang i,j dimana αβ i j ≠ 0 Kaidah Keputusan Untuk menguji hipotesis yang telah disusun maka dilakukanlah pengujian F hitung untuk memperoleh kaidah keputusan. Kriterium uji yang digunakan adalah : Jika : F hitungAB ≤ F tabelAB → maka terima H 0AB tidak ada interaksi antara faktor kelerengan dan faktor kelas diameter pohon terhadap pengeluaran energi pekerja . F hitungAB F tabelAB → maka terima H 1AB ada interaksi antara faktor kelerengan dan faktor kelas diameter pohon terhadap pengeluaran energi pekerja . Bila hipotesis H 0AB diterima maka harus dilakukan pengujian lebih lanjut terhadap faktor α kelerengan dan faktor β kelas diameter pohon. Kriterium uji yang dilaksanakan adalah : F hitungA ≤ F tabelA → maka terima H 0AB faktor kelerengan tidak mempengaruhi pengeluaran energi pekerja F hitungA F tabelA → maka terima H 1AB faktor kelerengan mempengaruhi pengeluaran energi pekerja F hitungB ≤ F tabelB → maka terima H 0AB faktor kelas diameter pohon tidak mempengaruhi pengeluaran energi pekerja F hitungB F tabelB → maka terima H 1AB faktor kelas diameter pohon mempengaruhi pengeluaran energi pekerja Dengan kata lain : 1. Bila F hitung lebih besar dari F tabel pada taraf nyata 1 , dikatakan bahwa pengaruh perlakuan tersebut sangat nyata pada F hitung ditandai dengan tanda dua bintang : . 2. Bila F hitung lebih besar dari F tabel pada taraf nyata 5 tetapi lebih kecil dari F tabel pada taraf nyata 1 dikatakan bahwa pengaruh perlakuan tersebut nyata pada F hitung ditandai dengan tanda satu bintang : . 3. Bila F hitung lebih kecil dari F tabel pada taraf nyata 5 dikatakan bahwa pengaruh perlakuan tersebut tidak nyata pada F hitung ditandai dengan tn atau tidak nyata. Apabila H 0AB diterima maka perlu dilakukan pembuatan grafik respon pengeluaran energi pekerja untuk dapat mengetahui besarnya pengaruh dari setiap taraf perlakuan faktor yang dicobakan dalam mempengaruhi respon pengeluaran energi pekerja sehingga dapat membantu dalam pengambilan kesimpulan akhir.

IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN