64
III. METODOLOGI
3.1 Waktu dan tempat
Penelitian ini dilakukan di Kolam Penelitian Perikanan Babakan dan Laboratorium Genetik Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian
Bogor, yang bekerja sama dengan Mina Unggul Farm. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 1 Agustus 2006 sampai dengan 5 Oktober 2006.
3.2. Alat dan bahan
Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain bak pemeliharaan induk berukuran 4 x 2 x 3 m
3
sebanyak 4 buah bak, alat bedah, mangkok, gelas fiber, bulu ayam, mikroskop cahaya dengan pembesaran 4 kali, akuarium 100 x
50 x 50 cm
3
, botol film, timbangan digital, dan cawan. Sedangkan bahan yang digunakan adalah induk lele sangkuriang sebanyak 12 pasang, Egg Stimulant,
spidol permanen, ovaprim, larutan fisiologis merek Na-Otsu dan larutan sierra.
3.3. Metoda penelitian
Induk yang digunakan sebanyak 12 induk betina dengan bobot biomassa induk untuk kontrol adalah 3 kg, perlakuan 30 mg BMDkg ikan adalah 2,5 kg,
perlakuan 50 mg BMDkg ikan adalah 3,1 kg dan perlakuan 70 mg BMDkg ikan adalah 3,5 kg, masing- masing perlakuan terdiri dari tiga induk betina dan
dipelihara pada bak terpisah. Adapun takaran kombinasi Egg Stimulant dan pelet untuk masing- masing perlakuan adalah sebagai berkut:
1. Perlakuan 1 = Kontrol : 90 gram pakan. 2. Perlakuan 2 30 mg BMDkg ikan : 75 gram pakan + 1,45 gram Egg
Stimulant per hari contoh perhitungan Lampiran 10. 3. Perlakuan 3 50 mg BMDkg ikan: 93 gram pakan + 2,98 gram Egg
Stimulant per hari contoh perhitungan Lampiran 11. 4. Perlakuan 4 70 mg BMDkg ikan: 105 gram pakan + 4,67 gram Egg
Stimulant per hari contoh perhitungan Lampiran 12. Pakan diberikan 2 kali sehari pada pagi dan malam hari hingga inti telur
mencapai GVBD. Adapun metoda pencampuran Egg Stimulant dalam pakan adalah: pertama-tama pakan dicampur dengan tepung kanji sebanyak 30 dari
bobot pakan dan diaduk hingga merata, tepung kanji ini berperan sebagai pengikat
65 atau binder antara Egg Stimulant dengan pakan. Kemudian serbuk Egg Stimulant
dilarutkan kedalam air ha ngat dan diaduk. Setelah itu larutan Egg Stimulant tadi dimasukkan ke dalam pelet yang telah bercampur dengan tepung kanji dan diaduk
hingga tercampur secara sempurna. Pemberian larutan Egg Stimulant ke dalam pakan dilakukan secara sedikit demi sedikit. Setelah itu pelet diangkat dan
diletakkan di tempat teduh hingga kering oleh angin selama 15 menit, setelah kering campuran pelet dengan Egg Stimulant diberikan ke ikan.
Setiap 2 minggu sekali dilakukan sampling telur dengan menggunakan kateter hingga diperoleh telur yang mencapai fase GVBD, kateter adalah alat yang
digunakan untuk mengambil contoh telur. Telur yang telah diambil disimpan dalam botol film yang telah diberi larutan fisiologis, kemudian dibawa ke
laboratorium untuk dianalisa secara mikroskopis. Sebelum diamati dibawah mikroskop, telur ditetesi dengan larutan sierra, didiamkan ± 15 menit kemudian
diamati dengan pembesaran 4 kali. Larutan sierra adalah campuran antara larutan alkohol absolut, formalin 40 dan asetat glasial dengan perbandingan 6:3:1.
Fungsi dari larutan ini adalah untuk mengetahui posisi inti telur, kemudian diukur diameter telurnya. Apabila telah diperoleh telur yang telah mencapai fase GVBD,
maka induk itu segera dipijahkan dan diamati fekunditas, derajat pembuahan FR dan derajat penetasan HR.
Pada saat pemijahan, hal pertama yang dilakukan adalah mempersiapkan kaca sampling Gambar 7. Kaca sampling memiliki panjang 65 cm dan lebar 15
cm dibagi menjadi 39 buah kotak-kotak kecil yang berdimensi 5 x 5 cm
2
, diletakkan pada akuarium secara mendiagonal dari kiri atas ke kanan bawah.
Kegiatan pemijahan dilakukan secara buatan. Ikan betina disuntik menggunakan ovaprim dengan dosis 0.2 ml yang diencerkan dengan akuabides hingga
volumenya menjadi 0.5 ml. Ovaprim merupakan obat yang mengandung hormon gonadotropin, berperan dalam mempercepat proses ovulasi. Penyuntikan
dilakukan secara intraperitonial. Induk betina yang telah disuntik dikarantina selama 12 jam pada bak berbeda sesuai dengan perlakuan. Setelah 12 jam induk
betina di-striping dan induk jantan dibedah untuk diambil gonad jantannya. Telur yang telah keluar dari oviduct ditimbang menggunakan timbangan digital dan
diukur berat totalnya, kemudian ditimbang berat telur contoh dari telur total yang
66 keluar dan dihitung jumlah telur contoh. Jumlah telur contoh per berat telur
contoh dikali dengan berat telur total merupakan nilai dari fekunditas induk KomPers,2006.
Gambar 7.
Kaca sampling untuk menghitung derajat pembuahan dan derajat
penetesan ikan lele sangkuriang.
Setelah dihitung fekunditasnya, telur dicampur dengan sperma yang telah diencerkan dengan larutan fisiologis ± selama 5 menit hingga tampak bintik
merah pada telur. Kemudian disebar merata kedalam tiga akuarium. Dalam waktu 26 jam telur mene tas dan dihitung HR dan FR. FR dihitung setelah 5 jam
pembuahan.
3.4. Parameter yang diamati 3.4.1. Nilai tengah diameter telur mm