pengaktivasi cincin. Substituen pendonor elektron mampu meningkatkan aktivitas antioksidan sedangkan gugus penarik elektron akan menurunkan aktivitasnya
sebagai antioksid an O’Malley, 2002 dalam Aini dkk, 2006. Gugus amina dan
hidroksi merupakan gugus yang bersifat basa. Gugus tersebut dipilih untuk mengetahui tingkat kebasaan terhadap aktivitas antioksidan. Gugus fluor dan klor
dipilih untuk mengetahui pengaruh keelektronegatifan terhadap aktivitas antioksidan.
Berdasarkan penggantian gugus tersebut diharapkan dapat mengetahui beberapa pegaruh yang dapat meningkatkan aktivitas antioksidan. Senyawa yang
baru hasil modifikasi diharapkan dapat memiliki aktivitas antioksidan lebih tinggi dari senyawa hesperitin. Senyawa baru yang terbentuk akan dianalisis aktivitas
antioksidannya dengan analisis HKSA menggunakan deskriptor molekuler yang dihitung menggunakan metode semiempirik Recife Model 1 RM1 dan Ab Initio
dengan basis set 6-31G.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang, rumusan masalah pada penelitian ini adalah :
1 Bagaimana hubungan antara deskriptor molekuler dengan aktivitas
antioksidan? 2
Posisi manakah yang dapat meningkatkan aktivitas antioksidan? 3
Apa saja yang dapat mempengaruhi aktivitas antioksidan? 4
Apakah senyawa modifikasi dari khrisin memenuhi aktivitas antioksidan yang lebih baik dari hesperitin?
1.3 Tujuan
Tujuan penelitian ini adalah : 1
Untuk mengetahui bagaimana hubungan antara deskriptor molekuler dengan aktivitas antioksidan.
2 Untuk mengetahui posisi yang dapat meningkatkan aktivitas antioksidan.
3 Untuk mengetahui faktor yang dapat mempengaruhi aktivitas antioksidan.
4 Untuk mengetahui apakah senyawa modifikasi dari khrisin memenuhi
aktivitas antioksidan yang lebih baik dari hesperitin?
1.4 Manfaat Penelitian
Dari penelitian ini diharapkan : 1.
Mendapatkan informasi tentang faktor-faktor yang dapat mempengaruhi aktivitas antioksidan.
2. Mendapatkan informasi senyawa turunan flavonoid baru yang memiliki
aktivitas antioksidan lebih tinggi dari pada senyawa hesperitin.
7
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Antioksidan
Antioksidan didefinisikan sebagai senyawa yang dapat menunda, memperlambat, dan mencegah proses oksidasi lipid. Dalam arti khusus,
antioksidan adalah zat yang dapat menunda atau mencegah terjadinya reaksi antioksidasi radikal bebas dalam oksidasi lipid Kochhar dan Rossell, 1990.
Nawar 1985 dan Puspita-Nienaber dkk 1997 yang di kutip dalam Aini dkk 2006 berpendapat bahwa antioksidan menghambat pembentukan radikal bebas
dengan bertindak sebagai donor H terhadap radikal bebas sehingga radikal bebas berubah menjadi bentuk yang lebih stabil.
Menurut O’Malley, sebagaimana dikutip oleh Aini dkk 2006, mekanisme antioksidan erat hubungannya dengan
proses transfer atom hidrogen dari gugus fenolik senyawa antioksidan ke substrat. O’Malley juga menyatakan bahwa substituen pendonor elektron mampu
meningkatkan aktivitas antioksidan sedangkan gugus penarik elektron akan menurunkan aktivitas atioksidan.
Senyawa antioksidan adalah senyawa yang berperan untuk menghambat proses autooksidasi dalam minyak atau lemak Ketaren, 1986. Antioksidan hanya
berfungsi sebagai penghambat reaksi oksidasi dan tidak dapat menghentikan sama sekali proses autooksidasi. Kerja antioksidan dalam reaksi oksidasi adalah
menghambat terbentuknya radikal bebas pada tahap inisiasi atau menghambat
kelanjutan reaksi berantai pada tahap propagasi dari reaksi autooksidasi Tarigan, 2009.
Berdasarkan sumbernya antioksidan dibagi dalam dua kelompok, yaitu antioksidan sintetik antioksidan yang diperoleh dari hasil sintesis reaksi kimia
dan antioksidan alami antioksidan hasil ekstraksi bahan alami. Antioksidan sintetik misalnya butil hidroksi anisol BHA, butil hidroksi toluena BHT dan
propil galat PG Pratt, 1992. Ada banyak bahan pangan yang dapat menjadi sumber antioksidan alami, misalnya rempah-rempah, teh, coklat, sayur-sayuran,
enzim dan protein. Kebanyakan sumber antioksidan alami adalah tumbuhan dan umumnya merupakan senyawa fenolik yang tersebar di seluruh bagian tumbuhan
baik di kayu, biji, daun, buah, akar, bunga maupun serbuk sari Sarastani dkk, 2002.
Flavonoid merupakan senyawa polifenol yang banyak terdapat pada buah-buahan dan sayur-sayuran. Mekanisme reaksi antara senyawa flavonoid
dengan radikal bebas dapat dilihat pada gambar di bawah ini :
Gambar 2.1 Mekanisme reaksi antara galagin dan radikal bebas Amic dkk, 2003
2.2 Flavonoid