© Hak Cipta Milik IPB, tahun 2009 Hak Cipta dilindungi Undang-Undang
1. Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa
mencantumkan atau menyebutkan sumber.
a. Pengutipan untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu
masalah.
b. Pengutipan tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB. 2. Dilarang mengumumkan atau memperbanyak sebagian atau seluruh karya
tulis dalam bentuk apapun tanpa izin IPB.
KERAGAMAN KUPU-KUPU LEPIDOPTERA: DITRYSIA DI KAWASAN “HUTAN KORIDOR”
TAMAN NASIONAL GUNUNG HALIMUN-SALAK JAWA BARAT
MUHAMMAD ALI EFENDI
Tesis Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Sains pada Departemen Biologi
SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR 2009
Judul Tesis : Keragaman Kupu-Kupu Lepidoptera: Ditrysia Di Kawasan
“Hutan Koridor” Taman Nasional Gunung Halimun-Salak Jawa Barat
Nama :
Muhammad Ali Efendi NIM :
G352070311
Disetujui Komisi Pembimbing
Dr. Ir. Rika Raffiudin, M.Si Dr. Tri Atmowidi, M.Si
Ketua Anggota
Disetujui,
Ketua Program Mayor Dekan Sekolah Pascasarjana
Biosains Hewan
Dr. Bambang Suryobroto Prof. Dr. Ir. Khairil A. Notodiputro, M.S.
Tanggal Ujian: 19 Juni 2009 Tanggal Lulus: ........................................
PERSEMBAHAN
“Wahai orang-0rang yang beriman Mohonlah pertolongan Kepada Alloh SWT dengan sabar dan sholat. Sungguh Alloh SWT beserta
orang-orang yang sabar”. Qs. Al-Baqarah 153
Kupersembahkan karya tulis ini sebagai ibadah dan syukur atas segala nikmat hidup dan kesempatan menggali ilmu di Institut Pertanian
Bogor IPB dari Alloh SWT. Untuk:
• Keluarga besar Bapak Sofyan-Maisaroh. • Kakakku Siti Zaenab, S.Pd, Ismail, ST, Nurfadhilah, S.Pd,
Masrukhin, S.Pd, Nanik, Masruroh, S.Pd, Adikku Rochmad Fauzi, ST dan Ema Khusnul Khotimah, S.Pd, terima kasih atas
dorongan semangat dan do’anya.
• Istri terkasih, Tati Farida, S.Pd, M.Si, atas do’a, kesabaran, ketulusan, keikhlasan, dan dorongan semangat yang telah
diberikan. • Wahyu Ilmawan Darojat, Rifki Ardi Rahmadani, Ahmad
Wildan Zulhilmi dan Safa Nurul Aini. • Keluarga Besar MA. Perguruan Mu’allimat Pondok Pesantren
Putri Walisongo Cukir Jombang. • Keluarga Besar SMPN 3 Unggulan Peterongan Pondok
Pesantren Darul ‘Ulum Peterongan Jombang. • Keluarga Besar SMPN 1 Peterongan Jombang.
KERAGAMAN KUPU-KUPU LEPIDOPTERA: DITRYSIA DI KAWASAN ”HUTAN KORIDOR”
TAMAN NASIONAL GUNUNG HALIMUN-SALAK JAWA BARAT
MUHAMMAD ALI EFENDI
SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR 2009
PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul Keragaman Kupu- Kupu Lepidoptera: Ditrysia Di Kawasan ”Hutan Koridor” Taman Nasional
Gunung Halimun-Salak Jawa Barat adalah benar hasil karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada
perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam
teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.
Bogor, Agustus 2009 Muhammad Ali Efendi
NIM. G352070311
ABSTRACT
MUHAMMAD ALI EFENDI. Diversity of Butterflies Lepidoptera: Ditrysia in “Corridor Forest”, Gunung Halimun-Salak National Park, West Java.
Supervised by RIKA RAFFIUDIN dan TRI ATMOWIDI
Gunung Halimun-Salak National Park in West Java is the largest tropical forest and one of the best national park that still exist in Java. The destruction of
habitat due to the high exploitation of natural resources in this forest will cause the decreasing the butterfly population. The objectives of the research were to
study the diversity of butterflies in relation to time of activities, nectar volume, and environmental factors. Characteristic scale of butterfly wings were observed
as well. Diversity of butterflies were observed by using scan method in 07.00- 11.00 am and 13.00-16.00 pm. Observations were conducted from March-August
2008. Research have been conducted in three types of habitat, i.e. 1 “corridor forest”, 2 agricultural field and 3 tea plantation. Nectar volume of several
species of dominant plants were measured by using micropipette. Result showed that there were seven families, that consisted of and 61 species of 7 032
individuals of butterflies. The highest frequency of butterflies was found on July between 09.00-11.00 am and 13.00-14.00 pm. High secretion of nectar of se
species of plants were observed in the morning 07.00-09.00 am. Wing scale type is important character for identification of butterfly. Wings scale of Amathusidae,
Hesperiidae, Nymphalidae, Papilionidae, Pieridae, and Rhiodinidae were rectangular and triangular and family Lycaenidae was dominated by rectangular
wing scale. Key-word: Nectar, agricultural field, tea plantation, wings scale, conservation
RINGKASAN
MUHAMMAD ALI EFENDI. Keragaman Kupu-Kupu Lepidoptera: Ditrysia Di Kawasan “Hutan Koridor” Taman Nasional Gunung Halimun-
Salak Jawa Barat. Dibimbing oleh RIKA RAFFIUDIN dan TRI ATMOWIDI.
Kupu-kupu Lepidoptera berperan penting dalam ekologi, antara lain sebagai polinator dan bioindikator lingkungan. Tujuan penelitian ini adalah
mempelajari keragaman kupu-kupu di kawasan “hutan koridor” Taman Nasional Gunung Halimun-Salak TNGH-S; mempelajari hubungan keragaman kupu-kupu
dengan waktu pengamatan, volume nektar, dan faktor lingkungan; dan mempelajari karakteristik tipe sisik sayap kupu-kupu.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret-Agustus 2008. Pengamatan ini dilakukan di tiga tipe habitat, yaitu 1 “hutan koridor”, 2 lahan pertanian dan 3
perkebunan teh di PT. Perkebunan Nusantara PTPN VIII. Lokasi penelitian terletak di Desa Cipeteuy Kecamatan Kabandungan, Kabupaten Sukabumi, dan di
Desa Purwabakti Cianten Kabupaten Bogor, pada koordinat 6 44’00” – 6
46’30” dan 106
35’30” - 106 37’30”. Pengamatan keragaman kupu-kupu dilakukan
dengan menggunakan metode scan sampling. Pengamatan dilakukan pukul 07.00- 11.00 dan 13.00-16.00 WIB. Setiap bulan dilakukan tiga kali pengamatan dengan
rute yang berbeda. Panjang setiap rute sekitar + 3 km. Pada setiap tipe habitat dilakukan pengamatan sebanyak 18 hari, sehingga total pengamatan di tiga lokasi
adalah 54 hari. Pengukuran volume nektar dilakukan menggunakan mikropipet pada pukul 07.00, 09.00, 11.00 dan 14.00 WIB pada beberapa spesies tanaman
dominan. Identifikasi kupu-kupu dilakukan di Bagian Biosistematika dan Ekologi Hewan, Departemen Biologi FMIPA IPB dan di Laboratorium Entomologi LIPI
Cibinong dan korespodensi dengan Department of Entomology, The Natural History Museum London
dan Zoologisk Museum The Natural History Museum of Denmark.
Pengamatan karakteristik sisik kupu-kupu dilakukan dengan mikroskop binokuler. Sisik diambil dari permukaan depan dan belakang sayap kanan.
Pengambilan sisik dilakukan di tiga bagian yaitu 1 dasar basal, 2 tengah central dan 3 tepi border.
Kupu-kupu yang diamati pada ketiga tipe habitat selama pengamatan terdiri dari tujuh famili dan 61 spesies dengan jumlah 7 032 individu. Famili
Nymphalidae merupakan famili dengan jumlah individu yang paling banyak Nymphalidae merupakan famili kupu-kupu yang mempunyai anggota yang paling
besar dan penyebaran luas dibandingkan dengan lainnya. Nymphalidae ditemukan dalam jumlah besar dikarenakan pada lokasi penelitian terdapat tumbuhan sebagai
sumber pakan maupun tempat bertelur. Sumber pakan Nymphalidae adalah Annonaceae, Leguminoceae, dan Compositae. Perbedaan famili kupu-kupu
dominan yang ditemukan di beberapa daerah karena penyebaran kupu-kupu dipengaruhi oleh sebaran tumbuhan inang dan ekologi.
Spesies Yphtima sp. Nymphalidae, Eurema sp. Pieridae dan Delias belisama
ditemukan dominan di hutan koridor, lahan pertanian, dan perkebunan teh. Eurema hecabe mendominasi karena bersifat polifag. Sifat polifag Eurema
hecabe menyebabkan spesies tersebut dapat berkembang pada habitat terganggu.
Larva kupu-kupu polifag lebih bertahan hidup pada kondisi keragaman tumbuhan inang yang rendah. Tumbuhan pakan Yphtima sp. adalah Arecaceae, Cyperaceae,
dan Poaceae; Eurema sp. adalah Caesalpiniaceae, Fabaceae, Euphorbiaceae, sedangkan Delias belisama adalah Poaceae.
Beberapa spesies kupu-kupu ditemukan dengan frekuensi yang rendah dan hanya ditemukan pada salah satu tipe habitat. Spesies kupu-kupu dengan
frekuensi rendah dan distribusi terbatas bersifat sensitif terhadap gangguan habitat. Kerusakan habitat menyebabkan fragmentasi dan kepunahan tumbuhan
sebagai sumber nektar dan inang kupu-kupu spesialis.
Keragaman kupu-kupu di hutan koridor, lahan pertanian, dan perkebunan teh masuk dalam kategori sedang 1H’3. Pada umumnya, hutan koridor
mempunyai keragaman lebih besar dibandingkan di lahan pertanian dan perkebunan teh. Tetapi berdasarkan jumlah individu, di lahan pertanian 2 793
individu lebih tinggi dibandingkan di hutan koridor 2664 individu, dan perkebunan teh 1575 individu. Sedangkan berdasarkan jumlah famili dan spesies
kupu-kupu, di hutan koridor tujuh famili, 53 spesies lebih banyak daripada di lahan pertanian enam famili, 51 spesies, dan perkebunan teh lima famili, 39
spesies.
Kemerataan evenness spesies kupu-kupu di hutan koridor, lahan pertanian, dan perkebunan teh tinggi E=0.69, E=0.71, dan E=0.63. Nilai
kemerataan yang tinggi untuk tiap habitat menunjukkan tidak ada spesies kupu- kupu yang dominan. Semakin kecil nilai kemerataan spesies, maka penyebaran
spesies tidak merata dan terjadi dominasi oleh spesies kupu-kupu tertentu.
Kesamaan Jaccard Cj dan Sorensen Cs spesies kupu-kupu antara hutan koridor-lahan pertanian, hutan koridor-perkebunan teh dan lahan pertanian-
perkebunan teh cukup tinggi, yaitu berturut-turut sebesar Cj=0.76 Cs=0.85, Cj=0.61 Cs=0.80, dan Cj=0.64 Cs=0.78. Hal ini disebabkan karena beberapa
spesies tumbuhan inang ditemukan di ketiga habitat tersebut. Selain itu, ketiga tipe habitat letaknya berdekatan, sehingga spesies kupu-kupu dapat melakukan
aktivitas di ketiga habitat tersebut.
Nilai estimasi kupu-kupu yang dikoleksi dari hutan koridor, lahan pertanian, dan perkebunan teh mencapai 95.69. Hasil ini mengindikasikan
pengamatan keragaman kupu-kupu dengan metode scan sampling dengan alat jaring adalah efektif. Hal ini berarti pengambilan contoh kupu-kupu yang
dilakukan dapat menggambarkan 95.69 spesies kupu-kupu yang ada di ketiga lokasi.
Selama penelitian dari bulan Maret sampai Agustus 2008, kisaran waktu pukul 09.00-11.00 dan 13.00-13.59 WIB ditemukan kupu-kupu dengan
kelimpahan tinggi. Jumlah individu, spesies, dan indeks keragaman spesies kupu- kupu berbeda setiap bulan. Perbedaan keragaman kupu-kupu setiap bulan
berkaitan dengan faktor lingkungan. Faktor lingkungan yang berperan dalam keberadaan dan keragaman kupu-kupu diantaranya musim, suhu, curah hujan,
cahaya, kelembaban, vegetasi, predator, dan parasit. Jumlah individu dan spesies kupu-kupu lebih banyak ditemukan di musim penghujan daripada musim
kemarau. Curah hujan yang tinggi mengakibatkan kematian larva dan pupa spesies kupu-kupu.
Hasil penelitian menunjukkan keragaman spesies kupu-kupu tertinggi terjadi pada pukul 09.00-09.59 dan terendah pada pukul 07.00-07.59. Kupu-kupu
merupakan hewan poikiloterm, dimana suhu tubuh dipengaruhi oleh suhu lingkungan. Kupu-kupu umumnya memerlukan suhu tubuh 25
o
-41
o
C untuk melakukan aktivitasnya. Kupu-kupu akan berjemur basking sebelum terbang
untuk memperoleh suhu tubuh optimal . Keragaman spesies kupu-kupu berkorelasi negatif dengan suhu dan
berkorelasi positif dengan curah hujan dan ketinggian. Hal ini berarti semakin tinggi suhu lingkungan maka semakin rendah kelimpahan spesies kupu-kupu.
Semakin rendah curah hujan dan ketinggian, semakin tinggi kelimpahan spesies kupu-kupu.
Pada penelitian ini, keragaman kupu-kupu dalam kaitannya dengan volume nektar, menunjukkan tingginya volume nektar di pagi hari tidak diikuti
oleh tingginya keragaman kupu-kupu. Keragaman kupu-kupu berhubungan dengan keragaman tumbuhan penghasil nektar dan kandungan gula dalam nektar.
Berdasarkan hasil penelitian ini, maka perlu adanya perhatian khusus terhadap spesies spesifik kupu-kupu agar tidak mengalami kepunahan dengan
konservasi. Konservasi spesies spesifik kupu-kupu dilakukan dengan mengkonservasi tumbuhan inang, tidak menangkap kupu, menjaga habitat kupu-
kupu dan melakukan penangkaran kupu-kupu.
Sisik sayap kupu-kupu memiliki bentuk dan tipe yang berbeda pada setiap spesies. Tipe sisik sayap kupu-kupu berfungsi dalam pola dan warna pada
permukaan sayap. Pola warna sayap kupu-kupu adalah unik dan bersifat individual. Warna sisik sayap tergantung pada struktur dan sifat optik sisik.
Struktur sisik berkorelasi dengan pigmentasi. Pigmen melanin dan pterin memberikan warna kuning, merah, cokjlat, dan hitam. Warna sayap kupu-kupu
berbeda memiliki fungsi yang berbeda. Pola dan warna sisik merupakan faktor penting dalam termoregulasi.
Kata kunci: Nektar, lahan pertanian, perkebunan teh, sisik sayap, konservasi
© Hak Cipta Milik IPB, tahun 2009 Hak Cipta dilindungi Undang-Undang
1. Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa