Fekunditas HASIL DAN PEMBAHASAN

69

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Fekunditas

Fekunditas merupakan jumlah telur yang dihasilkan dalam satu siklus reproduksi. Fekunditas menunjukan kinerja dari induk. Kinerja induk yang terjadi tidaklah tetap, bergantung pada musim, makanan, dan genetik dari induk itu sendiri. Salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja induk ini adalah musim, pada musim panas terjadi penurunan jumlah produksi telur bila dibandingkan dengan musim hujan. Untuk menstabilkan jumlah produksi telur atau bahkan meningkatkan produksi telur maka diperlukan suatu inovasi berupa pemanfaatan Egg Stimulant yang dicampur didalam pakan. Salah satu bahan penyusun dari Egg Stimulant itu adalah Bacitracine Methyle Disalisilat BMD yang merupakan bahan yang biasa digunakan oleh peternak untuk meningkatkan efisiensi pakan tetapi belum pernah digunakan oleh petani ikan. Tabel 3. Pengaruh pemberian BMD terhadap fekunditas butir ikan Lele Sangkuriang Clarias sp Ulangan Kontrol 30 mg BMDkg ikan 50 mg BMDkg ikan 70 mg BMDkg ikan 1 71.240 73.315 103.912,5 236.860 2 67.536 74.976 214.665 260.084 3 58.800 63.360 150.070 260.000 Rerata 65.858,67 70.550,3 156.215,83 252.314,67 ± Sd 5215,27 5129,35 45.422,88 10.928,15 Pada Tabel 3 diperoleh nilai rata-rata fekunditas ikan paling tinggi terdapat pada perlakuan BMD 70 mg BMDkg ikan, yaitu sebesar 252.314,67 ± 10.928,15 butir, sedangkan nilai rata-rata fekunditas paling rendah terdapat pada perlakuan kontrol, yaitu sebesar 65.855,67 ± 5215,27 butir telur Tabel 3. Menururt Sunarma 2004 fekunditas lele Sangkuriang dengan bobot 1 kg sebesar 40.000 sampai dengan 60.000 butir telur per ekornya. Antar perlakuan menunjukkan pengaruh yang signifikan P0,05 terhadap kontrol, berdasarkan uji lanjut BNT 70 diketahui bahwa perlakuan 50 mg BMDkg ikan dan 70 mg BMDkg ikan memiliki tingkat signifikansi yang cukup besar Lampiran 7. Gambar 8 . Histogram fekunditas butir telur ikan Lele Sangkuriang Clarias sp Dari Gambar 8 dilihat bahwa dengan meningkatnya dosis BMD maka fekunditas juga meningkat. Pada perlakuan 30 mg BMDkg ikan perbedaan fekunditas kurang berbeda nyata bila dibandingkan dengan kontrol, sedangkan pada perlakuan 50 mg BMDkg ikan dan 70 mg BMDkg ikan berbeda nyata. Menurut Anggorodi 1985 BMD mampu meningkatkan penyerapan kalsium, magnesium dan phospor. Magnesium dan Phospor merupakan mineral anorganik yang dibutuhkan oleh tubuh untuk menjalankan proses-proses metabolismenya secara normal. Menurut FFDAC, BMD selain mampu menghancurkan racun dari bakteri Clostridium perifingens atau Clostridium walchii juga mampu meningkatkan efisiensi pakan. Pernyataan ini didukung oleh Rosen 1976 yang menjelaskan bahwa pemberian Zinc bacitracin 20-100 mg BMDkg ikan ransum pada ayam petelur akan meningkatkan produksi telur dan menurunkan konversi ransum dibandingkan dengan tanpa pemberian Zinc bacitracin. Dalam percobaannya, Wickler et al 1977 yang dikutip Kedi 1980 memperlihatkan bahwa selain sebagai pemacu pertumbuhan dan memperbaiki konversi ransum, Zinc bacitracin juga mampu mencegah terjadinya enteritis nekrotik. Meningkatnya efisiensi pakan berarti menurunkan konversi pakan, memiliki 2 keuntungan bagi ikan, yaitu pemanfaatan energi untuk menyerap sari-sari makanan menjadi lebih efisien karena konversi pakan yang rendah meningkatkan efisiensi pakan sehingga 10000 20000 30000 Fekunditas telur kontrol 70 mgkg 50 mg kg 30 mgkg 71 ketersediaan energi untuk reproduksi meningkat dan penyerapan bahan-bahan yang terkandung dalam pakan atau stimulan yang diberikan juga akan terjadi secara sempurna. Sehingga dengan semakin tinggi dosis pemakaian akan berdampak pada peningkatan fekunditas yang tinggi pula.

4.2. Rata-rata diameter telur