Hak Wanita Pekerja Pabrik Kewajiban Wanita Pekerja Pabrik

tenaga kerja wanita harus diberikan cuti haid, hamil dan melahirkan. Sehingga salah satu keuntungan untuk menggunakan tenaga kerja wanita adalah pada jenis pekerjaan yang dianggap lebih pantas diisi oleh wanita. Dalam industri-industri pengolahan bahan makanan, rokok, dan konveksi mayoritas buruhpekerjanya adalah wanita. Ini menunjukkan bahwa potensi dan tanggung jawab wanita dalam proses pembangunan cukup mempunyai arti penting. Namun seringkali muncul permasalahan disekitar perburuhan terutama buruh wanita. Salah satunya yaitu adanya perbedaan antara pekerja pria dan wanita dalam hal pemberian upah, posisi kerja dan terkadang hak dalam bekerja. Menurut Sonhaji dalam Jehani, 2007: 4, buruhpekerja adalah orang yang bekerja pada orang lain atau suatu badan dengan menerima upah, dalam suatu hubungan kerja. Buruhpekerja wanita adalah wanita yang bekerja pada orang lain atau suatu badan dengan menerima upah, dalam hubungan kerja. Ada ketentuan-ketentuan perundang-undangan yang berlaku tentang wanita pekerja khususnya pekerja pabrik. Dalam UU No. 13 tahun 2003 pasal 76, 81, 82, 83, 84 dan 93 mengulas tentang hak-hak, kewajiban, perlindungan dan jam kerja bagi buruhpekerja wanita.

2.2.2. Hak Wanita Pekerja Pabrik

Hak-hak wanita pekerja pabrik, yaitu: 2.2.2.1. Adanya upah Setiap pekerja berhak memperoleh penghasilan yang layak bagi kemanusiaan. Untuk mewujudkan penghasilan yang layak, pemerintah menetapkan perlindungan pengupahan bagi pekerja. Perlindungan pengupahan yang dilakukan melalui penetapan upah minimum atas dasar kebutuhan hidup layak. Perlindungan pengupahan bagi pekerja antara lain yaitu upah minimum, upah kerja lembur, upah tidak masuk kerja karena sakit, upah tidak masuk kerja karena melakukan kegiatan lain di luar pekerjaannya, dan upah karena menjalankan hak waktu istirahat kerjanya Siswanto, 2003: 15. 2.2.2.2. Adanya tunjangan tetap dan tidak tetap Tunjangan tetap yaitu tunjangan untuk kerja lembur dan kesehatan, sedangkan tunjangan tidak tetap yaitu tunjangan untuk transport. 2.2.2.3. Adanya jaminan tenaga kerja Jaminan tenaga kerja ini meliputi jaminan kesehatan dan keselamatan kerja. Jaminan kesehatan yaitu istirahat, makan dan minum. Khusus untuk buruhpekerja wanita yang sedang hamil tidak diperbolehkan untuk melakukan lembur dan memperoleh istirahat selama 1,5 bulan sebelum melahirkan dan 1,5 bulan setelah melahirkan. Sedangkan jaminan keselamatan saat kerja yaitu alat perlengkapan saat bekerja dan pakaian kerja. Untuk pekerjaburuh wanita yang bekerja pada pukul 23.00 sampai dengan 07.00 atau lembur, perusahaanpabrik wajib menyediakan angkutan antar jemput. 2.2.2.4. Adanya kesejahteraan Guna meningkatkan kesejahteraan pekerja dan keluarganya, perusahaan menyediakan fasilitas kesejahteraan dengan memperhatikan kebutuhan pekerja dan kemampuan perusahaan. Setiap tenaga kerja dan keluarganya berhak memperoleh Jaminan Sosial Tenaga Kerja JAMSOSTEK. Selain itu, untuk meningkatkan kesejahteraan pekerja dibentuk koperasi pekerja, rekreasi, olahraga dan ibadah.

2.2.3. Kewajiban Wanita Pekerja Pabrik

Kewajiban utama wanita pekerja pabrik, yaitu: 2.2.3.1. Melakukan pekerjaan Setiap pekerja baik pria atau wanita wajib bekerja dengan baik sesuai dengan perjanjian kerja bersama. Dapat diketahui bahwa perjanjian kerja menurut Pasal 1 Angka 14 UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan adalah perjanjian antara pekerjaburuh dengan pengusaha atau pemberi kerja yang memuat syarat-syarat kerja, hak dan kewajian para pihak. Pekerjaan yang dilakukan oleh pekerjaburuh adalah pekerjaan yang dijanjikan dalam perjanjian kerja. Pekerjaan harus dikerjakan sendiri karena melakukan pekerjaan itu bersifat kepribadian, sehingga apabila pekerjaburuh meninggal dunia, hubungan kerja berakhir demi hukum. Oleh karena itu, pekerjaan itu tidak boleh diwakilkan atau diwariskan Djumialdji, 2005: 42. 2.2.3.2. Menaati tata tertib perusahaan Tata tertib ini salah satunya yaitu kedisiplinan. Setiap pekerjaburuh wajib datang tepat waktu dan wajib mengenakan seragam, serta perlengkapan kerja saat bekerja. Menurut Pasal 1 Angka 20 UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, peraturan perusahaan adalah peraturan yang dibuat secara tertulis oleh pengusaha yang memuat syarat-syarat kerja dan tata tertib perusahaan. Dengan demikian, kewajiban pekerjaburuh adalah menaati semua peraturan yang berlaku di Perusahaan. Namun ada peraturan khusus bagi para pekerjaburuh wanita yaitu apabila buruhpekerja wanita dalam masa haid dan merasakan sakit tidak diwajibkan untuk masuk kerja pada hari pertama dan kedua pada waktu haid. 2.2.3.3. Bertindak sebagai pekerjaburuh yang baik Kewajiban ini merupakan kewajiban timbal balik dari pengusaha yang wajib bertindak sebagai pengusaha yang baik. Dengan demikian, pekerjaburuh wajib melaksanakan kewajibannya dengan baik seperti apa yang tercantum dalam perjanjia kerja, Peraturan Perusahaan maupun dalam Perjanjian Kerja Bersama. Setiap pekerjaburuh juga wajib menjaga nama baik perusahaan tempatnya bekerja.

2.2.4. Status Ketenagakerjaan