Tujuan Ruang Lingkup Penelitian Keluaran Produksi Padi Indonesia

1.2 Tujuan

1. Mengembangkan model prediksi curah hujan dengan teknik analisis jaringan syaraf di Kabupaten Subang dan Karawang untuk memprediksi curah hujan bulanan empat bulan ke depan. 2. Mengembangkan model produksi padi dengan teknik analisis jaringan syaraf di Kabupaten Subang dan Karawang 3. Memanfaatkan hasil prediksi curah hujan untuk menduga produksi padi tiga bulan kedepan.

1.3 Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini merupakan kegiatan deskwork dan didukung oleh pengumpulan data dan survei di lapang. Kegiatan deskwork antara lain mencakup analisis data curah hujan, pemrograman dan simulasi. Kegiatan di lapangan mencakup pengumpulan data sekunder dan primer, serta survei untuk verifikasi lapang di lokasi penelitian. Lokasi penelitian mencakup dua kabupaten di wilayah Pantai Utara Jawa Barat yaitu Kabupaten Subang dan Kabupaten Karawang. Diagram alir penelitian dapat lebih jelas dilihat di Gambar 1.

1.4 Keluaran

1. Mendapatkan model prediksi curah hujan bulanan dengan teknik analisis jaringan syaraf di Kabupaten Subang dan Karawang untuk prediksi curah hujan empat bulan ke depan. 2. Mendapatkan model prediksi produksi padi dengan teknik analisis jaringan syaraf di Kabupaten Subang dan Karawang. 3. Prediksi curah hujan di Kabupaten Subang dan Karawang tahun 2009 dan Informasi ketersediaan produksi padi di Kabupaten Subang dan Kabupaten Karawang Gambar 1. Diagram alir penelitian II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kondisi Geografis Pantai Utara Jawa Barat

Sebelum adanya Propinsi Banten di Jawa Barat terdapat tiga wilayah pesisir yaitu pesisir selatan Jawa Barat, pesisir barat selat sunda dan pesisir utara. Propinsi Jawa Barat secara geografis terletak pada 5 o 50–7 o 50 Lintang Selatan dan 104 o 48–108 o 48 Bujur Timur. Luas Propinsi Jawa Barat meliputi areal dataran sekitar 43.240 km 2 . Secara administratif Propinsi Jawa Barat berbatasan dengan : a. Sebelah Utara berbatasan dengan Laut Jawa dan Propinsi DKI Jakarta b. Sebelah Timur berbatasan langsung dengan propinsi Jawa Tengah c. Sebelah Selatan dan berbatasan dengan Samudera Indonesia Hindia d. Sebelah Barat berbatasan dengan Propinsi Banten. Propinsi Jawa Barat dibagi menjadi 6 wilayah kota, 16 wilayah Kabupaten, 437 wilayah kecamatan, 384 wilayah kelurahan dan 5.354 wilayah desa. Wilayah kota diantaranya adalah Kota Bogor, Sukabumi, Bandung, Cirebon, Bekasi, dan Depok. Sedangkan wilayah kabupaten adalah Kabupaten Bogor, Sukabumi, Cianjur, Bandung, Garut, Tasikmalaya, Ciamis, Kuningan, Cirebon, Majalengka, Sumedang, Indramayu, Subang, Purwakarta, Karawang, dan Bekasi BPLHD Jawa Barat 2002a. Secara topografi, wilayah Propinsi Jawa Barat dibagi menjadi tiga dataran, yaitu dataran rendah di wilayah bagian Utara Jawa Barat, dataran tinggi di wilayah bagian tengah Jawa Barat, sedangkan berbukit-bukit dengan sedikit pantai terdapat di wilayah bagian Selatan Jawa Barat. Panjang garis pantai propinsi ini membentang dari Kabupaten Ciamis sampai Kabupaten Pandeglang di Selatan, Kabupaten Pandeglang sampai Kota Cilegon di Barat dan Kota Cilegon sampai Kabupaten Cirebon di Utara Pulau Jawa, sepanjang kurang lebih 1.310 km propinsi Banten 715.205 km. Wilayah studi di pantai utara adalah sepanjang 365,059 km yang terbentang dari Kabupaten Bekasi sampai Kabupaten Cirebon. Panjang pantai masing-masing KabupatenKota adalah sebagai berikut: Kabupaten Bekasi 74 km, Karawang 84,23 km, Subang 68 km, Indramayu 114 km, Cirebon 54 km dan Kota Cirebon 7 km BPLHD Jawa Barat, 2002a. Wilayah yang menjadi fokus penelitian sebagaimana diungkapkan dalam Bab I adalah Kabupaten Subang dan Kabupaten Karawang.

2.1.1 Kabupaten Subang

Kabupaten Subang secara geografis terletak di bagian utara Propinsi Jawa Barat yaitu antara 107°31-107°54 BT dan 6°11-6°49 LS. Luas Kabupaten Subang adalah 205.176,95 hektar 4,64 dari luas Jawa Barat dengan ketinggian antara 0-1.500 m dpl. Dilihat dari segi topografinya dapat dibedakan menjadi 3 zone daerah yaitu : 1 daerah pegunungan dengan ketinggian 500-1.500 m dpl dengan luas 41.035,09 hektar 20 , 2 daerah bergelombangberbukit dengan ketinggian 50-500 m dpl dengan luas 71.502,16 hektar 35,85 , 3 daerah dataran rendah dengan ketinggian 0-50 m dpl dengan luas 92.939,7 hektar 45,15 . Sekitar 80,8 Kabupaten Subang mempunyai kemiringan 0-17°, sedangkan sisanya memiliki kemiringan diatas 18°. Secara umum Kabupaten Subang beriklim tropis dengan curah hujan rata-rata pertahun 1.593 mm dengan rata-rata hari hujan 91 hari BPLHD Jawa Barat 2002b. Secara administrasi Kabupaten Subang terdiri dari 20 Kecamatan dan 2 perwakilan kecamatan dengan jumlah desa 242 desa dan 8 kelurahan. Dari 22 kecamatankapermat hanya 4 empat kecamatan yang merupakan kecamatan pesisir. Kecamatan pesisir pantai utara ini adalah Kecamatan Blanakan, Kecamatan Pamanukan, Kecamatan Legon Kulon pemekaran dari Pamanukan dan Kecamatan Pusakanagara. Luas masing-masing kecamatan pesisir adalah Kecamatan Blanakan 85,81 km 2 , Kecamatan Pamanukan 80,89 km 2 , Kecamatan Legon Kulon 98,47 km 2 , dan Kecamatan Pusakanagara 68,40 km 2 Pemda, 2000a. Luas wilayah kecamatan pesisir Kabupaten Subang adalah 333,57 km 2 atau 16 dari luas seluruh kabupaten. Batas-batas wilayah sebagai berikut menurut BPLHD Jawa Barat 2002a adalah sebagai berikut: - Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Bandung - Sebelah Barat, berbatasan dengan Kabupaten Purwakarta dan Karawang - Sebelah Utara, berbatasan dengan Laut Jawa - Sebelah Timur, berbatasan dengan Kabupaten Indramayu dan Sumedang. Penggunaan lahan di Kabupaten Subang berdasarkan persentase keluasannya berturut-turut adalah sebagai berikut: Sawah 86.167 Ha, Perkebunan 35.106 Ha, Hutan 18.445 Ha, Kolamtambak 8.303 Ha, Permukiman 22.964 Ha, Industri 2.279 Ha, dan Lain-lain 31.912 Ha BPS Jawa Barat 2007.

2.1.2 Kabupaten Karawang

Secara geografis Kabupaten Karawang terletak antara 107°02-107°40 BT dan 5°56-6°34 LS. Topografi Kabupaten Karawang sebagian besar adalah berbentuk dataran yang relatif rata dengan variasi antara 0-5 m dpl. Hanya sebagian kecil wilayah yang bergelombang dan berbukit-bukit dengan ketinggian antara 0-1200 m dpl. Kabupaten Karawang terletak di bagian utara Propinsi Jawa Barat yang secara administratif mempunyai batas-batas wilayah sebagai berikut: - Sebelah Utara berbatasan dengan batas alam yaitu Laut Jawa. - Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Subang. - Sebelah Tenggara berbatasan dengan Kabupaten Purwakarta - Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Bogor dan Cianjur - Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Bekasi Sesuai dengan bentuk morfologinya, Kabupaten Karawang terdiri dari dataran rendah yang mempunyai temperatur udara rata-rata 27 °C dengan tekanan udara rata-rata 0,01 milibar, penyinaran matahari 66 dan kelembaban nisbi 80 . Curah hujan tahunan berkisar antara 1.100 - 3.200 mmtahun. Pada bulan Januari sampai April bertiup angin Muson Laut dan sekitar bulan Juni bertiup angin Muson Tenggara. Kecepatan angin antara 30-35 kmjam, lamanya tiupan rata-rata 5-7 jam. Rata-rata curah hujan di Kabupaten Karawang selama tahun 2006 mencapai 1.722 mm dengan rata-rata curah hujan per bulan sebesar 108 mm, lebih rendah jika dibandingkan dengan rata-rata curah hujan pada tahun 2005 yang mencapai 2.534 mm dengan rata-rata curah hujan per bulannya mencapai 127 mm Pada tahun 2006 rata-rata curah hujan tertinggi di Kecamatan Pangkalan yaitu mencapai 272 mm per bulan dan yang terendah terjadi di Kecamatan Talagasari yaitu hanya 51 mm BPLHD Jawa Barat 2002 a .

2.2 Produksi Padi Indonesia

Padi sebagai bahan pangan pokok masyarakat Indonesia, ditanam di seluruh daerah. Hal ini terutama didukung oleh kondisi iklim tropis Indonesia sehingga memungkinkan untuk penanaman sepanjang tahun. Umumnya padi diusahakan sebagai padi sawah 85-90 dan sebagian kecil diusahakan sebagai padi gogo 10-15 Pramudia 2002. Pulau Jawa, khususnya Jawa Barat merupakan produsen padi utama di Indonesia. Pada tahun 2007 Propinsi Jawa Barat menghasilkan 17.35 dari total produksi padi nasional. Kabupaten-kabupaten yang berada di wilayah pantai utara pantura, seperti Serang, Tangerang, Bekasi, Karawang, Subang, Indramayu dan Cirebon menghasilkan hampir separuh dari produksi padi di propinsi Jawa Barat BPS 2008. Wilayah Pantura memiliki luas tanam padi sekitar 45 dari luas tanam propinsi, luas panen sekitar 41 dari luas panen propinsi, produksi padi total sekitar 44 dari produksi padi propinsi. Tiga Kabupaten dengan luas tanam terbesar adalah Indramayu, Subang dan Karawang BPS 1999 dalam Pramudia 2002. Wilayah Penelitian di Subang dan terutama Karawang dikenal sebagai sentra produksi padi Jawa Barat. Di kedua kabupaten ini padi umumnya di tanam dua kali dalam setahun Tim Puslitannak 1999 dalam Pramudia 2002. Pada tahun 2001 penggunaan lahan di Kabupaten Subang didominasi oleh lahan pertanian sawah dengan luas areal sekitar 87.701 Ha 41,3 sementara di Kabupaten Karawang untuk tahun yang sama luas lahan sawah adalah 93.590 hektar atau 53 dari luas kabupaten dan tersebar di seluruh kecamatan. Sekurangnya 70 persen sawah di Subang merupakan sawah irigasi teknis. Jenis padi yang digunakan antara lain varietas Way Apu Buru WAY A-B, IR-64 dan Widas. Dengan suplai air antara lain dari saluran induk Tarum Timur, varietas padi unggul tahan wereng yang ditanam menghasilkan padi tidak kurang 888.688 ton pada tahun 2001. Sentra produksi padi menyebar di seluruh kecamatan, namun Kecamatan Binong dan Pusakanagara merupakan daerah penghasil padi terbesar. Kedua kecamatan itu masing-masing menghasilkan tidak kurang 89.000 ton dan 68.000 ton padi Julianery 2003 . Pada tahun 2001, Kabupaten Karawang menghasilkan 1.1 juta ton padi sawah. Di tingkat provinsi pada tahun yang sama, Jawa Barat menghasilkan sekitar 8 juta ton padi sawah. Selain padi sawah, juga dihasilkan padi ladang 1.516 ton dari 740 hektar lahan di Kecamatan Pangkalan. Sedangkan padi sawah dihasilkan oleh 22 kecamatan dengan Kecamatan Cilamaya sebagai penyumbang utama. Lahan sawah 19.312 hektar di daerah ini-terluas di antara kecamatan lain- menghasilkan tidak kurang 115.000 ton. Produksi padi Karawang tidak lepas dari dukungan sistem pengairan yang memadai. Pertanian padi sawah sebagian besar didukung oleh sistem pengairan teknis. Luas lahan yang berpengairan teknis sekitar 87 persen atau 80.774 hektar 1 .

2.3 Beberapa model prediksi curah hujan