Patologi DBD Demam Berdarah Dengue DBD

15 Morbiditas dan mortalitas DBD di berbagai negara bervariasi disebabkan beberapa faktor, antara lain status umur penduduk, kepadatan vektor, tingkat penyebaran virus dengue, prevalensi serotype virus dengue dan kondisi meteorologis. Secara keseluruhan tidak terdapat perbedaan antara jenis kelamin, tetapi kematian ditemukan lebih banyak terjadi pada anak perempuan daripada anak laki-laki. Pada awal terjadinya wabah di beberapa negara, pola distribusi umur memperlihatkan proporsi kasus terbanyak dari golongan anak berumur 15 tahun 86-95 . Namun pada wabah selanjutnya, jumlah kasus golongan usia dewasa muda meningkat. Pengaruh musim di Indonesia terhadap DBD, yaitu pada bulan September sampai Februari dimana merupakan musim penghujan. DBD mencapai puncaknya di Indonesia pada bulan Januari Sumarmo, 2008: 156. Menurut Malavige et.al. 2004 angka kesakitan dan angka kematian akibat kasus DBD paling banyak diderita oleh anak-anak dan risiko kematian akibat DBD pada anak-anak 15 kali lipat daripada pada orang dewasa Cecep, 2011: 55. Demam berdarah dengue disebabkan oleh virus dengue yang dikenal dengan 4 serotipe den-1, den-2, den-3, dan den-4, termasuk dalam group B Arthopod borne virus Arbovirus. Hasil penelitian menunjukan bahwa den-3 sangat berkaitan dengan kasus BDB berat dan merupakan serotype yang paling luas distribusinya disusul oleh den-2, den-1, dan den-4 Depkes RI 1, 2010: 2.

2.1.1.3 Patologi DBD

16 Mekanisme DBD disebut dengan the secondary heterologous infection hypothesis atau the sequential infection hypothesis. Hal tesebut menyatakan bahwa DBD dapat terjadi apabila seseorang setelah terinfeksi virus dengue pertama kali mendapatkan infeksi kedua dengan virus dengue serotype lain dalam jarak waktu 6 bulan sampai 5 tahun Sumarmo dkk, 2008:158-159. Fenomena patofisiologi utama yang menentukan derajat penyakit dan membedakan DBD dari DD ialah peningkatan permeabilitas dinding pembuluh darah, menurunnya volume plasma, trombositopenia, dan diathesis hemoragik. Perbedaan gejala antara DBD dengan DD tertera pada Tabel 2.1. Tabel 2.1 Gejala Klinis Demam Dengue dan Demam Berdarah Dengue DD Gejala klinis DBD ++ Nyeri kepala + +++ Muntah ++ + Mual + ++ Nyeri otot + ++ Ruam kulit + ++ Diare + + Batuk + + Pilek + ++ Limfadenopati + + Kejang + Kesadaran menurun ++ Obstipasi + + Uji tourniquet positif ++ ++++ Petekie +++ Perdarahan saluran cerna + ++ Hepatomegali +++ + Nyeri perut +++ ++ Trombositopenia ++++ Syok +++ Keterangan : +: 25, ++: 50, +++: 75, ++++: 100 Patokan diagnosis DBD WHO, 1975 berdasarkan gejala klinis dan laboratorium adalah sebagai berikut: 17 1. Demam tinggi mendadak dan terus menerus selama 2-7 hari. 2. Manifestasi perdarahan, minimal uji tourniquet positif dan salah satu bentuk perdarahan lain petekie, purpura, ekimosis, epistaksis, perdarahan gusi, hematemesis dan atau melena. 3. Pembesaran hati. 4. Syok yang ditandai oleh nadi lemah dan cepat disertai tekanan nadi menurun ≤ 20 mmHg, tekanan darah menurun tekanan sistolik ≤ 80 mmHg disertai kulit yang teraba dingin dan lembab terutama pada ujung hidung, jari dan kaki, pasien menjadi gelisah, dan timbul sianosis di sekitar mulut.. 5. Trombositopenia ≤ 100.000ul dan hematokrit ≥ 20. Trombositopenia adalah kelainan hematologis yang ditemukan pada sebagian besar kasus DBD. Nilai trombosit menurun pada masa demam dan mencapai nilai terendah pada masa syok. Jumlah trombosit secara cepat meningkat pada masa konvalesens dan nilai normal biasanya tercapai 7-10 hari sejak permulaan sakit. Penghancuran trombosit dengan penyelidikan radioisotop berada di retikuloendotel, limpa, dan hati. Trombositopenia dan gangguan fungsi trombosit dianggap sebagai penyebab utama terjadinya perdarahan pada DBD Sumarmo dkk, 2008:157. Ditemukannya dua atau tiga patokan klinis pertama disertai trombositopenia dan hemokonsentrasi sudah cukup untuk klinis membuat diagnosis DBD Sumarmo dkk, 2008:163. WHO 1975 membagi derajat penyakit DBD menjadi 4 derajat, yaitu: 18 1. Derajat I : demam disertai gejala tidak khas dan satu-satunya manifestasi perdarahan adalah uji tourniquet positif. 2. Derajat II : derajat I disertai perdarahan spontan di kulit danatau perdarahan lain. 3. Derajat III : ditemukannya tanda kegagalan sirkulasi, yaitu nadi cepat dan lembut, tekanan nadi menurun ≤ 20 mmHg atau hipotensi disertai kulit dingin, lembab, dan pasien menjadi gelisah. 4. Derajat IV : syok berat, nadi tidak teraba dan tekanan darah tidak dapat diukur Sumarmo dkk, 2008:164. Tabel 2.2 Manifestasi Klinis Demam Berdarah Dengue pada Anak dan Dewasa Pasien Anak Manifestasi Klinis Pasien Dewasa 54,5-69,4 Uji tourniquet 77-100 56,4-66,8 Perdarahan spontan 35,2 69,4-79,1 Petekie 50-83 17,5-30,0 Epistaksis 7-20 12,4-13,4 Perdarahan gusi 2-20 6,8-8,1 Perdarahan saluran cerna 7-16 2,5 Hematuria 0-1,5 - Metrorhagia 0-0,5 37,4-51,7 Hepatomegali 17-50 - Splenomegali 0-20 37,4-51,7 Nyeri perut 17-50 27,7-34,3 Syok 1-10 - Nyeri kepala 60-85 17,1-71,3 Muntah 17-85 5,3 Mual 33-90 - Konstipasi 0-37 - Nyeri otot 17-57 - Nyeri sendi 16-42 4,5-23,8 Diare 2-3 6,7-35,0 Batuk 5-17 1,6-7,8 Kejang 0-1 9,2-18,7 Kesadaran menurun 0-1 59,0-80,7 Trombositopenia 20-80 67,8-80,2 Hemokonsentrasi 47-77 19 Sumarmo dkk, 2008:165 Manifestasi syok penyakit demam berdarah dengue pada anak terdiri atas: 1. Kulit pucat, dingin, dan lembab terutama pada ujung jari kaki, tangan dan hidung sedangkan kuku menjadi biru. Hal ini disebabkan oleh sirkulasi yang insufisien yang menyebabkan peninggian aktivitas simpatikus secara refleks. 2. Anak yang semula rewel, cengeng, dan gelisah lambat laun kesadarannya menurun menjadi apatis, spoor, dan koma. Hal ini disebabkan kegagalan sirkulasi serebral. 3. Perubahan nadi, baik frekuensi maupun amplitudonya. Nadi menjadi cepat dan lembut sampai tidak dapat diraba oleh karena kolaps sirkulasi. 4. Tekanan nadi menurun menjadi 20 mmHg atau kurang. 5. Tekanan sistolik pada anak menurun menjadi 80 mmHg atau kurang. 6. Oligura sampai anuria karena menurunnya perfusi darah yang meliputi arteri renalis Sumarmo dkk, 2008:165. Pada kira-kira sepertiga kasus DBD setelah demam berlangsung beberapa hari, keadaan umum pasien tiba-tiba memburuk. Hal ini terjadi pada saat atau setelah demam menurun, yaitu di antara hari sakit ke 3-7. Pasien seringkali mengeluh nyeri di daerah perut saat sebelum syok timbul. Syok yang terjadi selama periode demam, biasanya mempunya prognosis buruk Sumarmo dkk, 2008:165.

2.1.1.4 Siklus Penularan Demam Berdarah Dengue