13
sebelumnya di Sekolah Dasar Kecamatan Tambaksari Kota Surabaya dan Madrasah Ibtida’iyah Negeri Ketitang.
4. Desain penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen murni pretest- postest dengan kelompok kontrol pretestt-postestt with control group,
sedangkan dalam penelitian sebelumnya menggunakan studi prospektif dengan pendekatan pre post test non randomized design dan eksperimen
dengan one group pre and post test design.
1.6 RUANG LINGKUP PENELITIAN
Ruang lingkup penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.6.1 Ruang Lingkup Tempat
Penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar Kecamatan Gajahmungkur.
1.6.2 Ruang Lingkup Waktu
Penelitian ini dilakukan pada tahun 2013
1.6.3 Ruang Lingkup Keilmuan
Ruang lingkup keilmuan dalam penelitian ini adalah epidemiologi, materi yang dikaji dalam bidang ini yaitu pemantauan persebaran vektor demam
berdarah dengue dengan melakukan pemantauan jentik secara rutin oleh siswa pemantau jentik di lingkungan sekolah dasar dimana dapat mengevaluasi dan
memotivasi pelaksanaan kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue PSN DBD sebagai upaya dalam pencegahan penyakit demam
berdarah dengue di Sekolah Dasar Kecamatan Gajahmungkur.
14
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 LANDASAN TEORI
2.1.1 Demam Berdarah Dengue DBD
2.1.1.1 Definisi
Demam Berdarah Dengue DBD adalah penyakit yang ditandai dengan: 1 Demam tinggi mendadak, tanpa sebab yang jelas, berlangsung terus-
menerus selama 2-7 hari; 2 Manifestasi perdarahan petekie, purpura, perdarahan konjungtiva, epistaksis, ekimosis, perdarahan mukosa, perdarahan
gusi, hematemesis, melena, hematuri termasuk uji tourniquet Rumple Leede positif;
3 Trombositopenia
jumlah trombosit
≤ 100.000pl; 4 Hemokonsentrasi peningkatan hematokrit
≥ 20 ; dan 5 Disertai dengan atau tanpa pembesaran hati hepatomegali Depkes RI 1, 2010: 2.
Demam berdarah dengue merupakan penyakit menular yang sering menjadi KLB karena vektor yang menjadi perantara penularnya memiliki sifat
menggigit berulang-ulang multiple-bites. Demam berdarah dengue menjadi penyakit yang berbahaya karena dapat menyebabkan kematian dalam waktu yang
cepat Cecep, 2011: 47.
2.1.1.2 Epidemiologi DBD
Istilah haemorrhagic fever di Asia Tenggara pertama kali digunakan di Filipina pada tahun 1953. Pada tahun 1958 meletus epidemik penyakit serupa di
Bangkok. Setelah tahun 1958 penyakit ini dilaporkan berjangkit dalam bentuk epidemik di beberapa negara lain di Asia Tenggara Sumarmo, 2008: 155.