BOD TOM Karakteristik Fisika-Kimia Air 1. Suhu

ditetapkan oleh Menteri Negara Lingkungan Hidup melalui KEP No-51MNLHI2004 yaitu 3 mgl MNLH 2004. Konsentrasi oksigen terlarut dapat menentukan kondisi perairaan. Menurut Lee et al. 1978 dalam Razak 2002 menyatakan bahwa kisaran DO antara 4.50-6.50 mgl menunjukkan perairan tersebut tercemar ringan namun apabila nilai DO 6.50 mgl perairan tersebut tergolong tidak tercemar atau masih dalam kondisi yang alami. Konsentrasi oksigen terlarut dalam perairan dipengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya suhu, salinitas, pH serta proses dekomposisi dan respirasi organisme. Menurut Brower et al. 1990 bahwa semakin tinggi suhu kelarutan oksigen akan semakin berkurang, dimana kenaikan suhu 1 °C akan meningkatkan metabolisme organisme dan meningkatkan konsumsi oksigen sekitar 10 . Salmin 2005 menyatakan bahwa DO memegang peranan penting sebagai indikator biologis karena oksigen terlarut berperan dalam proses oksidasi dan reduksi bahan organik dan anorganik. 2 4 6 8 1 2 3 4 5 6 7 Stasiun Pengamatan O k si g en T er la ru t m g l . Gambar 10 Nilai rata-rata DO di lokasi penelitian.

4.1.9. BOD

5 Konsentrasi oksigen biologis pada Perairan Percut Sei Tuan tergolong rendah. Nilai tertinggi dijumpai pada Stasiun 2 dengan nilai rata-rata 4.79 mgl dan terendah 1.36 mgl pada Stasiun 6 Lampiran 9. Menurut Salmin 2005 untuk mengetahui kualitas air dalam suatu perairan dapat dilakukan dengan pengamatan beberapa parameter lingkungan diantaranya DO dan BOD 5 . Nilai BOD 5 pada Stasiun 1, 2, 3 dan 4 tidak terlalu bervariasi, sedangkan pada Stasiun 5, 6 dan 7 cukup bervariasi. Nilai BOD 5 dalam suatu perairan sangat berhubungan dengan ada tidaknya pemasukan bahan organik dari daratan serta ketersediaan oksigen bagi mikroorganisme dalam melakukan proses dekomposisi. Rendahnya nilai BOD 5 berarti tingkat konsumsi oksigen oleh mikroorganisme dalam proses dekomposisi juga rendah. BOD 5 pada perairan Percut Sei Tuan berkisar antara 0.35-5.62 mgl dan untuk masing-masing stasiun tidak berbeda nyata Gambar 11. Nilai BOD 5 pada perairan ini masih sesuai dengan baku mutu air untuk biota yang ditetapkan oleh Menteri Negara Lingkungan Hidup KEP No-51MNLHI2004 bahwa nilai BOD 5 yang masih dapat menopang kehidupan biota adalah 25 mgl MNLH 2004. Menurut Sastrawijaya 1991 perairan alami memiliki nilai BOD 5 antara 0.50-7.00 mgl. Perairan yang memiliki nilai BOD 5 10 mgl dianggap tercemar. 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6 7 Stasiun Pengamatan B O D 5 m g l . Gambar 11 Nilai rata-rata BOD 5 di lokasi penelitian.

4.1.10. TOM

Kandungan bahan organik terlarut pada masing-masing stasiun menunjukkan nilai yang bervariasi. TOM tertinggi dijumpai pada Stasiun 1 dengan rata-rata sebesar 22.22 mgl yang terendah dengan rata-rata 7.95 mgl. Kandungan TOM dalam perairan sangat dipengaruhi oleh pemasukan zat-zat dari daratan dan adanya erosi dari hulu sungai yang banyak mengandung bahan organik. TOM pada suatu perairan akan mempengaruhi kandungan bahan organik di sedimen melalui proses pengendapan ke dasar perairan. Laju pengendapan tersebut sangat dipengaruhi oleh kecepatan arus. Partikel yang halus akan terbawa oleh aliran air yang deras. Kisaran TOM pada perairan ini cukup tinggi yaitu berkisar antara 6.79-23.54 mgl Gambar 12. Kandungan TOM dalam perairan sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adanya pemasukan bahan organik dari lingkungan sekitarnya dan kecepatan arus. Secara keseluruhan nilai TOM lebih tinggi ke arah muara sungai namun tidak berbeda nyata untuk tiap-tiap stasiunnya Gambar 12, hal ini sangat berhubungan dengan kecepatan arus yang semakin kecil ke arah muara dan juga nilai salinitas yang semakin tinggi, dimana tingginya salinitas sangat berhubungan dengan kandungan bahan-bahan mineral yang ada dalam perairan tersebut. 4 8 12 16 20 24 28 1 2 3 4 5 6 7 Stasiun Pengamatan T O M m g l . Gambar 12 Nilai rata-rata TOM di lokasi penelitian. 4.2. Karakteristik Fisika-Kimia Sedimen 4.2.1. Tekstur Sedimen