3 Kostum nasional, yaitu kostum dari daerah-daerah atau tempat spesifik.
Dapat sekaligus kostum nasional dan historis. 4
Kostum tradisional yaitu kostum yang disesuaikan dengan karakter spesifik secara simbolis dan dengan distilir. Kostum wayang orang dapat dipandang
sebagai kostum tradisional Waluyo, 2001: 134.
2.3 Kerangka berpikir
Tokoh Ngabdul dan Cipluk dalam lakon Obahing Ledhek Kasaputing Ratri
Gambar 2.1 kerangka berpikir Penghayatan pemeran
Ngabdul dan Cipluk dalam lakon Obahing
Ledhek Kasaputing Ratri Tokoh Ngabdul dan Cipluk dalam lakon Obahing Ledhek
Kasaputing Ratri
Aspek sajian ketoprak Truthuk
Tirang Penghayatan
Dialog, Karakter Penghayatan
Sesuai dengan masalah penelitian yang berjudul Penghayatan Ngabdul dan Cipluk dalam Lakon Obahing Ledhek Kasaputing Ratri di Ketoprak Truthuk
Tirang Semarang memiliki kerangka berpikir. Lakon tersebut terdapat dua tokoh central yakni pemeran tokoh Ngabdul dan Cipluk. Kedua pemeran ini diteliti
dalam fokus penghayatanya ketika berperan Ngabdul dan Cipluk. Penelitian ini memiliki masalah Penghayatan terdiri dari dua kajian pokok
yakni aspek sajian Ketoprak Truthuk Tirang Semarang serta penghayatan Ngabdul dan Cipluk. Penghayatan Ngabdul dan Cipluk ini dikaji melalui yakni
yang Pertama keberhasilan Penghayatan pemeran Ngabdul dan Cipluk ini diamati melalui penghayatan dialog yang diucapkan oleh Ngabdul dan Cipluk. Kedua
penghayatan diamati ketika diatas pentas memunculkan karakter yang dibawakan ketika berperan tokoh Ngabdul maupun tokoh Cipluk.
28
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Pendekatan Penelitian
Metode penelitian penghayatan pemeran Ngabdul dan Cipluk ini menggunakan penelitian kualitatif. Metode penelitian kualitatif adalah metode
penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, sebagai jawaban adalah eksperimen
dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, pengambilan sampel sumber data yang dilakukan secara purposive dan snowbaal, teknik pengumpulan dengan
triangulasi gabungan, analisis data bersifat induktif kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekan makna dari pada generalisasi Sugiyono, 2010:
15. Arikunto 2010: 27 menambahkan bahwa penelitian kualitatif disebut
juga dengan pendekatan naturalistik yang berarti bahwa pelaksanaan penelitian ini memang terjadi secara alamiah, apa adanya, dalam situasi normal yang tidak
dimanipulasi keadaan kondisinya, menekankan pada deskripsi secara alami dan menuntut keterilbatan peneliti secara langsung di lapangan untuk pengambilan
data. Pendekatan ini memandang bahwa kenyataan sebagai suatu dimensi yang
jamak, utuh dan merupakan satu kesatuan. Karena itu tidak mungkin disusun satu rancangan penelitian secara detail dan rancangan penelitian bisa berkembang saat
penelitian berlangsung. Peneliti kualitatif harus dapat menggali data berdasarkan apa yang diucapkan , dirasakan, dan dilakukan oleh partisipan atau sumber data.