8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORITIS
2.1 Tinjauan Pustaka
Kajian pustaka yang digunakan penelitian merupakan lima skripsi. Kelima skripsi ini masing-masing ditulis oleh Dyas Ajeng, Adni Luvivi, Siti Iswatun,
Sainah, Rhomadoni Nanang. Dyas Ajeng dalam penelitiannya yang berjudul “Penghayatan Individual Terhadap Karakter Tokoh Peran dalam Pertunjukan
Sendratari Ramayana Prambanan Yogya karta”. Skripsi yang ditulis Dyas Ajeng
membahas penghayatan individu karakter tokoh Sendratari Ramayana. Penghayatan karakter yang dibahas berupa karakter wayang orang yakni
tokoh Sinta, Rama, Rahwana. Penghayatan pemeran tokoh Sinta, Rama, dan Rahwana bagaimana pemeran tokoh tersebut menghayati karakternya untuk
menjadi seorang Sinta. Tehnik atau cara yang dimiliki pemeran dalam memerankan tokoh Sinta, Rama, dan Rahwana.
Perbedaan isi skripsi Ajeng yang berjudul Penghayatan Individual Terhadap Karakter Tokoh Peran dalam Pertunjukan Sendratari Ramayana
Prambanan Yogyakarta dengan skripsi penulis yang berjudul Penghayatan Pemeran Ngabdul dan Cipluk dalam Lakon Obahing Ledhek Kasputing Ratri di
Ketoprak Truthuk Tirang Semarang terlihat jelas perbedaanya. Ajeng lebih menekankan pada penghayatan tokoh wayang orang yang hidup di istana dengan
cerita kerajaan kemudian dibahas secara individual, sedangkan penulis lebih menekankan pada tokoh masyarakat desa. Menceritakan kehidupan seorang
ledhek yang alur kehidupanya mengalami penurunan ekonomi. Lakon yang
menceritakan sepasang suami istri yang bernama Ngabdul dan Cipluk. Ceritanya lebih mengarah pada kebiasaan masyarakat desa dan membawakan cerita yang
konfliknya yang sering dialami masyarakat. Skripsi yang kedua yang ditulis oleh Rhomadoni Nanang berjudul Tokoh
dan Penokohan dalam Serat Pakeliran Jangkep Lampahan Sudamala Karya Ki Purwadi. Perbedaan pembahasan penulisan sudah terlihat jelas Nanang lebih
menekankan pada Tokoh penokohan pada pakeliran wayang kulit. Perbedaannya dengan skripsi yang berjudul Penghayatan Pemeran Ngabdul dan Cipluk dalam
Lakon Obahing Ledhek Kasputing Ratri di Ketoprak Truthuk Tirang Semarang, Lebih menekankan pada penghayatan atau penokohan pada tokoh Ngabdul dan
Cipluk. Penggunaan pertujukanya melalui ketoprak truthuk dan tidak wayang kulit
maupun wayang orang. Sedangkan skripsi yang ditulis oleh Nanang yakni Tokoh dan Penokohan dalam Serat Pakeliran Jangkep Lampahan Sudamala Karya Ki
Purwadi, menjelaskan tokoh-tokoh yang terdapat pada Lampahan Sudamala cerita wayang serta dijelaskan Penokohannya. Cara pertunjukannya melalui media
wayang kulit. Skripsi yang ketiga yang ditulis oleh Sainah yang berjudul Fungsi
Punakawan dalam Pertunjukan Wayang Orang Ngesti Pandhawa di Semarang. Sainah menjelaskan pada skripsi yang ditulisnya bahwa fungsi tokoh punakawan
dalam lakon-lakon tertentu memilik watak dan penghayatan yang berbeda-beda. Setiap lakon tertentu memunculkan punakawan membawakan watak protagonis
dan antagonis.
Perbedaan penulisan ini sudah terlihat jelas, bahwa judul skripsi Sainah yang berjudul Fungsi Punakawan dalam Pertunjukan Wayang Orang Ngesti
Pandhawa di Semarang. Lebih menekankan penghayatan tokoh punakawan memiliki watak tertentu saat memerankan pada lakon-lakon tertentu. Berbeda
dengan biasanya punakawan hanya sebagai selingan lelucon di wayang orang serta sebagai dagelan. Sedangkan skripsi yang berjudul Penghayatan Pemeran
Ngabdul dan Cipluk dalam Lakon Obahing Ledhek Kasputing Ratri di Ketoprak Truthuk Tirang Semarang menekankan pada tokoh Ngabdul dan Cipluk dalam
penghayatanya di lakon Obahing Ledhek Kasaputing Ratri. cipluk sebagai tokoh protagonis dan Ngabdul memiliki wata antagonis.
2.2 Landasan Teoretis