Keragaman Kupu-Kupu: Keragaman Tumbuhan, Volume Nektar, dan Konservasi Kupu-Kupu

ketinggian mempengaruhi keragaman kupu-kupu. Pada ketinggian 1000-1900 m dpl tidak ditemukan Ornithoptera goliath Nymphalidae karena tidak ditemukan Aristhotolocia sebagai tumbuhan inangnya Panjaitan 2008. Menurut Joshi 2007 yang melakukan penelitian komunitas kupu-kupu di Himalaya Barat, India menyatakan bahwa ketinggian, temperatur dan gangguan habitat menurunkan keragaman kupu-kupu. Joshi dan Arya 2007 menyatakan, keragaman kupu-kupu tinggi pada habitat dengan ketinggian rendah. Komposisi tumbuhan sumber pakan kupu-kupu bervariasi berdasarkan ketinggian Tati- Subahar et al. 2007. Habitat dengan ketinggian yang sama tetapi dengan keragaman tumbuhan berbeda akan menyebabkan perbedaan keragamaan kupu- kupu.

C. Keragaman Kupu-Kupu: Keragaman Tumbuhan, Volume Nektar, dan Konservasi Kupu-Kupu

Spesies tumbuhan yang sering dikunjungi oleh kupu-kupu dalam penelitian ini adalah cente Lantana camara, kaliandra Calliandra sp, pacar tere Impatiens sp. dan puspa Schima wallichii Gambar 17. Hasil ini sejalan dengan penelitian Tati-Subahar et al. 2007 di Gunung Tangkuban Parahu, dimana spesies tumbuhan yang banyak dikunjungi oleh spesies kupu-kupu adalah Lantana camara, Calliandra sp., Impatiens sp, Schima walichii, beberapa spesies Malvaceae, rumput dan herba. Bunga Lantana camara dikunjungi kupu-kupu karena warna, aroma, nektar, dan tumbuhan pendek. Pada umumnya, kunjungan kupu-kupu polinator dipengaruhi oleh bentuk, panjang, warna, aroma, nektar, polen, dan beberapa reward bunga lainnya Faheem et al. 2004. Warna bunga merupakan faktor penting bagi polinator dalam mengunjungi bunga dan mempengaruhi perilaku polinator. Bunga yang diserbuki serangga pada umumnya mengeluarkan aroma harum floral scent Faheem et al. 2004. Beberapa spesies kupu-kupu termasuk generalis dan spesialis terhadap tumbuhan penghasil nektar. Grundel dan Pavlovic 2000 menyatakan bahwa Lycaeides melissa samuelis merupakan kupu generalis tetapi dalam mengambil nektar sangat selektif pada beberapa spesies tumbuhan. Pada penelitian ini, sekresi nektar tinggi di pagi hari dan menurun disiang hari Gambar 18. Nektar disekresikan dengan ritme tertentu Galetto Bernardello 2004. Perbedaan sekresi nektar berfluktuasi berdasarkan waktu Heil et al. 2000; Corbet 2003; Galetto Bernandello 2004. Sekresi nektar dipengaruhi oleh suhu, kelembaban, dan kelengasan tanah Wolff 2006. Keragaman kupu-kupu dalam kaitannya dengan volume nektar, menunjukkan tingginya volume nektar di pagi hari tidak diikuti oleh tingginya keragaman kupu-kupu Gambar 18. Keragaman kupu-kupu rendah ada pagi hari karena kupu-kupu memerlukan temperatur tubuh untuk terbang 28 o -40 o C Kingsolver 1985, 25 o -40 o C Smetacek 2000, 25 o -41 o C Watanabe Imoto 2003. Kupu-kupu bertengger dan melakukan termoregulasi ketika temperature udara tidak mendukung terbang. Auckland et al. 2004 dan Wolff 2006 menyatakan tidak ada hubungan antara keragaman tumbuhan penghasil nektar dengan keragaman kupu-kupu. Namun Kitahara et al. 2008 menyatakan di Pegunungan Fuji, Jepang, kelimpahan kupu-kupu berhubungan dengan kelimpahan tumbuhan penghasil nektar. Nektar merupakan cairan yang mengandung gula yang menyediakan energi dan nutrisi untuk aktivitas kupu-kupu Kevan 1999; Faheem et al. 2004. Keragaman kupu-kupu tidak hanya dipengaruhi oleh keberadaan volume nektar, tetapi dipengaruhi juga oleh kekayaan tumbuhan nektar Haddad Baum 1999; Kitahara et al. 2008 dan kandungan gula nektar Schultz Dlugosch 1999. Spesies kupu-kupu Thaumantis klugius Zinken Amathusidae, Zeltus amasa Hewitson Lycaenidae, Cirrochroa clagia, Euploea diocletianus, Euthalia adonia, dan Junonia hedonia Nymphalidae merupakan spesies spesifik kupu- kupu yang ditemukan dalam jumlah rendah di hutan koridor Gambar 13. Berdasarkan hasil penelitian ini, maka perlu adanya perhatian khusus terhadap spesies spesifik kupu-kupu agar tidak mengalami kepunahan dengan konservasi Gambar 13. Konservasi spesies spesifik kupu-kupu dilakukan dengan mengkonservasi tumbuhan inang. Beberapa spesies kupu-kupu meletakkan telur pada tumbuhan inang tertentu Rizal 2007. Selain sebagai tempat telur, tumbuhan inang berfungsi sebagai sumber pakan larva kupu-kupu Amir et al. 2003. Tumbuhan inang spesies spesifik kupu-kupu Euthalia sp. Adalah tumbuhan Asteraceae, Cucurbitacea, Dipterocarpaceae, Euphorbiaceae, Fagaceae, Melastomataceae, Moraceae, dan Rosaceae. Sedangkan kupu-kupu Junonia hedonia adalah tumbuhan Achanthaceae dan Malvaceae Vane-Wright de Jong 2003. Ketersediaan tumbuhan sebagai pakan kupu-kupu dan larvanya membuat mikrohabitat yang sesuai bagi kehidupan kupu-kupu Sukardi 2007. Konservasi kupu-kupu yang efektif memerlukan pengetahuan tentang tumbuhan penghasil nektar sebagai sumber pakan kupu-kupu Grundel Pavlovic 2000. Habitat kupu-kupu dengan keragaman tumbuhan penghasil nektar yang tinggi berperan dalam keragaman kupu-kupu dewasa Kitahara et al. 2003. Selain dengan mengkonservasi tumbuhan inang kupu-kupu, konservasi kupu-kupu dapat dilakukan dengan tidak menangkap kupu dalam jumlah yang berlebihan dan menjaga habitat kupu-kupu. Kupu-kupu sensitif terhadap perubahan lingkungan Scoble 1995; Kreman 1992. Bahan kimia, gas dan debu beracun yang ada di habitat kupu-kupu dapat mengancam keberadaan kupu-kupu Amir et al. 2003. Tindakan konservasi kupu-kupu yang lain adalah dengan melakukan penangkaran kupu-kupu Panjaitan 2008. Penangkaran kupu-kupu selain bertujuan untuk menjaga kelestarian spesies kupu-kupu, juga bertujuan meningkatkan taraf perekonomian masyarakat. Suatu tempat penangkaran kupu- kupu dapat digunakan sebagai tempat riset atau penelitian sekaligus tempat wisata.

D. Karakteristik Sisik Sayap Kupu-Kupu