Lakon Aspek-aspek Sajian Ketoprak Truthuk Tirang

yang sama yaitu penyampaian pesan melalui ucapan atau lisan yang dikemas melalui seni tradisi truthuk.

4.2 Penghayatan Peran Ngabdul dan Cipluk dalam Lakon Obahing Ledhek

Kasaputing Ratri Penghayatan Ngabdul dan Cipluk dalam lakon Obahing Ledhek Kasaputing Ratri dengan diteliti melalui dua kajian pokok yakni: aspek sajian Ketoprak Truthuk Tirang dan Penghayatan Ngabdul dan Cipluk.

4.2.1 Aspek-aspek Sajian Ketoprak Truthuk Tirang

Aspek-aspek dalam pertujukan ketoprak truthuk Tirang Comunity antara lain lakon yang dimainkan, naskah, casting dan sutradara. Aspek-aspek tersebut merupakan hal terpenting dalam pencapaian penghayatan pemeran Ngabdul dan Cipluk.

4.2.1.1 Lakon

Lakon yang dipilih peneliti ialah lakon yang berjudul Ledhek Kasaputing Ratri. Lakon Ledhek Kasaputing Ratri merupakan salah satu lakon yang diminati penonton, karena lakon Ledhek Kasputing Ratri sudah beberapa kali dipentaskan dan dilombakan. Lakon ini antaralain sudah diikutkan dalam lomba sebanyak lima kali serta sebanyak sembilan kali dipentaskan. Lakon Ledhek Kasaputing Ratri mempunyai arti tersendiri yang diartikan oleh sutradara yakni “Obahing Ledhek Kasaputing Ratri itu artinya Obahing itu menari Ledhek itu penari, Kasapunting Ratri itu artinya tertutup oleh malam, malam itu penggambaran kegelapan. Artinya apa, bahwa saat itu ledhek cipluk dari hidup keglamoran menjadi terpuruk ketingkat yang terendah disisi lain kehidupan sosialnya akan menurun pemikirannya akan berubah. Saat itu dia tergoda dengan Sigit, tergoda dalam arti Cipluk masih ingin menggali potensi sebagai ledhek, artinya dia dengan Sigit hanya memanfaatkan bahwa karena dia sudah lama tidak laris”. Wawancara dengan bapak Budianto, 8 Juli 2015 Lakon Ledhek Kasputing Ratri salah satu lakon di kelompok Tirang yang sangat berbobot. Pesan moral dari lakon Obahing Ledhek Kasaputing Ratri menjelaskan bahwa tokoh Ngabdul hidup yang selalu menggantungkan kerja keras seorang istri. Tokoh Ngabdul dan Cipluk merupakan tokoh central dimana pesan dan moral tertanam pada kedua tokoh tersebut terutama pada tokoh Ngabdul bahwa orang hidup jangan hanya menikmati kenikmatan duniawi. Ngabdul tidak pernah menghargai kerja keras Cipluk ketika mencari nafkah. “Pesan moral lakon ini ya menceritakan, kowe dadi wong lanang aja gur main judi, mendem, ora kerja tura-turu. Cerita ini saya mengambil dari kehidupan seniman ketoprak tobong yang mayoritas orang-orangnya seperti itu, saya terinspirasi dari itu”Wawancara bapak Budianto, 8 Juli 2015. Sri Rahayu Ningsih yang berperan sebagai tokoh Cipluk merasa keberatan, artinya lakon Obahing Ledhek Kasaputing Ratri sangat berbobot. Penghayatan memerankan tokoh lakon Obahing Ledhek Kasaputing Ratri harus mampu memahami seorang ledhek Cipluk seorang istri yang mempunyai suami tempramental, sering minum-minuman keras, tidak pekerja. Ketika ledhek Cipluk mengalami kondisi yang terpuruk dan kondisi rumah tangga yang porak poranda. Sri Rahayu Ningsih berbagai macam perasaan yang dibawakan dalam berakting yakni marah, jengkel, sedih, menangis dan didasari watak protagonis. Begitupun yang dialami Widayat dalam berperan sebagai Ngabdul menghayati perannya yang harus lebih banyak dalam membawa perasaan marah, sedih, senang serta watak antagonis.

4.2.1.2 Naskah Lakon Obahing Ledhek Kasaputing Ratri